Liputan6.com, Jakarta Sholat Isya merupakan salah satu dari lima sholat wajib yang memiliki keunikan tersendiri dalam hal waktu pelaksanaannya. Berbeda dengan sholat wajib lainnya, rentang waktu untuk menunaikan sholat Isya relatif panjang dan seringkali menimbulkan pertanyaan tentang batas akhir pelaksanaannya.
Bagi umat Muslim yang tinggal di perkotaan dengan berbagai aktivitas malam atau mereka yang memiliki pekerjaan dengan jam kerja tidak tetap, pertanyaan "sholat Isya paling lambat jam berapa?" menjadi sangat relevan. Pemahaman yang tepat tentang batas waktu sholat Isya ini penting untuk memastikan ibadah tetap sah dan tidak terlewat.
Allah SWT telah menegaskan dalam Al-Quran tentang pentingnya melaksanakan sholat pada waktunya. Sebagaimana firman-Nya dalam Surah An-Nisa ayat 103:
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا
"Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."
Lalu kapan paling lambat kita bisa melaksanakan sholat isya? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (22/10/2024).
Satu hal yang dirindukan imigran Muslim di AS termasuk dari Indonesia adalah suara adzan dari masjid, mengingatkan sholat dan buka puasa saat Ramadan. Tapi di Minneapolis, Minnesota suara adzan kini terdengar, berkat dukungan pemda bagi umat Islam ya...
Waktu Mulainya Sholat Isya
Para ulama telah sepakat bahwa waktu sholat Isya dimulai ketika hilangnya syafaq (mega merah) di langit setelah waktu Maghrib. Fenomena alam ini ditandai dengan hilangnya cahaya merah di ufuk barat dan langit telah benar-benar gelap. Hal ini diperkuat dengan hadits dari Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhu yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang waktu sholat, di mana untuk Isya disebutkan dimulai dari hilangnya mega merah.
Ragam Pendapat Ulama Tentang Batas Akhir Sholat Isya
Dalam menentukan batas akhir waktu sholat Isya, para ulama memiliki beberapa pendapat yang berbeda, namun semuanya berdasarkan dalil-dalil yang kuat dari Al-Quran dan Sunnah. Mari kita telaah satu per satu pendapat tersebut beserta dalil-dalilnya.
Pendapat Pertama: Sepertiga Malam
Imam Syafi'i dalam qaul jadid, Abu Hanifah, dan pendapat masyhur dalam mazhab Maliki berpendapat bahwa batas akhir waktu sholat Isya adalah sepertiga malam. Mereka mendasarkan pendapat ini pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasa'i, di mana disebutkan bahwa Malaikat Jibril mendatangi Nabi SAW untuk melaksanakan sholat Isya ketika sepertiga malam yang pertama. Hadits tersebut berbunyi:
ثُمَّ جَاءَهُ لِلْعِشَاءِ حِينَ ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ الْأَوَّلُ
"Kemudian Jibril mendatangi Nabi SAW untuk melaksanakan sholat Isya ketika sepertiga malam yang pertama."
Pendapat Kedua: Setengah Malam
Sufyan Ats-Tsauri, Ibnul Mubarok, Ishaq, Abu Tsaur, mazhab Hanafi dan Ibnu Hazm berpendapat bahwa batas akhir sholat Isya adalah hingga setengah malam. Mereka berpegang pada hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhu, di mana Rasulullah SAW bersabda:
وَقْتُ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ الأَوْسَطِ
"Waktu sholat Isya adalah hingga setengah malam."
Pendapat Ketiga: Hingga Terbit Fajar
Sekelompok ulama lainnya, termasuk Atho', Ikrimah, Dawud Adz-Dzohiri, dan sebagian riwayat dari Ibnu Abbas serta Abu Hurairah, berpendapat bahwa waktu sholat Isya berlangsung hingga terbit fajar. Mereka mendasarkan pendapat ini pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Qotadah radhiyallahu 'anhu, di mana Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا التَّفْرِيطُ عَلَى مَنْ لَمْ يُصَلِّ الصَّلاَةَ حَتَّى يَجِىءَ وَقْتُ الصَّلاَةِ الأُخْرَى
"Hanyalah kelalaian bagi orang yang tidak mengerjakan sholat hingga datang waktu sholat yang lain."
Tarjih atau Pendapat Yang Terkuat
Imam Asy-Syaukani, setelah mengkaji berbagai dalil dan pendapat di atas, memberikan kesimpulan yang menarik. Beliau membagi waktu sholat Isya menjadi dua kategori: waktu ikhtiyari (utama) dan waktu dharuri (darurat). Waktu utama untuk sholat Isya adalah hingga setengah malam, sedangkan dalam kondisi darurat, diperbolehkan hingga terbit fajar.
Anjuran Tentang Waktu Pelaksanaan Sholat Isya
Meskipun terdapat keluasan waktu dalam pelaksanaan sholat Isya, Rasulullah SAW mengajarkan beberapa adab terkait waktu pelaksanaannya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, disebutkan:
كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
"Nabi SAW tidak menyukai tidur sebelum sholat Isya dan berbincang-bincang setelahnya."
Namun, dalam kondisi tertentu, Rasulullah SAW juga memberikan kemudahan. Sebagaimana dalam hadits:
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى لأَمَرْتُهُمْ أَنْ يُؤَخِّرُوا الْعِشَاءَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ أَوْ نِصْفِهِ
"Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku akan memerintahkan mereka untuk mengakhirkan sholat Isya hingga sepertiga atau setengah malam."
Dari pembahasan di atas, dapat dipahami bahwa sholat Isya paling lambat sebaiknya dilakukan sebelum setengah malam, meskipun dalam kondisi darurat diperbolehkan hingga terbit fajar. Namun, yang terpenting adalah tidak menjadikan keluasan waktu ini sebagai alasan untuk menunda-nunda sholat.
Sebagai Muslim yang baik, hendaknya kita berusaha melaksanakan sholat Isya di awal waktu atau setidaknya sebelum sepertiga malam, mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Keutamaan melaksanakan sholat di awal waktu telah dijelaskan dalam berbagai hadits, di antaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Daruquthni:
أَوَّلُ الْوَقْتِ رِضْوَانُ اللَّهِ وَوَسَطُ الْوَقْتِ رَحْمَةُ اللَّهِ وَاَخِرُالْوَقْتِ عَفْوُاللَّهِ عَزَّوَجَلّ
"Awal waktu (sholat) adalah keridhaan Allah, pertengahan waktu adalah rahmat Allah, dan akhir waktu adalah ampunan Allah."