Liputan6.com, Jakarta Manfaat zakat fitrah menjadi salah satu aspek penting dalam menjalani ibadah di bulan Ramadan. Sebagai salah satu rukun Islam, zakat fitrah tidak hanya berfungsi sebagai ritual ibadah semata, tetapi juga memiliki berbagai manfaat yang berdampak positif bagi kehidupan spiritual dan sosial umat muslim. Pemahaman tentang manfaat zakat fitrah ini menjadi kunci penting dalam meningkatkan kesadaran dan keikhlasan dalam menunaikannya.
Dalam perspektif Islam, manfaat zakat fitrah mencakup dimensi individual dan kolektif yang saling berkaitan. Secara individual, zakat fitrah berperan dalam membersihkan jiwa dan harta muzakki (pemberi zakat), sementara secara kolektif, ia menjadi instrumen penting dalam membangun kesejahteraan sosial dan solidaritas umat. Pentingnya memahami manfaat zakat fitrah ini telah dijelaskan dalam berbagai ayat Al-Quran dan hadits yang menggarisbawahi signifikansinya dalam kehidupan umat Islam.
Di era modern ini, pemahaman tentang manfaat zakat fitrah semakin relevan sebagai solusi untuk berbagai permasalahan sosial ekonomi masyarakat. Dengan mengetahui dan menghayati manfaat zakat fitrah secara mendalam, umat muslim dapat menunaikannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, sehingga tujuan utama dari ibadah ini dapat tercapai secara optimal.
Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber penjelasan lengkapnya, pada Minggu (9/2).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, para menteri Kabinet Kerja, serta pejabat Eselon I bersama-sama membayarkan zakat mal melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Istana Negara Jakarta, Kamis (16/5/2019).
Bukti Kualitas Keimanan
Manfaat zakat fitrah yang pertama dan utama adalah sebagai bukti kualitas keimanan seorang muslim. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Quran Surah At-Taubah ayat 103:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Khudz min amwālihim ṣadaqatan tuṭahhiruhum wa tuzakkīhim bihā wa ṣalli 'alaihim, inna ṣalātaka sakanul lahum, wallāhu samī'un 'alīm"
Artinya: "Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
Ayat ini menegaskan bahwa zakat fitrah bukan sekadar kewajiban formal, melainkan merupakan manifestasi keimanan yang mendalam. Bahkan, sejarah mencatat bahwa pada masa kepemimpinan Abu Bakar As-Siddiq, orang-orang yang menolak membayar zakat dianggap sebagai pembangkang yang harus diperangi. Ini menunjukkan betapa pentingnya kedudukan zakat dalam Islam.
Keimanan yang dibuktikan melalui zakat fitrah memiliki dimensi vertikal (hablumminallah) dan horizontal (hablumminannas). Secara vertikal, ia menjadi bukti ketaatan seorang hamba kepada perintah Allah SWT, sementara secara horizontal, ia menjadi manifestasi kepedulian sosial dan tanggung jawab terhadap sesama manusia.
Rahmat dan Keberkahan Allah
Manfaat zakat fitrah selanjutnya adalah mengundang rahmat dan keberkahan Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surah Al-A'raf ayat 156:
وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ ۚ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ ۖ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ ۚ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ
"Waktub lanā fī hāżihid-dun-yā ḥasanah wa fil-ākhirati innā hudnā ilaik, qāla 'ażābī uṣību bihī man asyā, wa raḥmatī wasi'at kulla syai, fa saaktubuhā lillażīna yattaqūna wa yutūnaz-zakāta wal-lażīna hum biāyātinā yuminūn"
Artinya: "Dan tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sungguh, kami kembali (bertobat) kepada Engkau. (Allah) berfirman, "Siksa-Ku akan Aku timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami."
Keberkahan yang diperoleh dari menunaikan zakat fitrah memiliki berbagai bentuk:
- Keberkahan Harta: Allah menjanjikan penggantian yang berlipat ganda bagi harta yang dikeluarkan untuk zakat. Ini bukan sekadar janji material, tetapi juga mencakup keberkahan dalam penggunaan harta tersebut.
- Keberkahan Spiritual: Zakat fitrah membersihkan jiwa dari sifat kikir dan cinta berlebihan terhadap dunia, sehingga membuka pintu-pintu rahmat Allah.
- Keberkahan Sosial: Terciptanya harmonisasi sosial dan berkurangnya kesenjangan ekonomi dalam masyarakat.
Solidaritas Sosial dan Pemberdayaan Mustahik
Manfaat zakat fitrah dalam dimensi sosial terwujud dalam bentuk penguatan solidaritas dan pemberdayaan mustahik (penerima zakat). Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hasyr ayat 7:
مَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَىٰ فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنكُمْ
"Mā afā'allāhu 'alā rasūlihī min ahlil-qurā fa lillāhi wa lir-rasūli wa liżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wabnis-sabīli kai lā yakūna dūlatam bainal-agniyā'i minkum"
Artinya: "Harta rampasan yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu."
Pemberdayaan mustahik melalui zakat fitrah memiliki beberapa aspek penting:
- Pemenuhan Kebutuhan Dasar: Zakat fitrah membantu memenuhi kebutuhan pokok mustahik, terutama menjelang Idul Fitri.
- Pengembangan Ekonomi: Program-program pemberdayaan yang berkelanjutan dapat mengubah mustahik menjadi muzakki di masa depan.
- Penguatan Solidaritas: Menciptakan ikatan emosional dan sosial yang kuat antar umat Islam.
Penyucian Jiwa dan Penghapusan Dosa
Aspek penyucian jiwa dan penghapusan dosa merupakan manfaat zakat fitrah yang sangat fundamental dalam dimensi spiritual. Allah SWT berfirman dalam Surah Asy-Syams ayat 9-10:
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا ﴿٩﴾ وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا ﴿١٠﴾
"Qad aflaḥa man zakkāhā, wa qad khāba man dassāhā"
Artinya: "Sungguh beruntung orang yang menyucikan (jiwa)nya, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya."
Proses penyucian jiwa melalui zakat fitrah memiliki beberapa dimensi penting. Pertama, dalam hal pembersihan spiritual, zakat fitrah berperan membersihkan jiwa dari sifat kikir dan cinta berlebihan terhadap harta. Ibadah ini juga dipercaya dapat menghapuskan dosa-dosa kecil yang terjadi selama bulan Ramadan, serta meningkatkan kualitas ibadah puasa yang telah dilakukan. Dengan menunaikan zakat fitrah, seorang muslim telah melengkapi ibadah puasanya dengan tindakan nyata yang membersihkan dirinya secara spiritual.
Dimensi kedua adalah peningkatan akhlak, di mana zakat fitrah membantu mengembangkan sifat dermawan dan kepedulian terhadap sesama. Ketika seseorang menunaikan zakat fitrah, ia sedang melatih dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih peka terhadap kesulitan orang lain. Lebih dari itu, ibadah ini menumbuhkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah, karena dengan berzakat, seseorang menyadari bahwa ia termasuk dalam golongan yang mampu berbagi dengan orang lain.
Manfaat zakat fitrah yang telah diuraikan di atas menunjukkan betapa komprehensifnya ajaran Islam dalam membangun kesejahteraan umat, baik secara spiritual maupun sosial. Zakat fitrah bukan sekadar ritual ibadah tahunan, melainkan sistem yang dirancang untuk menciptakan masyarakat yang berkeadilan dan berkesejahteraan.
Sebagai umat Muslim, pemahaman mendalam tentang manfaat zakat fitrah ini seharusnya dapat mendorong kita untuk menunaikannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Dengan demikian, tujuan utama dari ibadah ini dapat tercapai secara optimal, yaitu terciptanya masyarakat yang bersih secara spiritual dan sejahtera secara sosial ekonomi.