Tata Cara Sungkem Lebaran yang Baik Beserta Hukumnya dalam Islam, Apakah Wajib?

1 day ago 6

Liputan6.com, Jakarta Lebaran menjadi momen istimewa bagi umat Islam untuk mempererat silaturahmi dan saling memaafkan. Salah satu tradisi yang masih melekat di masyarakat, terutama di Jawa adalah sungkeman. Prosesi ini melibatkan sikap hormat dari yang lebih muda kepada yang lebih tua dengan bersimpuh, mencium tangan, dan mengucapkan permohonan maaf.

Sungkeman sendiri telah berpadu harmonis dengan nilai-nilai Islam. Permintaan maaf dan penghormatan kepada orang tua merupakan ajaran penting dalam agama Islam, dan sungkeman menjadi salah satu wujudnya. Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di Indonesia.

Namun, ada pertanyaan yang kerap muncul mengenai sungkem, terutama terkait hukumnya dalam Islam. Apakah sungkeman merupakan ajaran yang dianjurkan? Bagaimana Islam memandang sikap hormat yang dilakukan dengan cara bersimpuh? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini akan mengupas tata cara sungkem Lebaran yang benar serta bagaimana hukumnya dalam Islam menurut berbagai pendapat ulama, dirangkum Liputan6 berikut ini.

Promosi 1

Makna dan Sejarah Sungkeman dalam Tradisi Lebaran

Sungkeman berasal dari budaya Jawa yang mengandung arti bersujud atau memberikan penghormatan kepada orang yang lebih tua. Tradisi ini dipercaya telah ada sejak masa pemerintahan KGPAA Sri Mangkunegara I di tanah Jawa, yang kemudian berkembang luas hingga menjadi bagian dari tradisi Lebaran di Indonesia.

Secara umum, sungkem dilakukan sebagai bentuk penghormatan dari anak kepada orang tua, cucu kepada kakek-nenek, serta yang lebih muda kepada yang lebih tua. Selain sebagai wujud bakti, sungkem juga menjadi momen untuk meminta restu dan doa kepada orang tua agar kehidupan ke depan menjadi lebih baik.

Dalam Islam, penghormatan kepada orang tua dan orang yang lebih tua sangat dianjurkan. Bahkan, dalam hadis Nabi disebutkan bahwa memuliakan orang tua adalah bagian dari ajaran Islam yang harus dijaga. Oleh karena itu, meskipun sungkem merupakan tradisi lokal, maknanya sejalan dengan ajaran Islam tentang penghormatan kepada sesama.

Tata Cara Sungkem Lebaran yang Benar

Agar sungkem dapat dilakukan dengan baik dan sesuai adab, ada beberapa tata cara yang perlu diperhatikan:

1. Posisi duduk orang tua

  • Orang yang lebih tua, seperti orang tua atau kakek-nenek, duduk di tempat yang lebih tinggi, misalnya di kursi atau di tempat duduk khusus. Posisi ini melambangkan penghormatan dan menunjukkan bahwa mereka memiliki kedudukan yang lebih mulia dalam keluarga.

2. Posisi tubuh orang yang lebih muda

  • Orang yang lebih muda berjongkok atau bersimpuh di hadapan orang tua dengan kepala menunduk.Posisi ini menunjukkan sikap rendah hati dan ketulusan dalam meminta maaf.Mengucapkan permohonan maaf

3. Sampaikan permohonan maaf dengan kalimat yang tulus, misalnya:

  • "Mohon maaf atas segala kesalahan yang telah saya perbuat, baik yang disengaja maupun tidak disengaja."Bisa juga disertai dengan doa agar orang tua diberikan kesehatan dan keberkahan.

4. Mencium tangan sebagai tanda hormat

  • Setelah mengucapkan permohonan maaf, cium tangan orang tua sebagai bentuk penghormatan. Jika tidak memungkinkan, cukup menempelkan dahi atau pipi ke tangan mereka sebagai simbol kasih sayang.

5. Mendoakan orang tua

  • Setelah sungkem, biasanya orang tua akan memberikan doa dan nasihat.Dengarkan dengan baik dan ucapkan amin sebagai bentuk penghormatan terhadap doa mereka.Dengan menjalankan tata cara ini, sungkem tidak hanya menjadi formalitas, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan keluarga dan memperkuat nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

Hukum Sungkeman dalam Islam

Dalam Islam, segala bentuk penghormatan kepada orang tua dan orang yang lebih tua sangat dianjurkan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar sungkem tetap sesuai dengan syariat Islam.

1. Tidak menyerupai ibadah kepada Allah

  • Islam melarang bentuk penghormatan yang menyerupai ibadah kepada Allah, seperti sujud dan ruku’.Oleh karena itu, posisi bersimpuh dalam sungkem tidak boleh menyerupai gerakan sujud dalam sholat.

2. Dibolehkan selama bukan bentuk pengagungan yang berlebihan

  • Imam al-Nawawi dalam Raudlah al-Thalibin menyatakan bahwa mencium tangan seseorang karena keilmuannya, kezuhudannya, atau usianya yang lebih tua tidak makruh dan diperbolehkan dalam Islam.Hal ini menunjukkan bahwa sungkem sebagai bentuk penghormatan masih dalam batas yang diperbolehkan, selama tidak berlebihan.

3. Melestarikan tradisi selama tidak bertentangan dengan syariat

  • Sayyidina Ali pernah menyatakan bahwa mengikuti tradisi yang tidak bertentangan dengan Islam merupakan bentuk akhlak yang baik.Dalam Islam, meninggalkan tradisi yang tidak bertentangan dengan syariat dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji.Berdasarkan pendapat para ulama, sungkem diperbolehkan dalam Islam, asalkan dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan bukan sebagai bentuk pengagungan yang menyerupai ibadah kepada Allah.
  • Menurut Imam al-Nawawi, hukum sungkeman dalam Islam adalah sah dan tidak bertentangan dengan syarita, musabab ini bagian dari bentuk penghormatan yang muda ke yang tua.

“Tidak makruh mencium tangan karena kezuhudan, keilmuan dan faktor usia yang lebih tua.” (al-Imam al-Nawawi, Raudlah al-Thalibin, juz 10, halaman 233), mengutip NU Online.

Hikmah dan Manfaat Sungkeman Lebaran

Sungkeman bukan sekadar tradisi, tetapi juga memiliki banyak hikmah dan manfaat, baik dari segi sosial maupun spiritual.

1. Mempererat hubungan keluarga

Sungkeman menjadi momen yang mempererat hubungan antara anak dan orang tua, serta antara anggota keluarga lainnya.Dengan adanya sungkem, suasana Lebaran menjadi lebih hangat dan penuh kasih sayang.Melatih sikap rendah hati

Dengan bersimpuh dan meminta maaf, seseorang belajar untuk merendahkan hati dan mengakui kesalahan.Ini sejalan dengan ajaran Islam tentang pentingnya akhlak yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Meningkatkan keberkahan dalam hidup

Dalam Islam, doa orang tua sangatlah penting dan diyakini mustajab.Dengan sungkem, seseorang berkesempatan mendapatkan doa dan restu dari orang tua, yang dapat membawa keberkahan dalam hidupnya.Dengan berbagai manfaat ini, sungkem menjadi tradisi yang tidak hanya memiliki nilai budaya, tetapi juga memiliki makna yang sejalan dengan ajaran Islam.

Sungkeman dalam Islam: Tradisi atau Ibadah?

Banyak yang bertanya apakah sungkeman termasuk ibadah atau hanya sekadar tradisi. Berdasarkan pandangan ulama, sungkeman lebih condong sebagai tradisi yang baik, bukan ibadah yang memiliki aturan khusus dalam Islam.

Sungkeman bukan ibadah wajib

  • Tidak ada dalil dalam Islam yang mewajibkan umat Muslim untuk melakukan sungkem saat Lebaran.Sungkeman lebih merupakan bentuk adat dan budaya yang diwariskan turun-temurun.

Sungkeman sebagai bentuk etika dalam Islam

  • Nabi Muhammad SAW mengajarkan pentingnya berbudi pekerti yang baik kepada sesama.Tradisi seperti sungkem dapat menjadi bagian dari akhlak mulia jika dilakukan dengan niat yang baik.

Membantu menjaga warisan budaya yang positif

  • Selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam, menjaga tradisi yang baik merupakan hal yang dianjurkan.Sungkeman bisa menjadi salah satu cara untuk mempertahankan budaya penghormatan kepada orang tua.Dengan memahami bahwa sungkem adalah tradisi yang baik, umat Islam dapat terus melestarikannya sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang kepada orang tua dan sesama.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Sungkeman Lebaran (People Also Ask Google):

1. Apakah sungkem saat Lebaran wajib dalam Islam?

Tidak, sungkem bukan ibadah wajib dalam Islam, tetapi merupakan tradisi yang dianjurkan sebagai bentuk penghormatan kepada orang tua.

2. Bagaimana cara sungkem yang benar saat Lebaran?

Sungkeman dilakukan dengan bersimpuh di hadapan orang tua, mencium tangan, dan mengucapkan permohonan maaf dengan tulus.

3. Apakah Islam melarang sungkeman?

Tidak, Islam membolehkan sungkem selama tidak menyerupai sujud dalam ibadah dan dilakukan sebagai bentuk penghormatan, bukan pengagungan.

4. Apakah mencium tangan orang tua saat sungkem diperbolehkan dalam Islam?

Ya, menurut Imam al-Nawawi, mencium tangan karena keilmuan, usia, atau kezuhudan adalah hal yang diperbolehkan dalam Islam.

5. Mengapa sungkem penting dalam budaya Indonesia?

Sungkeman melestarikan nilai-nilai penghormatan, mempererat hubungan keluarga, dan menjadi sarana meminta restu serta doa dari orang tua.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |