Temukan Dua Kucing Tersembunyi dalam 9 Detik, Ilusi Optik Ini Bikin Mikir

Liputan6.com, Jakarta Kemampuan untuk memperhatikan detail sebuah gambar sering kali menjadi hal yang membedakan seseorang yang sekadar melihat dengan seseorang yang benar-benar mengamati.

Pada era digital seperti saat ini, tantangan-tantangan visual tentunya menjadi salah satu cara yang paling menarik untuk menguji dan melatih ketajaman penglihatan serta fokus seseorang.

Salah satu bentuk latihan tersebut adalah ilusi visual yaitu gambar-gambar yang dirancang khusus untuk mengelabui mata dan memicu otak untuk berpikir lebih dalam dari sekadar pandangan pertama.

Ilusi visual bukan hanya hiburan semata. Banyak penelitian menunjukkan bahwa aktivitas ini bermanfaat untuk mempertajam fungsi kognitif, meningkatkan konsentrasi, dan bahkan membantu mencegah penurunan daya ingat seiring bertambahnya usia.

Berikut Liputan6.com merangkum dari Jagran Josh tentang ilusi optik temukan dua kucing tersembunyi, Rabu (7/5/2025).

Apakah Kamu Pemikir Positif Atau Negatif ? (Tes Kepribadian)

Dalam tantangan kali ini, kamu disuguhkan sebuah gambar bergaya vintage yang tampak biasa saja yaitu gambar sebuah keluarga yang sedang bersantai di ruang tamu.

Dalam gambar tersebut tersembunyi dua ekor kucing yang tidak mudah ditemukan. Mereka tidak bersembunyi di balik benda atau berada di tempat gelap—melainkan tersembunyi di tempat yang sepintas terlihat jelas, namun sering luput dari perhatian.

Kamu hanya disediakan waktu 9 detik untuk menemukan dua hewan menggemaskan tersebut. Meski singkat, namun jika fokus kamu bisa dengan mudah menemukannya.

Apakah kamu berhasil menemukan dua kucing tersembunyi dalam waktu 9 detik? Jangan lupa bagikan kuis ilusi optik sederhana ini kepada teman dan keluarga kamu.

Bagi kamu yang berhasil, ini bisa menjadi bukti bahwa kamu memiliki pengamatan visual yang sangat baik. Namun bagi yang belum menemukannya, jangan khawatir, karena seperti keterampilan lainnya, kemampuan mengamati juga bisa dilatih dan ditingkatkan.

Selma Intania Hafidha, Septika ShidqiyyahTim Redaksi