Panduan Sholat Jamak Takhir Maghrib dan Isya di Waktu Isya: Niat, Tata Cara, dan Syaratnya

2 weeks ago 16

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda berada dalam situasi di mana waktu maghrib telah berlalu dan Anda belum sempat menunaikan sholat? Dalam kondisi tertentu, agama Islam memberikan kemudahan berupa sholat jamak takhir maghrib dan isya di waktu isya. Sholat jamak takhir maghrib dan isya di waktu isya merupakan salah satu bentuk rukhsah (keringanan) yang diberikan Allah SWT kepada umat-Nya, terutama bagi mereka yang sedang dalam perjalanan jauh atau menghadapi kondisi-kondisi tertentu yang mempersulit pelaksanaan sholat pada waktunya.

Sholat jamak takhir maghrib dan isya di waktu isya memungkinkan seseorang untuk melaksanakan sholat maghrib dan isya secara berurutan pada waktu isya. Hal ini tentu saja memberikan kemudahan bagi umat Islam yang sedang dalam perjalanan dan baru tiba di tempat tujuan pada waktu isya. Pemahaman yang baik tentang tata cara sholat jamak takhir maghrib dan isya di waktu isya sangat penting agar ibadah yang dilakukan tetap sah dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Untuk dapat melaksanakan sholat jamak takhir maghrib dan isya di waktu isya dengan benar, seorang muslim perlu memahami beberapa hal penting seperti niat, tata cara pelaksanaan, serta syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai ketentuan sholat jamak takhir maghrib dan isya, bacaan niat yang benar, tata cara pelaksanaannya, hingga bagaimana jika dikombinasikan dengan qasar. 

Simak informasi lengkapnya, dalam penjelasan yang telah Liputan6.com rangkum dibawah ini, pada Jumat (28/2).

Sholat Idul Fitri bagi umat muslim akan segera tiba. Ini dia syarat sholat ied massal versi fatwa MUI di masa pandemi Corona Covid-19.

Promosi 1

Pengertian Sholat Jamak Takhir

Sholat jamak takhir adalah salah satu bentuk keringanan (rukhsah) dalam menjalankan ibadah sholat bagi umat Islam. Secara bahasa, jamak berarti mengumpulkan atau menggabungkan, sedangkan takhir berarti mengakhirkan atau menunda. Jadi, sholat jamak takhir dapat diartikan sebagai penggabungan dua sholat wajib yang dilaksanakan pada waktu sholat yang kedua atau yang terakhir.

Dalam konteks sholat maghrib dan isya, jamak takhir berarti melaksanakan kedua sholat tersebut pada waktu isya. Pelaksanaan sholat jamak takhir berbeda dengan jamak taqdim yang menggabungkan dua sholat pada waktu sholat yang pertama. Keduanya merupakan bentuk keringanan yang diberikan Allah SWT kepada hambanya untuk mempermudah pelaksanaan ibadah.

Sholat jamak takhir merupakan implementasi dari prinsip kemudahan dalam agama Islam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 185:

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Yuriidullaahu bikumul yusra wa laa yuriidu bikumul 'usra

Artinya: "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu."

Selain itu, praktik sholat jamak juga didasarkan pada hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu Abbas RA yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah menjamak sholat Zuhur dan Ashar, juga Maghrib dan Isya di Madinah tanpa sebab takut atau hujan. Ini menunjukkan bahwa sholat jamak memang diperbolehkan dalam syariat Islam untuk memberikan kemudahan bagi umatnya.

Niat Sholat Jamak Takhir Maghrib dan Isya

Niat merupakan salah satu rukun dalam ibadah sholat. Tanpa niat yang benar, sholat tidak akan sah. Dalam pelaksanaan sholat jamak takhir maghrib dan isya, membaca niat dengan benar menjadi sangat penting untuk membedakan sholat tersebut dengan sholat lainnya.

Untuk sholat jamak takhir maghrib, niat yang dibaca adalah:

أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالعِشَاءِ جَمْعَ تأخِيْرٍلِلهِ تَعَالَى

Ushollii fardlozh maghribi salasa raka'aatin majmuu'an bingis 'isyaa'i Jam'a ta-khiirinin lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Saya niat shalat fardhu Maghrib tiga rakaat dijamak bersama Isya dengan jamak takhir karena Allah Ta'ala."

Setelah selesai melaksanakan sholat maghrib, dilanjutkan dengan melaksanakan sholat isya dengan niat:

أُصَلِّى فَرْضَ العِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالمَغْرِبِ جَمْعَ تأخِيْرٍلِلهِ تَعَالَى

Ushollii fardlozh 'isyaa'i arba'a raka'aatin majmuu'an ma'al magribi Jam'a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku berniat sholat isya' empat rakaat yang dijama' dengan maghrib, dengan jama' takhir, fardhu karena Allah Ta'aala."

Niat harus diucapkan dalam hati sebelum takbiratul ihram. Meskipun demikian, melafazkan niat dengan lisan juga diperbolehkan untuk membantu menghadirkan niat dalam hati. Yang terpenting adalah niat tersebut hadir dalam hati ketika memulai sholat.

Dalam konteks pembelajaran, menghafalkan lafaz niat menjadi penting agar tidak terjadi kekeliruan ketika akan melaksanakan sholat jamak takhir. Pemahaman akan makna dari niat tersebut juga perlu diketahui agar kita betul-betul menyadari apa yang sedang kita laksanakan.

Tata Cara Sholat Jamak Takhir Maghrib dan Isya

Pelaksanaan sholat jamak takhir maghrib dan isya di waktu isya memiliki tata cara yang perlu diperhatikan agar ibadah yang dilakukan tetap sah. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan sholat jamak takhir maghrib dan isya:

  • Pastikan sudah masuk waktu isya.
  • Berwudhu dengan sempurna.
  • Menghadap kiblat dan membaca niat sholat maghrib dengan niat jamak takhir seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
  • Melaksanakan sholat maghrib sebanyak 3 rakaat seperti biasa.
  • Setelah salam (selesai sholat maghrib), langsung bersiap untuk melaksanakan sholat isya.
  • Membaca niat sholat isya dengan niat jamak takhir.
  • Melaksanakan sholat isya sebanyak 4 rakaat seperti biasa.
  • Mengakhiri sholat dengan salam.

Dalam pelaksanaannya, perlu diingat bahwa kedua sholat tersebut tetap dilaksanakan secara lengkap dan terpisah. Artinya, sholat maghrib tetap 3 rakaat dan sholat isya tetap 4 rakaat. Yang berbeda hanyalah kedua sholat tersebut dilaksanakan secara berurutan pada waktu isya.

Sebagian ulama berpendapat bahwa antara sholat maghrib dan isya sebaiknya tidak dipisahkan dengan aktivitas lain yang panjang. Hal ini untuk menjaga kesinambungan antara kedua sholat tersebut. Namun, melakukan zikir singkat setelah sholat maghrib sebelum melaksanakan sholat isya tetap diperbolehkan.

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa pelaksanaan sholat jamak takhir ini hanya diperbolehkan dalam kondisi tertentu yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam syariat Islam.

Sholat Jamak Takhir Qasar Maghrib dan Isya

Selain jamak takhir, terdapat juga bentuk keringanan lain dalam ibadah sholat, yaitu qasar. Qasar adalah meringkas sholat yang berjumlah 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Dalam konteks sholat maghrib dan isya, kedua bentuk keringanan ini dapat dikombinasikan menjadi sholat jamak takhir qasar.

Perlu diketahui bahwa dalam kombinasi sholat jamak takhir qasar maghrib dan isya, sholat maghrib tetap dilaksanakan sebanyak 3 rakaat karena sholat maghrib tidak bisa diqasar. Sedangkan sholat isya yang biasanya 4 rakaat dapat diqasar menjadi 2 rakaat.

Untuk niat sholat jamak takhir qasar maghrib, tetap menggunakan niat sholat jamak takhir maghrib biasa. Sedangkan untuk sholat isya, niat yang dibaca adalah:

أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ رَكَعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَأْخِيْرٍ قَصْرَا للهِ تَعَالَى

'usaliy fard aleisha' rakaeatayn mustaqbil alqiblat majmuean bialmaghrib jame takhir qasra llh taealaa

Artinya: "Sengaja aku shalat 'isya empat raka'at menghadap kiblat, dijamak takhir qashar dengan maghrib karena Allah Ta'ala."

Tata cara pelaksanaan sholat jamak takhir qasar maghrib dan isya adalah sebagai berikut:

  • Melaksanakan sholat maghrib sebanyak 3 rakaat seperti biasa dengan niat jamak takhir.
  • Setelah salam, langsung dilanjutkan dengan sholat isya dengan niat jamak takhir qasar.
  • Melaksanakan sholat isya sebanyak 2 rakaat (karena diqasar).
  • Mengakhiri sholat dengan salam.

Kombinasi jamak dan qasar ini memberikan kemudahan yang lebih besar bagi muslim yang sedang dalam perjalanan jauh. Namun, perlu diingat bahwa kedua bentuk keringanan ini hanya boleh dilaksanakan jika memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.

Syarat-syarat Sholat Jamak Takhir dan Qasar

Sebagai bentuk keringanan (rukhsah), sholat jamak takhir dan qasar tidak bisa dilakukan sembarangan. Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melaksanakan sholat dengan cara jamak dan qasar, antara lain:

  • Melakukan perjalanan jauh (safar) minimal sejauh 81 kilometer. Jarak ini merupakan kesepakatan mayoritas ulama berdasarkan ijtihad mereka terhadap dalil-dalil yang ada. Beberapa mazhab memiliki ketentuan jarak yang berbeda, namun secara umum berkisar antara 80-96 kilometer.
  • Perjalanan yang dilakukan bukan untuk tujuan maksiat atau hal-hal yang dilarang dalam agama Islam. Jika perjalanan dilakukan untuk tujuan maksiat, maka rukhsah ini tidak berlaku.
  • Berada dalam kondisi yang menyulitkan pelaksanaan sholat pada waktunya, seperti sedang dalam keadaan bahaya, hujan lebat disertai angin kencang, perang atau bencana alam lainnya.
  • Untuk sholat qasar, selain syarat di atas, juga disyaratkan untuk tidak berniat menetap di tempat tujuan lebih dari 4 hari (menurut sebagian ulama). Jika berniat menetap lebih dari 4 hari, maka rukhsah qasar tidak berlaku.
  • Memulai perjalanan sebelum waktu sholat yang akan dijamak. Misalnya, jika ingin menjamak sholat maghrib dan isya, maka perjalanan harus dimulai sebelum masuk waktu maghrib.

Dalil tentang kebolehan sholat jamak dan qasar ini terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu Abbas RA:

جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ مِنْ غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ

Jama'a Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallama bainadh dhuhri wal 'ashri wal maghribi wal 'isyaa-i bil madiinati min ghairi khaufin wa laa matharin

Artinya: "Rasulullah SAW menjamak antara shalat Zhuhur dengan Ashar dan antara Maghrib dengan Isya di Madinah bukan karena takut dan bukan pula karena hujan."

Penting untuk diingat bahwa sholat jamak dan qasar merupakan bentuk rukhsah yang diberikan Allah SWT untuk memudahkan umat-Nya dalam beribadah. Oleh karena itu, jangan menyia-nyiakan kemudahan ini ketika memang dibutuhkan, namun juga jangan menyalahgunakannya ketika tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

Hikmah dan Keutamaan Sholat Jamak Takhir

Sebagai salah satu bentuk rukhsah (keringanan) dalam ibadah, sholat jamak takhir tentunya memiliki berbagai hikmah dan keutamaan. Berikut adalah beberapa hikmah dan keutamaan dari pelaksanaan sholat jamak takhir:

1. Kemudahan dalam Beribadah

Salah satu hikmah utama dari disyariatkannya sholat jamak takhir adalah untuk memberikan kemudahan bagi umat Islam dalam menunaikan kewajiban sholat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Hajj ayat 78:

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ

Wa maa ja'ala 'alaikum fid diini min haraj

Artinya: "Dan Dia (Allah) tidak menjadikan kesulitan untukmu dalam agama."

Melalui rukhsah ini, Allah SWT menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin, yang memperhatikan kebutuhan dan kondisi umatnya.

2. Menghindari Terlalaikannya Sholat

Dengan adanya rukhsah jamak takhir, seorang muslim yang sedang dalam perjalanan atau kondisi sulit tetap dapat menunaikan kewajiban sholatnya tanpa harus meninggalkannya. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat menjaga pelaksanaan ibadah sholat meskipun dalam kondisi sulit.

3. Menguatkan Ikatan dengan Allah SWT

Meskipun dalam kondisi perjalanan atau kesulitan, seorang muslim tetap diperintahkan untuk menunaikan sholat. Ini menunjukkan bahwa ikatan seorang hamba dengan Allah SWT harus tetap dijaga dalam kondisi apapun.

Pembelajaran tentang Fleksibilitas dalam Islam

Adanya rukhsah seperti sholat jamak takhir mengajarkan kepada kita bahwa Islam adalah agama yang fleksibel dan memperhatikan kondisi umatnya. Dalam situasi tertentu, Islam memberikan keringanan tanpa mengurangi esensi dari ibadah itu sendiri.

Dengan diberikannya kemudahan dalam beribadah, seharusnya seorang muslim semakin bersyukur kepada Allah SWT dan semakin giat dalam beribadah. Kemudahan ini bukan untuk diremehkan, melainkan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Imam Syafi'i menyatakan bahwa rukhsah adalah nikmat Allah yang patut diterima, sebagaimana beliau berkata:

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ تُؤْتَى رُخَصُهُ كَمَا يُحِبُّ أَنْ تُؤْتَى عَزَائِمُهُ

Innallaaha yuhibbu an tu'taa rukhoshuhuu kamaa yuhibbu an tu'taa 'azaa-imuhuu

Artinya: "Sesungguhnya Allah menyukai jika rukhsah-Nya diambil sebagaimana Dia menyukai jika ketetapan-Nya dilaksanakan."

Hadits ini menunjukkan bahwa mengambil rukhsah ketika memang dibutuhkan adalah sesuatu yang disukai oleh Allah SWT. Oleh karena itu, ketika seorang muslim berada dalam kondisi yang memenuhi syarat untuk melaksanakan sholat jamak takhir, maka hendaklah dia mengambil keringanan tersebut sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Sholat jamak takhir maghrib dan isya di waktu isya merupakan salah satu bentuk keringanan (rukhsah) yang diberikan Allah SWT kepada umat Islam. Keringanan ini menunjukkan betapa agama Islam sangat memperhatikan kondisi umatnya dan memberikan kemudahan dalam beribadah.

Dalam pelaksanaannya, sholat jamak takhir memiliki ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi. Mulai dari niat yang benar, tata cara pelaksanaan, hingga syarat-syarat yang harus dipenuhi agar rukhsah ini bisa diambil. Semua ketentuan ini bertujuan agar ibadah yang dilakukan tetap sah dan sesuai dengan tuntunan syariat.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |