Liputan6.com, Jakarta Takbir Idul Fitri adalah salah satu momen yang sangat dinanti dalam perayaan hari raya. Tak hanya sebagai ungkapan syukur, takbir juga merupakan cara umat Islam mengagungkan Allah SWT setelah sebulan penuh berpuasa. Setiap malam menjelang hari raya, umat Muslim disunahkan untuk memperbanyak takbir hingga pelaksanaan shalat Idul Fitri dimulai. Takbir ini memiliki berbagai bacaan yang sesuai dengan ketentuan, serta diucapkan dalam beberapa situasi dan waktu.
Bacaan takbir yang sering dilafalkan adalah “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar,” yang berarti “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar”. Teks ini dibaca tiga kali berturut-turut sesuai dengan anjuran dari Imam As-Syafi'i dalam kitab Al-Majmu' dan diterima dalam banyak kalangan.
Selain itu, umat juga disarankan untuk menambahkan zikir lain, seperti “Allahu Akbar Kabira,” yang menambah kekhusyukan dalam ibadah. Takbir ini mencerminkan rasa syukur atas keberhasilan menuntaskan ibadah puasa Ramadhan dan menyambut hari kemenangan. Ada pula yang menambahkan doa dan zikir lainnya, yang menjadi tradisi di beberapa kalangan, untuk lebih memperdalam makna takbir itu sendiri. Lantas seperti apa bacaan lengkapnya? Simak informasinya berikut, dirangkum Liputan6, Minggu (30/3).
Lafal Takbir Idul Fitri
Terdapat beberapa lafal takbir yang umum digunakan saat Idul Fitri, baik yang pendek maupun panjang. Berikut beberapa contohnya:
- Takbir Pendek:
- Arab: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلِّهِ الْحَمْدُ
- Latin: Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.
- Arti: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah.
- Takbir Panjang (Versi 1):
- Arab: اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
- Latin: Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na'budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn.
- Arti: Allah Maha Besar (dengan kebesaran-Nya), Segala puji bagi Allah (yang banyak), Maha Suci Allah pagi dan petang, Tiada Tuhan selain Allah, dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, dengan penuh keikhlasan dalam beragama, meskipun orang-orang kafir membencinya.
- Takbir Panjang (Versi 2):
- Arab: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
- Latin: Lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
- Arti: Tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, Dia benar janjinya, menolong hamba-Nya, dan Dia sendiri yang menghancurkan pasukan musuh. Tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar.
Zikir pada Takbir Idul Fitri yang Diriwayatkan Imam Muslim
Tak hanya sekadar takbir, terdapat juga zikir yang biasa dibaca umat Muslim pada malam Idul Fitri. Zikir ini diriwayatkan oleh Imam Muslim yang dikenal luas dalam tradisi umat Islam. Dalam zikir ini, terdapat kalimat-kalimat pujian yang lebih panjang yang menggambarkan kebesaran Allah. Salah satunya adalah, "Allahu Akbar Kabira, walhamdu lillahi katsira," yang berarti, "Allah Maha Besar, dengan segala kebesaran-Nya, dan segala puji bagi-Nya."
Zikir ini diucapkan dalam rangka menyempurnakan takbir, sekaligus memuji Allah atas segala nikmat yang diberikan. Selain itu, zikir ini juga mencakup pengakuan terhadap keesaan Allah, sebagai pengingat bahwa tidak ada Tuhan selain Dia. Pengucapan zikir ini memberi kekuatan spiritual bagi umat Muslim yang berdoa dan bertakbir, yang mengarah pada kedekatan dengan Sang Pencipta.
Menghafal dan melafalkan zikir ini dengan benar adalah salah satu cara umat Islam untuk lebih memahami makna dari hari kemenangan. Zikir tersebut juga menyertakan permohonan agar Allah memberikan keberkahan bagi umat-Nya, terutama dalam menghadapi hari raya yang penuh kebahagiaan ini.
Takbir Terbagi Dua
Takbir pada Idul Fitri terbagi menjadi dua jenis utama, masing-masing dengan aturan dan waktu pelaksanaan yang berbeda. Pemahaman tentang perbedaan ini penting agar umat Islam dapat mengamalkan takbir sesuai dengan sunah yang dianjurkan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai dua jenis takbir tersebut:
Takbir Muqayyad
Takbir muqayyad adalah takbir yang terbatas pada waktu tertentu, yaitu dibaca setelah shalat fardhu atau shalat sunah pada hari raya. Takbir ini dilakukan dalam waktu yang lebih terstruktur dan lebih terbatas, seperti yang dilakukan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, serta pada hari-hari Tasyrik.
Takbir Mursal
Takbir mursal adalah takbir yang bisa dibaca kapan saja, tanpa terbatas pada waktu atau tempat tertentu. Takbir ini dianjurkan untuk dibaca sepanjang malam menjelang Idul Fitri, dan dapat terus dilafalkan hingga pelaksanaan shalat Idul Fitri. Takbir mursal memberikan fleksibilitas bagi umat Muslim untuk mengagungkan Allah kapan saja.Perbedaan Waktu Pembacaan
Perbedaan utama antara takbir muqayyad dan mursal adalah pada waktu pembacaannya. Takbir muqayyad hanya dibaca pada waktu-waktu yang sudah ditentukan, seperti setelah shalat fardhu atau sunah, sementara takbir mursal tidak terikat waktu dan bisa dilafalkan kapan saja, terutama pada malam Idul Fitri hingga shalat Id.Memahami kedua jenis takbir ini akan membantu umat Islam untuk lebih khusyuk dalam beribadah dan mengagungkan kebesaran Allah pada hari raya yang penuh berkah.
Hukum Bacaan Takbir di Hari Raya
Bacaan takbir di hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, merupakan sunah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Seperti dijelaskan dalam berbagai hadis, takbir ini memiliki fungsi sebagai penghormatan dan pengagungan terhadap Allah. Tidak hanya itu, memperbanyak takbir pada malam hari raya juga dikatakan dapat melebur dosa-dosa yang telah dilakukan selama tahun tersebut.
Pembacaan takbir ini tidak hanya untuk yang hadir di masjid, tetapi juga bagi mereka yang berada di rumah, di jalan, bahkan di pasar. Hal ini sesuai dengan anjuran dalam kitab Fathul Qarib, yang menyatakan bahwa setiap Muslim, baik pria atau wanita, dianjurkan untuk membaca takbir mulai dari terbenamnya matahari pada malam Idul Fitri hingga imam melakukan shalat Id.
Meskipun takbir adalah sunah, penting untuk melafalkan dengan hati yang tulus dan khusyuk. Takbir yang disertai dengan penghayatan akan meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Ini juga menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa syukur atas nikmat dan keberkahan yang telah diberikan-Nya selama bulan Ramadan dan pada hari raya Idul Fitri.
Takbir: Bentuk Rasa Syukur di Malam Hari Raya
Tak hanya sebagai ungkapan kebesaran Allah, takbir juga memiliki nilai spiritual yang mendalam dalam Islam. Selama menjalankan takbir, umat Islam diperintahkan untuk berfokus pada dzikir, yang mengingatkan mereka akan besarnya kebesaran Allah. Tak hanya dalam waktu shalat, namun di setiap aktivitas keseharian, takbir yang dilafalkan dengan penuh rasa syukur akan membuahkan kebahagiaan dan kedamaian batin.
Meskipun begitu, penting untuk menjaga takbir dalam batas kewajaran dan tetap menghormati kesucian waktu serta tempat. Terlebih lagi, pada hari raya Idul Fitri, takbir menjadi salah satu tradisi yang melekat dalam masyarakat Muslim di seluruh dunia, yang menjadi tanda kebahagiaan dan rasa syukur atas kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa sebulan penuh.
"Sifat takbir yang dianjurkan, 'Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar.' Ini (takbir 3 kali) yang masyhur dari nash Imam As-Syafi’i dalam Kitab Al-Umm, Al-Mukhtashar, dan selain keduanya. Sifat ini yang dipegang ulama ashab," seperti dikutip dari NU Online.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik
1. Apa itu takbir muqayyad dan takbir mursal?
Takbir muqayyad adalah takbir yang dibaca pada waktu tertentu setelah shalat, sedangkan takbir mursal bisa dibaca kapan saja.
2. Bagaimana cara melafalkan takbir dengan benar?
Takbir yang benar adalah "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar," yang diucapkan dengan hati yang tulus dan khusyuk.
3. Apakah takbir hanya boleh dibaca di masjid?
Tidak, takbir bisa dibaca di rumah, di jalan, dan bahkan di pasar, sesuai dengan anjuran dalam kitab Fathul Qarib.
4. Kapan takbir dimulai dan berakhir?
Takbir dimulai pada malam hari raya dan berakhir ketika imam mulai shalat Id.
5. Apa manfaat dari memperbanyak takbir pada malam hari raya?
Memperbanyak takbir pada malam hari raya dapat melebur dosa-dosa dan meningkatkan kualitas ibadah.