Memahami Avoidant Attachment, Gaya Hubungan yang Dapat Mengancam Kedekatan Emosional

3 weeks ago 8

Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia psikologi, gaya attachment atau keterikatan memainkan peran penting dalam cara seseorang berhubungan dengan orang lain, terutama pasangan. Salah satu gaya keterikatan yang cukup umum namun sering kali berdampak negatif adalah avoidant attachment.

Orang dewasa yang memiliki avoidant attachment style mungkin pernah punya pengalaman di masa lalunya. Hal itu yang mana dia memerlukan bantuan atau kenyamanan dari orang tua atau pengasuh, namun akhirnya tidak mendapatkannya. Biasanya orang dengan avoidant attachment style juga cenderung meremehkan hubungan karena tidak melihat hal penting di dalam kedekatan hubungan.

Di bawah ini akan dipaparkan secara mendalam mengenai pengertian, penyebab, dampak, hingga cara mengatasi avoidant attachment. Berikut penjelasan selengkapnya sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (21/10/2024):

Suami istri mana yang mau hubungannya cuma seumur jagung, 10 tahun, belasan atau 20 tahun. Tentu, pada umumnya pasutri menginginkan pernikahan langgeng selamanya. *Ilustrasi visual dan audio konten video ini diolah dan dihasilkan oleh teknologi AI.

Apa Itu Avoidant Attachment?

Avoidant attachment adalah tipe keterikatan di mana seseorang cenderung menjauh dari kedekatan emosional dan merasa tidak nyaman dengan keintiman. Orang dengan gaya ini sering tampak mandiri, sulit untuk berbagi perasaan, dan cenderung menjaga jarak dalam hubungan. Meskipun dari luar tampak kuat, mereka sebenarnya memiliki ketakutan mendalam terhadap kedekatan dan ketergantungan.

Ciri-Ciri Avoidant Attachment dalam Hubungan

1. Menghindari Diskusi Emosional

Individu yang memiliki gaya keterikatan menghindar sering kali enggan untuk membicarakan perasaan atau masalah emosional. Mereka merasa tidak nyaman atau canggung ketika hubungan mulai menyentuh aspek yang terlalu pribadi.

2. Kesulitan Mempercayai Pasangan

Salah satu ciri utama adalah ketidakpercayaan. Mereka merasa takut untuk bergantung pada orang lain dan lebih memilih untuk mengandalkan diri sendiri dalam berbagai hal.

3. Menjaga Jarak Emosional 

Orang dengan gaya ini cenderung merasa perlu untuk menjaga jarak emosional agar tidak terlalu bergantung pada pasangan. Mereka mungkin terlihat dingin atau tidak peduli, padahal ini adalah cara mereka melindungi diri.

4. Fokus pada Kemandirian

Mereka sangat menghargai kemandirian dan sering merasa bahwa keintiman atau kedekatan dapat mengganggu kebebasan mereka.

5. Sulit Mengekspresikan Kasih Sayang

Mengekspresikan kasih sayang bisa menjadi tantangan yang besar. Mereka sering merasa tidak nyaman untuk menunjukkan atau menerima tanda-tanda cinta, baik secara fisik maupun verbal.

Faktor Penyebab Avoidant Attachment

Avoidant attachment sering kali terbentuk sejak kecil, terutama ketika seorang anak dibesarkan oleh orang tua yang tidak responsif secara emosional atau mengabaikan kebutuhan emosional mereka. Pengalaman masa lalu ini menciptakan keyakinan bahwa bergantung pada orang lain tidak aman, sehingga mereka belajar untuk menjadi mandiri secara emosional.

Dampak Avoidant Attachment pada Hubungan

  • Memicu Perselisihan. Gaya ini sering kali menyebabkan perselisihan karena pasangan mungkin merasa tidak diperhatikan atau kurang dihargai. Kurangnya komunikasi emosional dapat mengakibatkan kesalahpahaman yang terus-menerus.
  • Menurunkan Kualitas Relasi. Karena avoidant attachment melibatkan usaha untuk menghindari keintiman, relasi bisa terasa datar dan tidak memuaskan bagi kedua pihak.
  • Menghalangi Perkembangan Relasi. Ketidakmampuan untuk terlibat secara emosional dapat menghalangi perkembangan relasi yang lebih dalam dan berarti.

Cara Mengatasi Avoidant Attachment dalam Hubungan

1. Mengenali Pola Perilaku

Langkah awal adalah mengenali dan menerima bahwa avoidant attachment merupakan bagian dari diri yang bisa diubah. Kesadaran ini memberikan kesempatan bagi seseorang untuk mulai bergerak menuju perubahan yang lebih baik.

2. Belajar Membuka Diri

Latihlah diri untuk berbicara tentang emosi meskipun terasa tidak nyaman. Mulailah dari hal-hal sederhana dan secara perlahan tingkatkan keintiman emosional dengan pasangan.

3. Mencari Dukungan Profesional

Terapi atau konseling dapat sangat berguna dalam memahami asal mula avoidant attachment dan cara mengatasinya. Seorang terapis dapat membantu membimbing dalam proses menjadi lebih terbuka dan terkoneksi.

4. Latihan Kepercayaan

Cobalah untuk memberikan kepercayaan lebih kepada pasangan dan menyadari bahwa kedekatan tidak selalu berarti kehilangan kebebasan. Avoidant attachment adalah gaya keterikatan yang dapat merusak hubungan jika tidak ditangani dengan baik. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika merasa perlu, karena hubungan yang berkualitas layak diperjuangkan.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |