Liputan6.com, Jakarta Stunting adalah masalah kesehatan yang serius karena dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak dalam jangka panjang. Kondisi ini terjadi ketika anak mengalami kekurangan nutrisi kronis, terutama pada seribu hari pertama kehidupannya, yang meliputi masa kehamilan hingga usia dua tahun. Pada tahap ini, tubuh dan otak anak berkembang dengan sangat cepat, sehingga kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan pertumbuhan yang terhambat.
Salah satu indikator yang paling jelas dari stunting adalah tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Namun, banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa stunting juga memiliki gejala tersembunyi lainnya yang perlu diwaspadai. Mengenali gejala stunting sejak dini sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang yang dapat mempengaruhi kualitas hidup
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memahami dan mengidentifikasi tanda-tanda stunting yang kurang terlihat agar dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat dan memberikan intervensi nutrisi yang diperlukan. Dengan demikian, anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, mencapai potensi penuh mereka dalam kehidupan, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(21/10/2024).
Data RISKESDAS menunjukkan bahwa prevalensi balita stunting pada 2018 mencapai 30,8 persen. Itu artinya, satu dari tiga balita mengalami perawakan pendek akibat malanutrisi kronis.
Gejala Stunting pada Anak
1. Pertumbuhan Tinggi Badan yang Terhambat
Salah satu indikasi stunting yang paling terlihat adalah terhambatnya pertumbuhan tinggi badan dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya. Anak yang mengalami kondisi ini umumnya memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata standar pertumbuhan. Penyebab utama dari kondisi ini adalah kurangnya asupan gizi yang memadai dan berkualitas selama periode pertumbuhan yang penting.
2. Berat Badan yang Rendah untuk Usia
Selain pertumbuhan tinggi yang terhambat, anak dengan stunting sering kali juga memiliki berat badan yang lebih rendah dari yang seharusnya untuk usianya. Walaupun berat badan bukan satu-satunya faktor penentu, berat badan yang tidak sesuai dengan usia dapat menandakan bahwa anak tersebut tidak memperoleh nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan yang sehat.
3. Keterlambatan Perkembangan Kognitif
Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik, tetapi juga memengaruhi perkembangan kognitif anak. Anak yang mengalami stunting mungkin mengalami keterlambatan dalam kemampuan berpikir, berbicara, dan belajar. Kondisi ini terjadi karena kurangnya nutrisi penting yang diperlukan oleh otak untuk berkembang secara optimal.
Tanda Stunting pada Anak
4. Sistem Imun yang Rentan
Anak-anak yang mengalami stunting umumnya memiliki sistem imun yang lemah, membuat mereka lebih mudah terkena infeksi dan penyakit. Kondisi ini terjadi karena kekurangan nutrisi penting yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan kekuatan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, anak-anak ini lebih sering jatuh sakit dan waktu pemulihannya menjadi lebih lama.
5. Perubahan Perilaku dan Kesehatan Emosional
Gejala stunting juga bisa terlihat dari perubahan perilaku dan kondisi kesehatan mental anak. Anak yang mengalami kondisi ini mungkin menunjukkan tanda-tanda seperti cepat lelah, kurang antusias, atau menghadapi masalah emosional. Kekurangan energi dan nutrisi memengaruhi suasana hati serta kemampuan mereka untuk berinteraksi dan bermain dengan lingkungan sekitar.
Dengan memahami tanda-tanda stunting ini, orang tua dapat lebih waspada dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Sangat penting untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika ada kekhawatiran mengenai pertumbuhan anak.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence