Liputan6.com, Jakarta Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1930, Liga Indonesia telah melahirkan berbagai pemain legendaris yang tidak hanya berjaya di level klub, tetapi juga membawa nama Timnas Indonesia ke pentas internasional. Setiap dekade sepak bola Indonesia memiliki sosok-sosok yang menginspirasi, membentuk sejarah dan perkembangan olahraga ini di tanah air.
Seiring berjalannya waktu, beberapa pemain Indonesia tidak hanya meninggalkan jejak di kompetisi domestik, tetapi juga menjadi pahlawan nasional di ajang internasional. Mereka dengan julukan uniknya, mampu membuktikan bahwa talenta asli Indonesia bisa menjadi sosok yang handal dalam memajukan sepak bola dalam negeri.
Dari generasi awal seperti Andi Ramang yang berjuang di masa-masa sulit, hingga Boaz Solossa yang masih aktif memberi kontribusi besar untuk Timnas Indonesia, berikut adalah pemain-pemain yang telah mengukir sejarah besar, dirangkum Liputan6 dari berbagai sumber, Rabu (13/11).
Andi Ramang: Legenda Macan Asia dari Makassar
Andi Ramang, lahir pada 24 April 1924 di Makassar, Sulawesi Selatan, adalah salah satu pemain yang meletakkan dasar sepak bola Indonesia. Memulai karier di PSM Makassar, Ramang dikenal dengan kemampuannya yang luar biasa di lini depan. Di era 1940-an hingga 1960-an, Ramang menjadi sosok penyerang yang ditakuti, dengan tendangan keras dan akurasi yang memukau.
Sebagai bagian dari Timnas Indonesia, Ramang mencetak sejarah dengan membawa Timnas Indonesia tampil gemilang pada tur Asia Timur 1953, di mana ia mencetak 19 gol dari 25 gol yang dicetak timnya. Timnas Indonesia berhasil meraih lima kemenangan dari enam laga, menjadikan mereka dijuluki 'Macan Asia'. Pada 1958, Ramang juga hampir membawa Indonesia ke Piala Dunia sebelum akhirnya tim harus mundur dari kualifikasi akibat alasan politik.
Sayangnya, meskipun berprestasi gemilang, karier Ramang tak lepas dari cobaan. Ia harus menghadapi kehidupan yang sulit, bahkan terjerat kasus skandal Senayan pada 1962 yang mengakhiri karier internasionalnya. Meskipun begitu, namanya tetap dihormati oleh FIFA, yang menyebutnya sebagai salah satu sosok yang membawa Indonesia ke puncak kejayaan pada tahun 1950-an.
Soetjipto Soentoro: Penyerang Berbahaya di Era 1960-an
Soetjipto Soentoro, atau yang lebih dikenal dengan julukan Gareng, merupakan penyerang tersubur Indonesia di era 1960-an. Lahir pada 16 Juni 1941 di Bandung, Soetjipto bermain untuk Timnas Indonesia antara tahun 1965 hingga 1970, dan berhasil mencetak 37 gol dalam 61 penampilan. Dikenal dengan tubuh mungil namun kecepatan luar biasa, Gareng menjadi sosok yang mengancam di lini depan lawan.
Salah satu momen tak terlupakan dalam karier Gareng adalah ketika ia mencetak trigol ke gawang Werder Bremen dalam tur Eropa pada 1967. Berkat penampilannya, Gareng ditawari untuk bermain di klub tersebut, namun ia memilih tetap berjuang bersama Timnas Indonesia. Puncak kejayaannya terjadi saat Indonesia menjuarai Piala Emas Agha Khan 1966 dan Piala Raja 1968. Bahkan, pada turnamen Merdeka 1968, Gareng sempat memborbardir gawang China dengan lima gol.
Iswadi Idris: Pemain Serbabisa dengan Kecepatan Luar Biasa
Iswadi Idris, yang lahir pada 2 November 1949 di Aceh, dikenal sebagai salah satu pemain terbaik Indonesia dengan kecepatan luar biasa. Meskipun hanya berpostur 165 cm, Iswadi menjadi salah satu pemain sayap terbahaya di Asia pada dekade 1970-an hingga 1980-an. Kecepatan larinya, yang tercatat sebagai yang tercepat di Asia pada masanya, menjadikannya sosok yang sulit dihentikan lawan.
Selain itu, Iswadi Idris juga dikenal sebagai salah satu pencetak gol terbanyak Timnas Indonesia. Dengan 55 gol dalam 97 penampilan, ia menempati posisi kedua dalam daftar pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah timnas setelah Abdul Kadir. Keberhasilannya membawa Indonesia meraih medali perak di Asian Games 1970 dan menjadi bagian penting dari tim yang menjuarai Piala Raja 1970, membuktikan kualitasnya sebagai pemain serbabisa.
Robby Darwis: Pilar Persib dan Timnas Indonesia
Robby Darwis, lahir pada 8 November 1967, adalah salah satu bek tangguh terbaik yang dimiliki Indonesia. Karier internasionalnya bersama Timnas Indonesia meliputi 53 pertandingan dengan tiga gol, namun prestasinya yang paling gemilang adalah saat ia mempersembahkan dua medali emas di SEA Games 1987 dan 1991. Di level klub, Robby juga menjadi pemain penting bagi Persib Bandung, membawa timnya menjuarai Perserikatan pada 1986 dan 1990.
Selain prestasi di klub, Robby juga dikenal dengan kepemimpinannya yang luar biasa. Ia turut berperan dalam kemenangan Persib Bandung atas AC Milan pada tahun 1994 dalam pertandingan persahabatan, meski Persib harus menelan kekalahan telak 0-8. Meski kalah, Robby menganggap itu sebagai pengalaman berharga melawan salah satu klub terbaik dunia.
Kurniawan Dwi Yulianto: Kebangkitan Sepak Bola Indonesia
Kurniawan Dwi Yulianto, yang lahir pada 13 Juli 1976 di Magelang, adalah striker yang mewarnai kompetisi Liga Indonesia pada akhir 1990-an hingga 2000-an. Meski sempat mengalami masa-masa suram akibat cedera dan kontroversi, Kurniawan berhasil bangkit dan menjadi salah satu pemain paling penting dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Kurniawan mencetak 33 gol untuk Timnas Indonesia dalam 59 penampilan, dan menjadi salah satu pencetak gol terbanyak sepanjang masa. Setelah bermain untuk klub-klub besar seperti Pelita Jaya dan PSM Makassar, ia turut membawa Indonesia meraih prestasi penting di Piala Asia 2000 dan SEA Games 2001. Kurniawan kini beralih ke dunia kepelatihan, melanjutkan kontribusinya bagi sepak bola Indonesia.
Bambang Pamungkas: Sang Kapten yang Menginspirasi
Bambang Pamungkas, atau Bepe, adalah salah satu striker paling berpengaruh dalam sejarah Timnas Indonesia. Dengan total 178 gol di Liga Indonesia, Bambang memegang rekor sebagai pencetak gol terbanyak ketiga sepanjang sejarah kompetisi domestik. Selain itu, Bepe tercatat 87 kali membela Timnas Indonesia dari tahun 1998 hingga 2012, dan menjadi pemain paling banyak tampil dalam sejarah Timnas.
Kehadiran Bambang di Timnas Indonesia menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda. Selain menjadi top scorer Liga Indonesia 2000, Bambang juga mempersembahkan kemenangan bagi Indonesia di Piala Asia 2007, serta menjuarai Liga 1 bersama Persija Jakarta pada 2018.
Firman Utina: Motor Serangan Timnas Indonesia
Firman Utina adalah gelandang yang menjadi bagian integral dari lini tengah Timnas Indonesia selama lebih dari satu dekade. Ia dikenal sebagai pemimpin di lapangan dengan kemampuan passing dan visi bermain yang luar biasa. Pada Piala AFF 2010, Firman memberikan kontribusi besar dengan menjadi pengumpan utama bagi gol-gol yang dicetak oleh Cristian Gonzales dan Budi Sudarsono.
Firman juga merupakan pemain yang penting dalam perjalanan Timnas Indonesia menuju final Piala AFF 2010. Meski kalah dari Malaysia, peran Firman sebagai kapten yang memimpin tim selama turnamen ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Ia menjadi simbol kepemimpinan dan kualitas permainan yang diidamkan oleh banyak pemain muda.
Boaz Solossa: Talenta Papua yang Bersinar
Boaz Solossa, lahir di Sorong, Papua pada 16 November 1986, adalah salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Dengan kemampuan teknis luar biasa dan insting mencetak gol yang tajam, Boaz menjadi pemain kunci bagi Persipura Jayapura dan Timnas Indonesia. Ia telah meraih lima gelar Liga Indonesia bersama Persipura dan menjadi pencetak gol terbanyak keempat sepanjang sejarah Liga Indonesia.
Siapa pemain legendaris yang pertama kali membawa Indonesia ke level internasional?
Andi Ramang adalah salah satu pemain yang membawa Indonesia ke kancah internasional, bahkan hampir membawa Indonesia ke Piala Dunia 1958.
Apa prestasi terbesar yang diraih Timnas Indonesia dalam sejarahnya?
Prestasi terbesar Timnas Indonesia adalah meraih medali emas di SEA Games 1987 dan 1991.
Mengapa sepak bola Indonesia mengalami tantangan dalam perkembangan karier pemain?
Sepak bola Indonesia menghadapi tantangan dalam hal finansial dan infrastruktur