Heboh 4 Pria Selundupkan 5.000 Semut, Seekor Harganya Lebih Mahal dari Emas

1 day ago 11

Liputan6.com, Jakarta Empat pria ditangkap di Kenya setelah tertangkap tangan mencoba menyelundupkan sekitar 5.000 ekor semut langka ke luar negeri. Mereka berasal dari Belgia, Vietnam, dan Kenya, dan ditahan di Nairobi pada awal April 2025. Keempatnya mengaku bersalah atas dakwaan penyelundupan spesies yang dilindungi di Afrik.

Aksi ini menggemparkan otoritas Kenya karena biasanya kasus penyelundupan melibatkan satwa besar seperti gajah atau singa. Dinas Satwa Liar Kenya (KWS) menyebut ini sebagai kasus penting yang menandai tren baru dalam perdagangan ilegal satwa. Kasus ini menjadi yang pertama dalam skala sebesar ini melibatkan serangga.

Semut yang mereka selundupkan termasuk jenis semut pemanen Afrika raksasa, atau Messor cephalotes, yang sangat diminati kolektor di Eropa dan Asia. Harga satu ekor semut ini bisa mencapai $220 (sekitar Rp3,7 juta). Para pelaku menyembunyikan semut dalam tabung reaksi dan jarum suntik yang dimodifikasi agar tahan dua bulan.

Menurut pihak KWS penyelidikan menunjukkan adanya skema penjualan ke pasar hewan peliharaan eksotis. Operasi penangkapan ini dilakukan setelah penyelidikan intelijen yang panjang dan terkoordinasi.

Berikut selengkapnya aksi penyelundupan semut ini dirangkum Liputan6.com dari The Kenya Wildlife Service dan BBC, Kamis (17/4/2025). 

Polisi Bakauheni menggagalkan upaya penyelundupan 1,2 ton daging babi hutan yang dibawa dari Medan menuju Jakarta. Selain daging celeng, ditemukan juga ratusan lembar kulit ular dan puluhan kilogram sisik trenggiling.

Evolusi Modus Penyelundupan Satwa Liar

Penyelundupan satwa liar kini tak hanya menyasar hewan besar seperti gajah atau badak. Meningkatnya pengawasan dan keamanan membuat para penyelundup beralih ke spesies kecil namun bernilai tinggi. Serangga seperti semut menjadi target baru perdagangan ilegal.

Semut pemanen Afrika raksasa atau Messor cephalotes, memiliki nilai jual yang tinggi di pasar kolektor. Harga seekor semut bisa mencapai $220 atau sekitar Rp3,7 juta. Ukurannya yang besar dan tampilan menarik jadi daya tarik tersendiri.

Menurut KWS, kasus ini menunjukkan pergeseran yang mengganggu dalam pola perdagangan - dari mamalia ikonik ke spesies yang kurang dikenal yang sangat penting bagi keseimbangan ekologi. Fenomena ini dianggap sebagai bentuk baru bio-pembajakan. Ini menjadi alarm bagi dunia konservasi.

Pihak KWS menyatakan bahwa spesies ini dilindungi dan perdagangannya sangat ketat. Semut hanya boleh dikoleksi dengan izin resmi dan pemantauan keberlanjutan. Namun, pasar gelap tetap menggiurkan karena keuntungan tinggi dengan risiko lebih rendah.

Pakai Jarum Suntik

Para pelaku menyimpan semut dalam wadah kecil yang tak biasa. Tabung reaksi dan jarum suntik dimodifikasi agar semut bisa bertahan hingga dua bulan. Modus ini dirancang untuk menghindari deteksi bandara.

“Penyelidikan mengungkapkan bahwa tabung reaksi tersebut telah dirancang untuk mempertahankan semut hingga dua bulan dan menghindari deteksi keamanan bandara, termasuk pemindai sinar-X,” kata KWS dalam sebuah pernyataan. Upaya ini sangat terencana dan penuh perhitungan. Para pelaku memanfaatkan celah di sistem keamanan.

Petugas menemukan ratusan kontainer kecil berisi kapas, masing-masing menyimpan dua hingga tiga ekor semut. Rancangannya begitu rapi hingga hampir tak terdeteksi. Modifikasi alat ini menunjukkan keterlibatan jaringan dengan pengetahuan teknis.

Metode penyimpanan semut ini sebelumnya belum pernah ditemukan dalam kasus penyelundupan di Kenya. Hal ini menunjukkan kecanggihan dan perkembangan modus baru. KWS kini memperluas pengawasan terhadap upaya penyelundupan mikrofauna.

Satu Semut Lebih Mahal dari Satu Gram Emas

Semut pemanen Afrika raksasa memiliki karakteristik unik yang membuatnya digemari. Ukurannya bisa mencapai 25 mm dan memiliki warna mencolok merah-hitam. Koloni mereka kompleks dan menarik untuk diamati dalam akuarium hias.

Di pasar legal, satu ratu semut bisa dijual hingga $260 (sekitar Rp4,3 juta). Jika dibandingkan satu gram emas 24 karat, satu semut ini lebih mahal dua kali lipat.

Situs Ants R’ Us menjualnya seharga $132 (Rp2,2 juta), sedangkan toko Ant On Top di Polandia mematok harga lebih tinggi. KWS memperkirakan total nilai penyelundupan ini mencapai $7.800 atau sekitar Rp 131 juta.

“Ukurannya yang besar dan indah membuat serangga ini menarik bagi mereka yang ingin memeliharanya,” kata Pat Stanchev, manajer situs Best Ants UK. Walau dia tak menjual semut jenis ini, dia mengaku tahu ada yang mencoba mengimpor secara ilegal. Ini menunjukkan adanya permintaan tinggi di kalangan kolektor.

Harga fantastis ini jadi motivasi utama penyelundupan. Serangga kecil ini bisa dibawa dalam jumlah besar tanpa menarik perhatian. Namun, dampakn

Pelaku Mengaku Hanya Senang-Senang

Secara hukum, ekspor semut dari Kenya masih dimungkinkan. Namun, diperlukan izin ketat, pemeriksaan kesehatan, dan jaminan keberlanjutan ekosistem. Prosedur ini bertujuan mencegah eksploitasi liar.

Para pelaku berdalih hanya ingin mengoleksi semut untuk “bersenang-senang.” Namun, KWS menemukan bukti rencana penjualan ke kolektor di Eropa dan Asia. Penyangkalan mereka dipertanyakan oleh pihak berwenang.

“Penuntutan ini mengirimkan pesan yang kuat bahwa Kenya akan menegakkan kepatuhan... dan menandai langkah maju yang signifikan dalam perjuangan Kenya melawan kejahatan satwa liar yang tidak konvensional,” tegas KWS. 

Kasus ini jadi keputusan hukum pertama untuk kasus skala serangga. Etika koleksi serangga kini mulai dipertanyakan. Meski bentuknya kecil, peran ekologis mereka besar. Perdagangan ilegal bisa merusak keseimbangan habitat alami secara permanen.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |