Liputan6.com, Jakarta Kreatinin adalah zat limbah dalam darah yang diproduksi oleh jaringan otot saat Anda bergerak atau beraktivitas. Sebagai hasil sampingan dari aktivitas otot selama pergerakan sehari-hari, zat limbah ini secara alami diproduksi oleh tubuh dan kemudian diatur kadarnya oleh organ ginjal. Pemahaman tentang hubungan antara kreatinin dan fungsi ginjal telah menjadikan pemeriksaan kadar zat ini sebagai salah satu metode utama dalam mengevaluasi kesehatan organ vital tersebut.
Dalam kondisi normal, ginjal yang sehat akan melakukan tugasnya dengan sempurna dalam menyaring kreatinin dari aliran darah dan mengekskresikannya melalui urine. Namun, ketika fungsi ginjal mengalami gangguan, proses penyaringan ini dapat terganggu, menyebabkan penumpukan kreatinin dalam darah yang dapat berujung pada komplikasi kesehatan yang serius. Peningkatan kadar kreatinin dalam darah menjadi alarm yang menandakan adanya potensi masalah pada fungsi ginjal yang memerlukan perhatian medis.
Mengingat vitalnya peran ginjal dalam menjaga keseimbangan tubuh, pemeriksaan rutin kadar kreatinin menjadi langkah preventif yang tidak dapat dikesampingkan. Tes ini tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menilai kinerja ginjal secara umum, tetapi juga menjadi parameter penting dalam memantau efektivitas pengobatan pada pasien dengan gangguan ginjal. Kemampuan ginjal dalam mempertahankan kadar kreatinin dan zat-zat penting lainnya seperti urea dan elektrolit pada level normal menjadi indikator penting kesehatan organ ini, yang pada akhirnya berkontribusi pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Agar lebih paham, berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian kreatinin dan fungsinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (15/11/2024).
Gangguan ginjal akut misterius dialami oleh ratusan anak di 20 provinsi di Indonesia. Bermula dari keluhan infeksi ringan seperti batuk, pilek, atau diare dan muntah, lalu berujung pada jumlah urine yang sedikit hingga sama sekali tidak buang air kec...
Kreatinin Adalah
Kreatinin adalah produk limbah hasil metabolisme otot yang digunakan selama kontraksi otot. Kreatinin dihasilkan oleh kreatin, yaitu molekul penting dalam otot yang berfungsi memproduksi energi.
Zat kotor ini bisa muncul karena manusia bergerak atau melakukan aktivitas setiap hari. Karena disebut sebagai zat limbah, tentu kreatinin harus segera dibuang dari dalam tubuh. Nah, organ tubuh yang mengatur kadar kreatinin adalah ginjal.
Dalam kondisi normal, kreatinin dalam darah akan disaring oleh ginjal terlebih dahulu, baru setelah itu dibuang melalui urine dan tidak diserap kembali ke dalam darah. Oleh karena itu, rasio konsentrasi kreatinin di dalam darah dan urin, dapat digunakan untuk menghitung rasio luaran kreatinin.
Ketika ginjal bermasalah atau fungsinya terganggu, kreatinin tidak dapat disaring dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan kadar kreatinin dalam darah meningkat dan dan menyebabkan fungsi ginjal terganggu.
Inilah sebabnya pemeriksaan fungsi ginjal yang meliputi tes kadar kreatinin penting dilakukan secara teratur. Selain untuk menilai kinerja ginjal, tes kreatinin juga biasanya dilakukan untuk memantau respons terapi pengobatan terhadap penyakit ginjal. Ginjal yang sehat mampu menjaga kadar kreatinin dan berbagai zat lain, seperti urea dan elektrolit, dalam darah tetap berada pada batas normal.
Berapa Kadar Kreatinin yang Normal pada Tubuh Manusia
Dikutip dari laman Mayo Clinic, kriatinin pada tubuh manusia memiliki ambang normal sendiri. Apabila jika angkanya meningkat bisa jadi pertanda adanya kerusakan pada fungsi ginjal. Berikut kadar kreatinin normal dalam tubuh manusia:
- Pria dewasa: 0,74-1,35 mg/dL
- Wanita dewasa: 0,59-1,04 mg/dL
Fungsi Pemeriksaan Kreatinin
Pemeriksaan kreatinin merupakan salah satu prosedur medis yang sangat penting dalam mengevaluasi kesehatan ginjal. Tes ini berfungsi sebagai indikator utama untuk menilai seberapa baik ginjal melakukan fungsinya dalam menyaring limbah dari darah. Melalui pemeriksaan ini, dokter dapat mendeteksi secara dini adanya gangguan fungsi ginjal, memantau perkembangan penyakit ginjal kronik, dan mengevaluasi risiko gagal ginjal. Selain itu, pemeriksaan kreatinin juga berperan penting dalam memantau efektivitas pengobatan pada pasien dengan masalah ginjal.
Dalam praktik medis, pemeriksaan kreatinin dilakukan dengan berbagai indikasi. Selain menjadi bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin, tes ini juga direkomendasikan untuk individu dengan faktor risiko tinggi seperti penderita diabetes, hipertensi, atau mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal. Nilai normal kreatinin berbeda antara pria dan wanita, di mana pria memiliki rentang normal 0,7-1,35 mg/dL, sementara wanita 0,59-1,04 mg/dL. Hasil pemeriksaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, massa otot, status hidrasi, dan pola makan.
Tindak lanjut dari pemeriksaan kreatinin sangat bergantung pada hasil yang diperoleh. Jika hasil normal, pasien dianjurkan untuk tetap melakukan pemeriksaan rutin sesuai jadwal dan menjaga pola hidup sehat. Namun, jika hasil menunjukkan nilai abnormal, diperlukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk menentukan langkah pengobatan yang tepat. Persiapan sebelum pemeriksaan juga penting diperhatikan, seperti puasa 8-12 jam sebelum tes (jika diperlukan) dan menghindari aktivitas fisik berat. Secara umum, pemeriksaan kreatinin direkomendasikan minimal setahun sekali untuk orang sehat, dan lebih sering untuk mereka dengan risiko tinggi, dengan frekuensi disesuaikan berdasarkan anjuran dokter.
Penyebab Kreatinin dalam Tubuh dapat Meningkat dan Turun
Setelah mengetahui kadar normal kreatinin pada tubuh manusia baik laki-laki maupun perempuan, anda perlu memahami penyebab dari turun dan naiknya kadar kreatinin pada tubuh manusia. Kadar kreatinin biasanya akan lebih tinggi pada orang dewasa muda atau orang yang memiliki banyak jaringan otot, misalnya atlet atau orang yang sering latihan angkat beban. Namun, selain karena faktor usia, aktivitas, dan massa otot tubuh, peningkatan kadar kreatinin juga dapat disebabkan oleh kondisi medis atau penyakit tertentu, seperti:
- Masalah pada ginjal, misalnya gagal ginjal, batu ginjal, dan infeksi ginjal
- Dehidrasi
- Rhabdomyolisis
- Hipertensi
- Diabetes
- Efek samping obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, obat kemoterapi, dan diuretik
- Konsumsi daging dalam jumlah banyak
Sebaliknya, kadar kreatinin bisa saja menurun pada orang yang mengalami malnutrisi atau penyakit hati. Penurunan kadar kreatinin juga kerap dialami oleh lansia.
Orang yang Dianjurkan untuk Melakukan Pemeriksaan Kreatinin
Ada beberapa kelompok yang dianjurkan untuk lebih sering melakukan pemeriksaan kreatinin. Berikut ini daftar siapa saja yang dianjurkan untuk lebih sering melakukan pemeriksaan kreatinin, yakni:
- Mengalami nyeri pinggang pada daerah ginjal,
- Mengalami pembengkakan di lengan dan pergelangan kaki (ankle),
- Sering mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi),
- Frekuensi buang air kecil menjadi berkurang dari biasanya,
- Air kencing (urine) berbusa,
- Mendapati darah yang tercampur pada urine.
Bagi orang-orang yang mengalami diabetes, penyakit gagal jantung hingga terlalu sering mengonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi kerja ginjal, juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini.