Liputan6.com, Jakarta Dalam kehidupan bermasyarakat, konflik adalah fenomena sosial yang tidak dapat dipisahkan dari dinamika interaksi antarmanusia. Sebagai sebuah istilah yang familiar, konflik mengacu pada situasi pertentangan atau perselisihan yang terjadi antara satu pihak dengan pihak lainnya, baik dalam skala individual maupun kelompok.
Munculnya konflik seringkali berakar dari adanya perbedaan yang melekat pada setiap individu dalam suatu interaksi sosial. Perbedaan tersebut dapat mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari ciri fisik, tingkat intelektualitas, pengetahuan, latar belakang budaya, adat istiadat, keyakinan, hingga cara pandang dalam menyikapi berbagai hal. Keberagaman ini, meskipun di satu sisi memperkaya dinamika sosial, namun di sisi lain juga berpotensi memicu gesekan dan pertentangan bila tidak dikelola dengan baik.
Dalam konteks yang lebih luas, konflik sebenarnya memiliki hubungan yang erat dengan proses integrasi sosial, di mana keduanya berjalan sebagai sebuah siklus yang saling mempengaruhi dalam kehidupan masyarakat. Konflik yang dapat dikelola dengan baik dan terkontrol justru berpotensi menghasilkan integrasi yang lebih kuat, sementara integrasi yang tidak sempurna atau rapuh dapat menjadi pemicu munculnya konflik baru.
Agar lebih paham, berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian konflik dan penyebabnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (13/11/2024).
Konflik Israel dan kelompok militan Hezbollah terus merenggut korban jiwa, dengan 2.653 orang tewas dan 12.360 lainnya terluka di Lebanon sejak tahun lalu, menurut otoritas setempat.
Pengertian Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik adalah percekcokan; perselisihan; pertentangan. Pertentangan muncul ke dalam bentuk pertentangan ide maupun fisik antara dua pihak yang berseberangan.
Secara etimologi, istilah konflik berasal dari bahasa Latin “configure” yang berarti saling memukul. Sedangkan menurut sosiologis, konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Secara umum, pengertian konflik adalah suatu peristiwa atau fenomena sosial di mana terjadi pertentangan atau pertikaian baik antarindividu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, maupun kelompok dengan pemerintah.
Konflik sering kali berubah menjadi kekerasan terutama ada upaya-upaya dengan pengelolaan konflik tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pihak yang berkaitan. Karena konflik selalu menjadi bagian hidup manusia yang bersosial dan berpolitik serta menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial politik.
Penyebab Konflik
Berikut ini beberapa penyebab konflik yang muncul dalam diri sendiri maupun kelompok, diantaranya:
1. Perbedaan Individu
Tidak ada dua orang yang memiliki sifat, sikap, cita-cita, dan minat yang sama. Karena perbedaan-perbedaan ini mereka gagal mengakomodasi diri mereka sendiri yang dapat menimbulkan konflik di antara mereka.
2. Perbedaan Budaya
Budaya adalah cara hidup suatu kelompok. Budaya suatu kelompok berbeda dengan budaya kelompok lain. Perbedaan budaya antar kelompok terkadang menimbulkan ketegangan dan konflik. Perbedaan agama terkadang menyebabkan perang dan penganiayaan dalam sejarah. India dipartisi atas nama perbedaan agama.
3. Benturan Kepentingan
Kepentingan orang atau kelompok yang berbeda terkadang bentrok. Dengan demikian kepentingan buruh bentrok dengan kepentingan pengusaha yang berujung pada konflik di antara mereka.
4. Perubahan Sosial
Perubahan sosial menjadi penyebab konflik ketika sebagian masyarakat melakukan net change seiring dengan perubahan di bagian lain. Perubahan sosial menyebabkan kelambanan budaya yang berujung pada konflik. Konflik orang tua-remaja adalah hasil dari perubahan sosial. Singkatnya, konflik adalah ekspresi ketidakseimbangan sosial.
Jenis-Jenis Konflik
Adapun jenis-jenis konflik yang tumbuh dalam masyarakat, yakni:
1. Konflik Interpersonal
Konflik yang ada di antara dua orang disebut konflik interpersonal. Konflik berada di luar setiap orang (karena itu menjadi awalan 'inter-') dan hanya ada di antara dua orang. Konflik antar pribadi dapat dilihat setiap kali dua orang tidak setuju pada suatu topik.
Contohnya yaitu anak balita ketika mereka memperebutkan satu mainan atau dua pasien panti jompo ketika mereka berdebat tentang politik. Karena kita memiliki suka dan tidak suka yang berbeda, menikmati hal yang berbeda, dan melihat dunia dari perspektif yang berbeda, konflik antar pribadi pasti akan terjadi.
2. Konflik Intrapersonal
Mengingat awalan 'intra-' berarti berasal dari dalam, Anda dapat melihat bahwa konflik intrapersonal adalah ketika Anda merasa berkonflik tentang pikiran atau tindakan Anda sendiri. Mungkin Anda selalu memberi tahu orang-orang bahwa mereka harus membantu tunawisma dan kemudian, ketika Anda melihat seorang tunawisma di jalan, Anda menjadi takut dan berbalik.
Putusnya kata-kata dan tindakan Anda dapat menyebabkan kekacauan internal. Konflik intrapersonal selalu merupakan pertarungan psikologis bagi orang yang mengalaminya. Meskipun konflik intrapersonal bisa jadi sulit, penyelesaiannya menghasilkan pemahaman yang lebih kuat tentang diri Anda.
3. Konflik Antarkelompok
Konflik antar kelompok berkaitan dengan konflik yang terjadi di antara kelompok-kelompok orang yang terkonsolidasi. Jenis konflik ini terjadi terus-menerus selama kampanye politik yang memanas. Bukan hanya dua kandidat yang berkonflik, tetapi individu yang sangat mengidentifikasi dengan satu atau yang lain mungkin terlibat dalam benturan ide dan ideologi.
4. Konflik Antar Kelas
Konflik antar kelas terjadi saat individu maupun kelompok berada pada tingkatan kelas masyarakat secara vertikal yang berbeda. Misalnya seperti antara buruh pabrik dengan pendiri pabrik yang menuntut kenaikan upah dan sebaliknya.
5. Konflik Ras
Konflik ras atau etnis adalah proses dasar dalam kehidupan sosial dan dapat bersifat merusak dan kohesif. Dalam beberapa situasi, ini dapat merusak bagi beberapa kelompok dan bertindak sebagai kekuatan kohesif bagi yang lain. Kelompok ras dan etnis dapat menjadi sumber dan hasil dari dua wajah konflik sosial, bertindak sebagai penanda batas antara kelompok yang melihat diri mereka berbeda dalam kepentingan dan nilai mereka dari kelompok lain. Contoh konflik ras adalah ras kulit putih dan kulit berwarna yang masih banyak menjadi pemantik berbagai konflik masa kini.
6. Konflik Keluarga
Konflik ini terjadi di dalam internal keluarga yang disebabkan karena beberapa faktor seperti kecemburuan, maupun faktor ekonomi. Contohnya saja beberapa anggota keluarga memperebutkan harta waris yang merasa bahwa bagian yang didapat tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Akibatnya konflik dalam keluarga tidak dapat dihindari.
7. Konflik Politik
Konflik politik adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan pandangan di dalam kehidupan politik. Konflik ini terjadi karena masing-masing kelompok ingin berkuasa terhadap suatu sistem pemerintahan. Konflik politik merupakan konflik yang sering terjadi saat menjelang pemilu.
8. Konflik Sosial
Konflik sosial adalah konflik yang terjadi di dalam kehidupan sosial masyarakat. Misalnya masalah pergaulan, masalah ekonomi, komunikasi, dan lain-lain.
9. Konflik Internasional
Konflik internasional adalah konflik yang terjadi antar negara-negara di dunia, baik itu negara berkembang maupun negara maju. Konflik ini bisa terjadi karena salah satu negara merasa dirugikan oleh negara lainnya atau karena masing-masing negara ingin memperebutkan eksistensinya. Misalnya, perang dingin antara Rusia dan Amerika Serikat.
10. Konflik Pribadi
Konflik pribadi adalah konflik yang terjadi antara individu dengan individu atau dengan kelompok masyarakat. Jenis konflik ini sangat sering terjadi di dalam keluarga, pertemanan, dunia kerja, dan lainnya.
11. Konflik Rasial
Konflik rasial adalah konflik yang terjadi antar ras atau yang berbeda. Konflik rasioal akan terjadi ketika setiap ras merasa lebih unggul dan lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya sendiri.
12. Konflik Agama
Konflik agama adalah konflik yang terjadi antara kelompok-kelompok yang memiliki agama dan keyakinan berbeda. Sebagian besar masyarakat menganggap agama sebagai tuntunan dan pedoman hidupnya yang harus diikuti secara mutlak. Sehingga apapun yang berbeda atau tidak sesuai dengan agamanya akan dianggap masalah dan kemudian memicu terjadinya konflik.
Akibat Adanya Konflik
Berikut ini terdapat beberapa akibat dari adanya konflik, yakni:
- Konflik dapat meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
- Konflik dapat menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma yang baru.
- Konflik berfungsi sebagai alat perubahan sosial, misalnya anggota-anggota kelompok atau masyarakat yang berseteru akan menilai dirinya sendiri dan mungkin akan terjadi perubahan dalam dirinya.
- Konflik menciptakan kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada pada kekuatan yang seimbang.
- Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
- Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga dll.
- Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
- Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.