Liputan6.com, Jakarta Sejak kemerdekaan Indonesia pada 1945, negara ini telah dipimpin oleh delapan presiden yang masing-masing membawa karakteristik dan visi yang unik. Mulai dari masa perjuangan kemerdekaan, era Orde Baru, hingga era reformasi dan demokrasi modern, nama presiden Indonesia tidak hanya menjadi simbol kekuasaan tetapi juga representasi dari perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi di tanah air.
Setiap presiden Indonesia memimpin dengan tantangan dan peluang yang berbeda. Beberapa menghadapi perang kemerdekaan dan membangun dasar negara, sementara yang lain mengarahkan bangsa menuju stabilitas ekonomi atau reformasi politik.
Artikel ini akan membahas secara lengkap nama presiden Indonesia dari masa ke masa, serta peran mereka dalam sejarah bangsa, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (24/10/2024).
Stadion Merdeka di Kuala Lumpur punya cerita soal Presiden Soekarno dan hubungan Malaysia-Indonesia.
1. Soekarno (1945–1967)
Ir. Soekarno adalah presiden pertama Indonesia dan dikenal sebagai Bapak Proklamator. Lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901, Soekarno memimpin Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 hingga 1967. Ia berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membentuk fondasi politik negara baru.
Soekarno memperkenalkan konsep Demokrasi Terpimpin dan politik "berdikari" yang mendorong Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri, meski berada di tengah ketegangan Perang Dingin antara blok Barat dan Timur. Salah satu pencapaiannya yang paling diingat adalah Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955 yang mempertemukan negara-negara baru merdeka di Bandung.
2. Soeharto (1967–1998)
Soeharto adalah presiden kedua Indonesia, menjabat selama lebih dari tiga dekade. Lahir pada 8 Juni 1921 di Yogyakarta, Soeharto menggantikan Soekarno di tahun 1967 setelah peristiwa G30S 1965 yang mengubah jalannya sejarah Indonesia. Era kepemimpinannya dikenal dengan sebutan Orde Baru, di mana ia berhasil menciptakan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi.
Meski masa pemerintahannya menghasilkan banyak pencapaian dalam hal pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi, pemerintahan Soeharto juga diwarnai oleh kontroversi, seperti korupsi yang meluas, pelanggaran hak asasi manusia, dan sentralisasi kekuasaan. Soeharto mengundurkan diri pada Mei 1998 di tengah krisis ekonomi Asia dan tekanan politik dari gerakan reformasi.
3. B.J. Habibie (1998–1999)
Bacharuddin Jusuf Habibie, atau yang lebih dikenal sebagai B.J. Habibie, adalah presiden ketiga Indonesia. Lahir pada 25 Juni 1936 di Parepare, Sulawesi Selatan, ia dikenal sebagai ahli teknologi dengan latar belakang pendidikan teknik penerbangan. Habibie menjadi presiden setelah Soeharto mengundurkan diri pada tahun 1998.
Masa kepemimpinan Habibie yang singkat, hanya sekitar satu setengah tahun, ditandai dengan upaya reformasi di berbagai bidang, termasuk kebebasan pers dan perubahan sistem politik menuju demokrasi. Salah satu keputusan yang paling kontroversial dalam masa pemerintahannya adalah mengizinkan referendum di Timor Timur, yang akhirnya berujung pada kemerdekaan wilayah tersebut dari Indonesia.
4. Abdurrahman Wahid (1999–2001)
Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur, adalah presiden keempat Indonesia. Lahir pada 4 Agustus 1940 di Jombang, Jawa Timur, Gus Dur adalah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang sangat dihormati. Masa kepresidenannya berlangsung dari tahun 1999 hingga 2001.
Selama masa pemerintahannya, Gus Dur dikenal sebagai sosok yang mendorong pluralisme dan hak asasi manusia. Ia mempromosikan kebebasan beragama dan menghapuskan diskriminasi terhadap kelompok minoritas, meski masa jabatannya tidak lepas dari kontroversi. Akhirnya, Gus Dur dimakzulkan oleh MPR pada 2001 karena dugaan skandal korupsi, meski banyak pihak meyakini bahwa keputusan tersebut lebih dipengaruhi oleh intrik politik.
5. Megawati Soekarnoputri (2001–2004)
Megawati Soekarnoputri, putri dari presiden pertama Soekarno, menjabat sebagai presiden kelima Indonesia. Ia lahir pada 23 Januari 1947 dan menjadi presiden setelah Gus Dur dimakzulkan pada tahun 2001. Megawati adalah presiden perempuan pertama di Indonesia.
Selama masa jabatannya, Megawati fokus pada pemulihan ekonomi pasca-krisis 1997. Ia juga berhasil menjaga stabilitas politik yang cukup baik selama masa transisi menuju demokrasi yang lebih matang. Meskipun begitu, Megawati juga mendapat kritik karena dinilai kurang tanggap dalam mengatasi berbagai persoalan sosial dan politik.
6. Susilo Bambang Yudhoyono (2004–2014)
Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY adalah presiden keenam Indonesia, menjabat selama dua periode dari 2004 hingga 2014. SBY lahir pada 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur, dan merupakan presiden pertama yang dipilih melalui pemilu langsung.
Masa kepemimpinan SBY ditandai dengan kemajuan ekonomi yang stabil dan pencapaian penting dalam penyelesaian konflik Aceh melalui perjanjian damai di Helsinki. SBY juga memimpin Indonesia dalam menghadapi berbagai bencana alam besar, termasuk tsunami Aceh 2004. Namun, ia juga dikritik karena dianggap kurang tegas dalam menangani kasus korupsi di kalangan pemerintahannya.
7. Joko Widodo (2014–2024)
Joko Widodo, atau yang akrab dipanggil Jokowi, adalah presiden ketujuh Indonesia. Ia lahir pada 21 Juni 1961 di Surakarta, Jawa Tengah. Jokowi pertama kali dikenal sebagai Wali Kota Solo, kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan akhirnya terpilih sebagai presiden pada tahun 2014.
Kepemimpinan Jokowi dikenal karena fokusnya pada pembangunan infrastruktur secara masif, seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, dan kereta api. Jokowi juga mendorong reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik. Pada periode kedua masa jabatannya, Jokowi dihadapkan dengan tantangan pandemi COVID-19, di mana ia harus menyeimbangkan antara kepentingan kesehatan dan ekonomi nasional.
8. Prabowo Subianto (2024–sekarang)
Prabowo Subianto, lahir pada 17 Oktober 1951, adalah presiden kedelapan Indonesia. Sebelum menjadi presiden, Prabowo adalah seorang jenderal purnawirawan TNI dan menjabat sebagai Menteri Pertahanan di kabinet Joko Widodo. Setelah berulang kali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden, ia akhirnya terpilih pada pemilu 2024.
Prabowo dikenal sebagai sosok nasionalis dengan visi untuk memperkuat ketahanan nasional, termasuk dalam hal keamanan dan kemandirian ekonomi. Ia berfokus pada peningkatan sektor pertahanan, ketahanan pangan, serta menjaga stabilitas politik dan sosial di tengah tantangan global.
Nama presiden Indonesia mencerminkan sejarah panjang bangsa ini, dari perjuangan kemerdekaan hingga pembangunan dan reformasi modern. Setiap presiden membawa ciri khas tersendiri dalam gaya kepemimpinan mereka, menghadapi tantangan yang berbeda sesuai dengan konteks zamannya. Dengan kepemimpinan yang terus bertransformasi, Indonesia telah berkembang menjadi negara demokrasi yang besar dan berpengaruh di kawasan Asia Tenggara.
Setiap presiden memiliki peran penting dalam membentuk Indonesia, dan masa depan negara ini akan terus ditentukan oleh kepemimpinan yang berfokus pada kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya.