:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5076563/original/003903900_1735888357-20250103-KPK_Korea_Selatan-AFP_1.jpg)
1/5
Para penyelidik dari Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) meninggalkan kediaman Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, di Seoul pada tanggal 3 Januari 2025. (JUNG Yeon-je/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5076564/original/095127200_1735888357-20250103-KPK_Korea_Selatan-AFP_2.jpg)
1/5
Penyidik anti-korupsi Korea Selatan menyatakan membatalkan upaya penahanan Presiden Yoon Suk-yeol yang dimakzulkan karena upayanya menerapkan darurat militer, Jumat (3/1/2025). (JUNG Yeon-je/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5076565/original/082900100_1735888358-20250103-KPK_Korea_Selatan-AFP_3.jpg)
1/5
Penyidik yang didampingi personel kepolisian itu dihalangi oleh unit militer yang berjaga serta pengacara Yoon di kediaman presiden. (JUNG Yeon-je/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5076566/original/060907700_1735888359-20250103-KPK_Korea_Selatan-AFP_4.jpg)
1/5
Kekhawatiran akan keselamatan personel di lokasi menjadi dasar menghentikan eksekusi penahanan Yoon Suk-yeol. (JUNG Yeon-je/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5076567/original/048396100_1735888360-20250103-KPK_Korea_Selatan-AFP_5.jpg)
1/5
Sebelumnya, Jumat (3/1/2025) pagi waktu setempat, para penyidik antikorupsi mendatangi kediaman Yoon Suk-yeol untuk mengeksekusi perintah pengadilan. (JUNG Yeon-je/AFP)