Jumlah Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Membeludak, Ini Rinciannya

2 days ago 7

Liputan6.com, Jakarta Jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus meningkat, mencapai 11.553 orang hingga Selasa (12/11/2024). Para pengungsi tersebar di delapan titik pengungsian di wilayah Flores Timur dan Sikka. Informasi ini diungkapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki yang pertama kali terjadi pada Sabtu (3/11/2024), kini telah tercatat terjadi sebanyak 54 kali. Kondisi ini memaksa ribuan warga untuk dievakuasi, dengan lokasi pengungsian utama berada di Flores Timur. Selain itu, beberapa titik pengungsian di Sikka rencananya akan dipindahkan secara bertahap untuk menghindari paparan abu vulkanik yang mengarah ke wilayah barat daya.

Dampak dari erupsi yang terus berlangsung ini semakin meluas, menyebabkan hujan abu dan luncuran awan panas. Selain memicu gangguan kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), erupsi juga berdampak pada transportasi darat dan udara. BNPB dan pihak terkait kini bekerja sama untuk memastikan kebutuhan para pengungsi dapat terpenuhi selama masa tanggap darurat. Berikut informasinya, dirangkum Liputan6 dari berbagai sumber, Kamis (14/11).

Jumlah Pengungsi dan Lokasi Pengungsian

Jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki telah mencapai angka 11.553 orang. Menurut data dari BNPB, para pengungsi tersebar di delapan titik pengungsian, dengan enam di antaranya berada di wilayah Flores Timur dan dua lainnya di Sikka. Kepala BNPB, Suharyanto, menekankan bahwa langkah evakuasi dilakukan secara cepat untuk menghindari risiko yang lebih besar akibat paparan abu vulkanik yang mengarah ke barat daya.

Sebagai upaya tambahan, BNPB berencana memindahkan pengungsi di Sikka ke titik pengungsian yang lebih aman di Flores Timur. Pemindahan ini dilakukan secara bertahap untuk memastikan keselamatan pengungsi. Proses pemindahan diprioritaskan bagi wilayah yang terdampak langsung abu vulkanik.

Pemindahan pengungsi ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI Angkatan Laut yang mengerahkan KRI Ahmad Yani untuk membantu proses evakuasi. Harapannya, langkah ini dapat mempercepat penanganan pengungsi dan mengurangi risiko terpapar abu vulkanik.

Dampak Kesehatan Akibat Hujan Abu Vulkanik

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki menyebabkan hujan abu yang berdampak luas pada kesehatan warga sekitar. Banyak pengungsi mengeluhkan masalah pernapasan akibat paparan abu vulkanik yang tinggi. Minimnya ketersediaan masker menyebabkan sebagian warga harus menggunakan pakaian seadanya untuk menutupi mulut dan hidung mereka.

Kondisi ini memicu peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di kalangan pengungsi. Tim medis yang berada di lokasi pengungsian melaporkan bahwa banyak warga yang mulai menunjukkan gejala ISPA, seperti batuk dan sesak napas. Upaya penyediaan masker dan alat pelindung diri lainnya kini menjadi prioritas untuk mencegah penularan penyakit yang lebih luas.

Selain itu, pemerintah daerah setempat berkoordinasi dengan BNPB untuk memastikan bantuan medis dan logistik tiba tepat waktu. Salah satu yang menjadi perhatian dan prioritas adalah bantuan logistik serta masker bagi keamanan pernapasan.

Gangguan Transportasi Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

Aktivitas erupsi Gunung Lewotobi juga berdampak signifikan pada transportasi, baik darat maupun udara. Jalan Trans-Flores, jalur utama yang menghubungkan delapan kabupaten di Pulau Flores, terpaksa ditutup akibat aliran lava dan hujan material vulkanik yang mengancam keselamatan pengguna jalan.

Penutupan jalan ini berdampak pada distribusi logistik dan akses warga ke wilayah terdampak. Beberapa ruas jalan utama, terutama antara Desa Boru dan Desa Konga, kini tidak dapat dilewati. Pembukaan kembali jalur ini akan bergantung pada kondisi aktivitas vulkanik yang masih fluktuatif.

Gangguan transportasi juga terjadi di sektor penerbangan. Bandara di beberapa kabupaten di NTT bahkan terpaksa ditutup, dengan pembatalan penerbangan mencapai puluhan kali. Dampaknya terasa hingga ke provinsi tetangga, Nusa Tenggara Barat (NTB), di mana Bandara Lombok mencatat 26 penerbangan dibatalkan dan 14 penerbangan lainnya ditunda.

Kerusakan Infrastruktur Akibat Letusan Gunung Lewotobi

Erupsi yang terus terjadi mengakibatkan kerusakan parah pada infrastruktur di sekitar kawasan terdampak. Bangunan dan fasilitas umum di tiga kecamatan, yaitu Wulanggitang, Ile Bura, dan Titehena, mengalami kerusakan serius akibat lontaran material vulkanik. Beberapa bangunan roboh, termasuk rumah warga dan fasilitas publik seperti sekolah dan puskesmas.

Kerusakan ini menghambat akses bantuan bagi warga terdampak. Tim SAR bersama relawan berusaha membersihkan material letusan yang menutup jalan dan mengganggu akses ke daerah pengungsian. Pemerintah daerah juga telah mengajukan bantuan tambahan untuk mempercepat proses perbaikan infrastruktur yang rusak.

BNPB menegaskan bahwa langkah perbaikan akan dimulai setelah kondisi di lokasi aman dari potensi letusan susulan. Namun demikian, evakuasi bakal dipastikan menyeluruh bagi warga yang terdampak letusan.

Zona Aman Gunung Lewotobi Diperluas, Warga Diminta Waspada

Zona aman di sekitar Gunung Lewotobi kini diperluas menjadi 9 km dari titik sebelumnya yang hanya 8 km. Keputusan ini diambil setelah intensitas letusan menunjukkan peningkatan yang signifikan. Warga yang berada dalam radius bahaya diminta untuk segera mengungsi dan menghindari area rawan bencana.

Langkah ini diambil berdasarkan rekomendasi dari tim vulkanologi yang memantau aktivitas gunung secara intensif. BNPB juga telah memperingatkan warga untuk tidak mendekati zona bahaya karena potensi erupsi susulan masih sangat tinggi. Upaya pengamanan dan evakuasi akan terus dilakukan hingga kondisi kembali stabil.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik: Berapa jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi?

Jumlah pengungsi mencapai 11.553 orang hingga Selasa (12/11/2024).

Di mana lokasi pengungsian utama untuk korban erupsi Gunung Lewotobi?

Lokasi pengungsian utama berada di Flores Timur dan Sikka.

Apakah erupsi Gunung Lewotobi memengaruhi penerbangan?

Ya, erupsi menyebabkan pembatalan penerbangan di NTT dan NTB.

Apakah zona bahaya Gunung Lewotobi diperluas?

Zona bahaya diperluas menjadi 9 km dari sebelumnya 8 km.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |