Liputan6.com, Jakarta Bagi mereka yang ingin memulai bisnis namun belum memiliki pengalaman yang cukup, franchise adalah pilihan yang sering menjadi pertimbangan. Sistem bisnis ini menawarkan kesempatan untuk menjalankan usaha dengan memanfaatkan brand dan sistem operasional yang sudah terbukti sukses di pasaran.
Di Indonesia, perkembangan bisnis franchise menunjukkan tren yang sangat positif dalam beberapa dekade terakhir. Mulai dari franchise makanan, ritel, hingga jasa, berbagai sektor bisnis telah mengadopsi sistem ini sebagai strategi ekspansi usaha yang efektif.
Ketertarikan masyarakat terhadap sistem franchise tidak lepas dari berbagai keuntungan yang ditawarkannya, terutama dalam hal minimalisasi risiko kegagalan bisnis. Melalui sistem ini, pengusaha pemula dapat belajar menjalankan bisnis dengan panduan yang terstruktur dari pemilik brand yang sudah berpengalaman.
Bagi Anda yang ingin membuka usaha dengan sistem ini, simak penjelasan selengkapnya berikut ini untuk memahami keuntungannya, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (8/11/2024).
Sebuah restoran waralaba di negara bagian Virginia, Amerika Serikat, menawarkan menu halal kepada pengunjungnya yang ternyata tidak hanya dari kalangan muslim. Berikut liputannya dari tim Voice of America.
Pengertian Franchise
Franchise atau waralaba adalah sistem kerjasama bisnis dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak dan izin kepada individu atau badan usaha lain (franchisee) untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek dagang, produk, dan sistem operasional miliknya dalam periode waktu tertentu.
Menurut Permendag No. 71 Tahun 2019, franchise adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan oleh pihak lain berdasarkan Perjanjian Waralaba.
Elemen Utama dalam Sistem Franchise
Dalam menjalankan sistem franchise, terdapat dua pihak utama yang memiliki peran dan tanggung jawab berbeda namun saling melengkapi. Hubungan kedua pihak ini diatur dalam perjanjian franchise yang mengikat secara hukum, dimana masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi demi kelancaran operasional bisnis.
1. Franchisor (Pemberi Waralaba)
Franchisor adalah pemilik brand dan sistem bisnis yang memberikan hak penggunaan mereknya kepada pihak lain. Sebagai pemilik brand, franchisor memiliki tanggung jawab untuk menjaga kualitas dan reputasi merek secara keseluruhan. Mereka mengembangkan sistem operasional standar, menyediakan pelatihan, memberikan panduan marketing, dan memastikan setiap franchisee menjalankan bisnis sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Franchisor juga berperan dalam melakukan inovasi dan pengembangan produk atau layanan untuk mempertahankan daya saing brand di pasar.
2. Franchisee (Penerima Waralaba)
Franchisee adalah individu atau badan usaha yang membeli hak untuk menggunakan merek dan sistem bisnis dari franchisor. Mereka bertanggung jawab untuk menjalankan bisnis sesuai dengan standar dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam perjanjian franchise. Sebagai penerima waralaba, franchisee wajib membayar franchise fee dan royalty fee kepada franchisor. Mereka juga bertanggung jawab atas operasional harian, pengelolaan karyawan, dan pencapaian target bisnis di lokasi mereka. Meskipun terikat dengan standar operasional yang ketat, franchisee tetap memiliki peran penting dalam mengembangkan bisnis di area mereka dengan memahami karakteristik pasar lokal.
3. Sistem Operasional Standar
Di samping kedua pihak utama tersebut, elemen penting lainnya adalah sistem operasional standar yang menjadi panduan dalam menjalankan bisnis. Sistem ini mencakup berbagai aspek seperti:
- Standard Operating Procedure (SOP): Panduan detail mengenai cara menjalankan bisnis sehari-hari, mulai dari prosedur layanan hingga pengelolaan inventory.
- Quality Control System: Sistem pengawasan mutu yang memastikan produk atau layanan memenuhi standar yang ditetapkan franchisor.
- Training System: Program pelatihan berkelanjutan untuk memastikan semua karyawan memahami dan dapat menjalankan standar operasional dengan baik.
- Marketing System: Strategi pemasaran yang terstandarisasi untuk memastikan konsistensi brand image di semua outlet.
Keberhasilan sistem franchise sangat bergantung pada harmonisasi ketiga elemen utama ini. Franchisor perlu memastikan sistem yang mereka kembangkan dapat diimplementasikan dengan baik oleh franchisee, sementara franchisee harus memiliki komitmen untuk menjalankan sistem tersebut secara konsisten demi menjaga kualitas brand secara keseluruhan.
Jenis-Jenis Franchise
Dalam dunia bisnis modern, sistem franchise telah berkembang menjadi beberapa kategori yang berbeda, masing-masing dengan karakteristik dan keunggulannya sendiri. Pemahaman tentang berbagai jenis franchise ini penting bagi calon investor untuk menentukan model bisnis yang paling sesuai dengan kapasitas modal, pengalaman, dan tujuan bisnis mereka. Berikut adalah pembagian jenis franchise berdasarkan beberapa kategori utama:
1. Berdasarkan Asal Usulnya
a. Franchise Internasional
Franchise internasional adalah waralaba yang berasal dari luar negeri dan telah memiliki reputasi global. Jenis franchise ini umumnya memiliki sistem operasional yang sangat matang dan terstandarisasi karena telah diuji di berbagai negara dengan kultur yang berbeda. Brand-brand seperti McDonald's, KFC, dan Pizza Hut adalah contoh klasik franchise internasional yang sukses beroperasi secara global. Keunggulan utama franchise jenis ini adalah brand awareness yang kuat dan sistem manajemen yang telah teruji, meskipun biasanya membutuhkan investasi awal yang lebih besar.
b. Franchise Lokal
Franchise lokal merupakan waralaba yang dikembangkan oleh pengusaha dalam negeri dan umumnya lebih memahami karakteristik pasar lokal. Contohnya seperti Indomaret, Alfamart, dan Kebab Baba Rafi. Franchise jenis ini menawarkan keunggulan dalam hal pemahaman selera dan budaya lokal, serta biaya investasi yang umumnya lebih terjangkau dibandingkan franchise internasional. Franchise lokal juga sering menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dalam hal penyesuaian dengan kondisi pasar setempat.
2. Berdasarkan Jenis Usaha
a. Franchise F&B (Food & Beverage)
Sektor F&B merupakan salah satu kategori franchise yang paling populer dan berkembang pesat. Kategori ini mencakup berbagai format bisnis mulai dari restoran cepat saji, kedai kopi, hingga minuman kekinian. Keunggulan franchise F&B adalah pasar yang relatif stabil karena berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia, serta potensi pengembangan menu yang beragam untuk menyesuaikan dengan tren kuliner terkini.
b. Franchise Ritel
Franchise ritel meliputi berbagai jenis usaha yang bergerak dalam penjualan produk langsung ke konsumen. Kategori ini mencakup minimarket, toko pakaian, apotek, dan berbagai jenis toko retail lainnya. Model bisnis ini memiliki keunggulan dalam hal sistem inventory dan supply chain yang telah terorganisir dengan baik, serta potensi pengembangan jaringan yang luas.
c. Franchise Jasa
Franchise jasa mencakup berbagai bisnis yang menawarkan layanan kepada konsumen, seperti laundry, pendidikan, dan jasa pengiriman. Sektor ini memiliki karakteristik khusus karena lebih mengandalkan kualitas layanan dan standar operasional yang konsisten. Franchise jasa biasanya membutuhkan pelatihan yang lebih intensif untuk memastikan standar layanan yang seragam di semua outlet.
3. Berdasarkan Model Bisnis
a. Business Format Franchise
Model ini merupakan bentuk franchise yang paling komprehensif, di mana franchisee mendapatkan hak untuk menggunakan seluruh sistem bisnis, termasuk merek dagang, produk/jasa, dan seluruh sistem operasional. Franchisor memberikan dukungan penuh dalam bentuk pelatihan, panduan operasional, dan bantuan pemasaran.
b. Product Distribution Franchise
Dalam model ini, franchisee hanya mendapatkan hak untuk menjual produk tertentu dengan merek franchisor. Sistem ini lebih sederhana dibandingkan business format franchise karena tidak mencakup transfer sistem bisnis secara menyeluruh.
Pemilihan jenis franchise yang tepat harus didasarkan pada berbagai pertimbangan, termasuk modal yang tersedia, pengalaman bisnis, target pasar, dan tujuan jangka panjang. Setiap jenis franchise memiliki karakteristik, keunggulan, dan tantangan tersendiri yang perlu dipahami dengan baik sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Keuntungan Menjalankan Bisnis Franchise
Memulai bisnis dengan sistem franchise menawarkan berbagai keuntungan yang tidak didapatkan ketika memulai bisnis dari nol. Dibandingkan dengan membangun brand sendiri, sistem franchise memberikan jalan pintas untuk memiliki bisnis yang sudah memiliki sistem matang dan pangsa pasar yang jelas. Berikut adalah beberapa keuntungan utama yang bisa didapatkan ketika menjalankan bisnis franchise:
1. Brand yang Sudah Dikenal
Salah satu keuntungan terbesar dalam menjalankan bisnis franchise adalah memanfaatkan brand awareness yang sudah terbangun. Ketika membuka franchise brand terkenal, Anda tidak perlu memulai dari awal untuk membangun kepercayaan konsumen karena mereka sudah familiar dengan produk dan layanan yang ditawarkan. Hal ini sangat menguntungkan terutama di tahap awal bisnis, di mana biasanya bisnis baru harus berjuang keras untuk mendapatkan pengakuan pasar. Brand recognition yang kuat juga membantu dalam hal pemasaran, karena konsumen cenderung lebih percaya pada merek yang sudah mereka kenal dibandingkan dengan merek baru.
2. Sistem Operasional yang Teruji
Franchisor umumnya telah mengembangkan dan menyempurnakan sistem operasional mereka melalui trial and error selama bertahun-tahun. Sebagai franchisee, Anda mendapatkan akses ke sistem yang sudah terbukti berhasil ini. Sistem ini mencakup Standard Operating Procedure (SOP) yang detail, panduan pengelolaan bisnis, sistem kontrol kualitas, hingga metode pengelolaan keuangan. Keberadaan sistem yang matang ini membantu meminimalkan kesalahan operasional dan memastikan konsistensi layanan di setiap outlet. Franchisee tidak perlu menghabiskan waktu dan resources untuk mengembangkan sistem dari awal, melainkan bisa langsung fokus pada implementasi dan pengembangan bisnis.
3. Dukungan Penuh dari Franchisor
Ketika bergabung dalam sistem franchise, Anda tidak sendirian dalam menjalankan bisnis. Franchisor biasanya menyediakan berbagai bentuk dukungan yang komprehensif, mulai dari pelatihan awal hingga bantuan operasional berkelanjutan. Dukungan ini termasuk program training untuk karyawan, bantuan dalam pemilihan lokasi, panduan marketing, serta akses ke jaringan supplier yang sudah terverifikasi. Franchisor juga sering memberikan konsultasi bisnis dan solusi untuk masalah-masalah yang mungkin timbul dalam operasional sehari-hari. Dukungan ini sangat berharga terutama bagi pengusaha pemula yang belum memiliki banyak pengalaman dalam mengelola bisnis.
4. Risiko Bisnis yang Lebih Rendah
Dibandingkan dengan memulai bisnis dari nol, sistem franchise menawarkan risiko kegagalan yang lebih rendah. Hal ini karena Anda mengadopsi model bisnis yang sudah terbukti berhasil dan memiliki track record yang jelas. Pasar yang sudah terbentuk dan sistem operasional yang matang membantu mengurangi ketidakpastian yang biasanya dihadapi bisnis baru. Selain itu, franchisor biasanya telah melakukan riset pasar yang mendalam dan memiliki pemahaman yang baik tentang target konsumen, sehingga franchisee bisa lebih fokus pada eksekusi dibandingkan eksperimentasi model bisnis.
5. Efisiensi dalam Pemasaran
Franchise biasanya memiliki program pemasaran terpadu yang dijalankan oleh franchisor di tingkat nasional atau regional. Sebagai franchisee, Anda bisa memanfaatkan program marketing ini tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan yang signifikan. Program promosi bersama ini tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga memberikan dampak yang lebih besar karena dilakukan secara terkoordinasi di berbagai lokasi. Selain itu, franchisee juga mendapatkan panduan dan materi promosi yang sudah standar, sehingga bisa memastikan konsistensi pesan marketing di seluruh jaringan.
Meski menawarkan berbagai keuntungan, perlu diingat bahwa kesuksesan bisnis franchise tetap bergantung pada kemampuan franchisee dalam mengelola bisnis sesuai standar yang ditetapkan dan memahami karakteristik pasar lokal. Keuntungan-keuntungan di atas akan maksimal jika dipadukan dengan kerja keras, dedikasi, dan komitmen untuk terus mengembangkan bisnis sesuai dengan panduan dari franchisor.
Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Membeli Franchise
Sebelum memutuskan untuk bergabung dalam sistem franchise, calon franchisee perlu melakukan analisis mendalam terhadap berbagai aspek yang akan mempengaruhi keberhasilan bisnis. Keputusan membeli franchise adalah investasi jangka panjang yang membutuhkan modal besar dan komitmen serius. Oleh karena itu, pemahaman menyeluruh tentang berbagai faktor berikut sangat penting untuk menghindari kerugian dan memaksimalkan peluang kesuksesan.
1. Aspek Finansial
Pertimbangan finansial merupakan aspek fundamental yang harus dievaluasi secara cermat sebelum memutuskan membeli franchise. Hal ini mencakup semua biaya yang diperlukan, tidak hanya untuk membeli franchise, tetapi juga untuk operasional jangka panjang. Anda perlu menghitung dengan detail modal awal yang dibutuhkan, termasuk franchise fee, biaya sewa lokasi, renovasi, peralatan, dan modal kerja untuk beberapa bulan pertama. Perhatikan juga struktur biaya berkelanjutan seperti royalty fee, biaya marketing, dan biaya operasional rutin. Lakukan analisis Break Even Point (BEP) untuk memahami berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik balik modal dan proyeksikan potensi keuntungan berdasarkan data historis franchise serupa.
2. Aspek Legal
Aspek hukum dalam perjanjian franchise harus dipahami dengan sangat teliti karena akan mengikat kedua belah pihak dalam jangka waktu yang cukup panjang. Pelajari dengan seksama semua dokumen legal yang terkait dengan franchise, termasuk perjanjian franchise, ketentuan penggunaan merek dagang, dan persyaratan operasional. Perhatikan klausul-klausul penting seperti durasi kontrak, syarat perpanjangan, teritorial rights, dan kondisi pemutusan perjanjian. Sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli hukum yang memahami bisnis franchise sebelum menandatangani perjanjian. Pahami juga sistem bagi hasil dan mekanisme pembayaran royalti yang akan diterapkan selama masa kerjasama.
3. Aspek Operasional
Keberhasilan franchise sangat bergantung pada kemampuan menjalankan operasional sesuai standar yang ditetapkan franchisor. Pelajari dengan detail sistem operasional yang diterapkan, termasuk standar layanan, prosedur quality control, dan sistem manajemen inventory. Evaluasi juga kebutuhan sumber daya manusia, baik dari segi jumlah maupun kualifikasi yang diperlukan. Perhatikan sistem supply chain yang digunakan, termasuk bagaimana mekanisme pengadaan bahan baku dan logistik. Pastikan Anda memahami dan mampu memenuhi standar pelayanan yang ditetapkan franchisor untuk menjaga konsistensi kualitas brand.
4. Aspek Lokasi dan Pasar
Pemilihan lokasi merupakan faktor kritis dalam kesuksesan franchise. Lakukan analisis mendalam terhadap potensi pasar di lokasi yang direncanakan, termasuk demografi penduduk, daya beli masyarakat, dan persaingan usaha. Perhatikan juga aksesibilitas lokasi, visibilitas, dan ketersediaan parkir. Pastikan lokasi yang dipilih sesuai dengan kriteria yang ditetapkan franchisor dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang. Evaluasi juga kondisi persaingan di area tersebut, baik dengan sesama franchise maupun bisnis independen.
5. Reputasi dan Track Record Franchisor
Sebelum berinvestasi, lakukan riset mendalam tentang reputasi dan track record franchisor. Pelajari sejarah perusahaan, pertumbuhan bisnis, dan kinerja franchise existing. Cari informasi tentang tingkat keberhasilan dan kegagalan franchisee sebelumnya. Tanyakan tentang sistem dukungan yang diberikan franchisor, termasuk program pelatihan, bantuan operasional, dan dukungan marketing. Jika memungkinkan, kunjungi beberapa outlet yang sudah beroperasi dan diskusi dengan franchisee yang sudah berjalan untuk mendapatkan gambaran nyata tentang bisnis tersebut.
Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aspek-aspek di atas akan membantu calon franchisee membuat keputusan yang lebih informed dan mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menjalankan bisnis franchise. Ingat bahwa setiap pertimbangan ini sama pentingnya dan saling terkait satu sama lain. Keberhasilan franchise tidak hanya bergantung pada satu aspek saja, melainkan pada harmonisasi semua elemen tersebut.
Langkah-Langkah Memulai Bisnis Franchise
Memulai bisnis franchise membutuhkan persiapan yang matang dan pendekatan yang sistematis. Berbeda dengan memulai bisnis konvensional, bergabung dalam sistem franchise memiliki tahapan dan prosedur yang lebih terstruktur karena harus mengikuti standar yang telah ditetapkan franchisor. Berikut adalah langkah-langkah detail yang perlu diperhatikan dalam memulai bisnis franchise:
1. Riset Pasar
Langkah pertama dan paling krusial adalah melakukan riset pasar yang komprehensif. Ini mencakup analisis mendalam tentang potensi pasar di area yang ditargetkan, termasuk studi demografis penduduk sekitar, pola konsumsi, dan daya beli masyarakat. Penting juga untuk mengidentifikasi kompetitor yang ada, baik dari franchise serupa maupun bisnis independen yang menjadi pesaing langsung. Lakukan survei lokasi secara detail, perhatikan arus lalu lintas, aksesibilitas, dan visibilitas tempat usaha yang direncanakan. Data yang dikumpulkan dari riset ini akan menjadi dasar untuk membuat keputusan bisnis yang lebih akurat dan meminimalkan risiko kegagalan.
2. Analisis Finansial
Setelah memahami potensi pasar, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis finansial yang mendetail. Hitung dengan cermat seluruh komponen biaya yang diperlukan, mulai dari initial franchise fee, biaya sewa lokasi, renovasi, peralatan, hingga modal kerja untuk operasional beberapa bulan pertama. Buat proyeksi keuangan yang realistis berdasarkan data historis franchise serupa dan kondisi pasar setempat. Pertimbangkan juga berbagai skenario finansial, termasuk worst case scenario, untuk memastikan kesiapan modal dalam berbagai kondisi. Tentukan juga sumber pendanaan yang akan digunakan, apakah dari modal sendiri, pinjaman bank, atau kombinasi keduanya.
3. Pemilihan Franchise
Proses pemilihan franchise harus dilakukan dengan sangat teliti mengingat ini adalah keputusan jangka panjang. Evaluasi berbagai aspek dari franchisor yang potensial, termasuk:
- Track record dan reputasi brand
- Sistem dukungan yang ditawarkan
- Program pelatihan yang disediakan
- Fleksibilitas dalam pengembangan bisnis
- Kebijakan teritorial dan persaingan
- Sistem supply chain dan logistik
Bandingkan beberapa franchise dalam kategori yang sama untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing.
4. Negosiasi dan Perjanjian
Setelah memilih franchise yang sesuai, lakukan negosiasi detail tentang syarat dan ketentuan kerja sama. Pelajari dengan seksama draft perjanjian franchise dan konsultasikan dengan ahli hukum yang memahami bisnis franchise. Perhatikan setiap klausul dalam perjanjian, terutama yang berkaitan dengan:
- Durasi kontrak dan syarat perpanjangan
- Hak dan kewajiban kedua belah pihak
- Sistem pembayaran royalti
- Ketentuan penggunaan merek
- Prosedur penyelesaian sengketa
- Syarat pemutusan kontrak
5. Persiapan Operasional
Tahap persiapan operasional mencakup berbagai aspek teknis yang harus dipersiapkan sebelum memulai bisnis. Ini termasuk:
- Pengurusan perizinan usaha
- Renovasi dan set-up lokasi sesuai standar franchisor
- Perekrutan dan pelatihan karyawan
- Pengadaan peralatan dan perlengkapan
- Implementasi sistem operasional
- Persiapan marketing pre-opening
6. Pembukaan dan Operasional Awal
Fase pembukaan dan operasional awal adalah periode kritis yang akan menentukan momentum bisnis ke depan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Pelaksanaan grand opening yang menarik perhatian
- Implementasi strategi marketing yang efektif
- Monitoring ketat terhadap kualitas produk dan layanan
- Pengelolaan inventory yang efisien
- Manajemen cash flow yang baik
- Evaluasi berkala terhadap kinerja bisnis
7. Pengembangan Bisnis Berkelanjutan
Setelah bisnis berjalan, fokus beralih pada pengembangan berkelanjutan:
- Evaluasi dan optimasi kinerja bisnis
- Identifikasi peluang pertumbuhan
- Pengembangan team yang solid
- Penguatan hubungan dengan franchisor
- Peningkatan efisiensi operasional
- Adaptasi terhadap perubahan pasar
Keberhasilan dalam menjalankan bisnis franchise sangat bergantung pada ketekunan dalam mengikuti setiap langkah ini secara sistematis. Penting untuk tidak menganggap enteng tahapan manapun karena setiap langkah memiliki signifikansinya sendiri dalam membangun fondasi bisnis yang kuat. Dengan persiapan yang matang dan eksekusi yang tepat, peluang untuk sukses dalam bisnis franchise akan semakin terbuka lebar.
Memulai bisnis dengan sistem franchise adalah langkah strategis untuk memasuki dunia usaha dengan risiko yang lebih terukur. Dengan pemahaman yang baik tentang konsep franchise dan persiapan yang matang, peluang kesuksesan bisnis franchise akan semakin terbuka lebar.