Liputan6.com, Jakarta Dalam perjalanan sejarah kenabian, Nabi Adam AS dikenal sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah dan juga sebagai nabi pertama. Ketika beliau melakukan kesalahan dengan melanggar perintah Allah, beliau langsung menyesali perbuatannya dan memanjatkan doa yang kini dikenal sebagai doa Nabi Adam. Doa ini bukan hanya pengakuan dosa, tetapi juga wujud keikhlasan, kesadaran, dan ketundukan penuh seorang hamba di hadapan Tuhannya. Selain menjadi doa taubat, doa Nabi Adam juga diyakini memiliki keutamaan sebagai pembuka rezeki bagi siapa pun yang mengamalkannya dengan hati yang tulus.
Dalam Buku Aqidah Islamiyah karya Sayyid Sabiq, dijelaskan bahwa doa bukan hanya penghubung antara hamba dan Rabb-nya, tetapi juga bentuk permohonan sekaligus pengakuan atas kelemahan manusia dalam menghadapi ujian dunia. Pernyataan ini menguatkan bahwa doa Nabi Adam bukan sekadar kisah sejarah, melainkan pelajaran besar untuk umat Islam dalam memohon ampun dan menjemput rezeki yang halal dan berkah.
Adapun dalam Buku Pintar Islam: Solusi Praktis Kehidupan Muslim Sehari-hari karya Arif Munandar Riswanto, disebutkan bahwa taubat yang dimulai dari hati dan diikuti dengan amalan yang benar akan mengundang pertolongan serta kelapangan hidup. Maka dari itu, mengamalkan doa Nabi Adam secara rutin bukan hanya menjadi cara untuk menghapus dosa, tetapi juga bentuk usaha keagamaan dalam membuka jalan rezeki, kelapangan hati, dan kebaikan hidup di dunia maupun akhirat.
Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Selasa (15/7/2025).
Doa Nabi Adam dalam Bahasa Arab, Latin dan Artinya
Berikut adalah doa Nabi Adam untuk memohon ampunan Allah SWT dalam Bahasa Arab, Latin, dan artinya:
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Arab Latin: Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa illam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakoonanna minal-khaasiriin
Artinya: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak memberi ampun dan rahmat kepada kami, niscaya kami akan termasuk orang yang rugi." (QS. Al-A'raf: 23)
Doa ini merupakan pengakuan dosa dan permohonan ampun dari Nabi Adam dan Hawa setelah mereka diturunkan dari surga dan menyadari kesalahan mereka. Doa ini juga bisa dijadikan sebagai contoh doa untuk memohon ampun kepada Allah SWT.
Sedangkan bacaan doa Nabi Adam yang dipanjatkan untuk membuka rezeki adalah sebagai berikut ini:
اللّهُمّ إِنّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلَانِيَتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطِنِيْ سُؤَلِيْ وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيْبُنِيْ إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي وَأَرْضِنِيْ بِمَا قَسَّمْتَ لِي
Arab Latin: Allahumma innaka ta’ lamu sirrii wa alaaniyyatii faqbal ma’ dziratii wa ta’ lamu hajatii fa’ thinii sualii wa ta’ lamu maa fii nafsii faghfirlii dzanbii. Allahumma inni as’ aluka iimaanan yubasyiru qalbi wa yaqiinan shodiqan hatta a’ lamu annahu laa yushiibani illa ma katabta lii wa ardhini bi maa qasamtahu lii.
Artinya: “Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku. Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku.”
Selain bacaan doa Nabi Adam di atas, terdapat bacaan lain yang juga bisa amalkan adalah sebagai berikut:
رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Arab latin: Qālā rabbanā ẓalamnā anfusana wa il lam tagfir lanā wa tar-ḥamnā lanakụnanna minal-khāsirīn
Artinya: "Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."
Keutamaan Membaca Doa Nabi Adam
1. Menjadi Sarana Taubat yang Tulus dan Langsung Diterima Allah
Doa Nabi Adam adalah ekspresi taubat pertama manusia kepada Allah SWT. Dalam doa ini, Nabi Adam dan Hawa mengakui kesalahannya secara jujur tanpa menyalahkan siapa pun. Mereka tidak mencari pembenaran, tetapi mengakui bahwa mereka telah menzalimi diri sendiri. Ini adalah bentuk taubat yang tulus. Maka, ketika seseorang membaca doa Nabi Adam dengan hati yang sadar dan penuh penyesalan, itu berarti ia sedang menapaki jalan taubat sejati seperti yang dilakukan oleh bapak manusia pertama. Allah menerima taubat Nabi Adam, dan itu menjadi bukti bahwa siapa pun yang bertobat dengan sungguh-sungguh juga akan diterima taubatnya.
2. Mendapatkan Ampunan Allah SWT Tanpa Batas
Salah satu keutamaan membaca doa Nabi Adam adalah peluang besar untuk memperoleh ampunan Allah, terlepas dari seberapa besar dosa yang pernah dilakukan. Dalam ayat tersebut, Allah menunjukkan sifat-Nya yang Maha Pengampun. Doa ini mengajarkan bahwa pintu ampunan tidak pernah tertutup bagi siapa pun yang benar-benar menyesal dan kembali kepada-Nya. Maka, doa Nabi Adam bukan hanya untuk orang yang baru saja berbuat dosa, tetapi juga untuk mereka yang ingin menjaga hatinya tetap bersih dari noda kesalahan.
3. Membuka Pintu Rezeki dengan Kesucian Hati
Taubat yang ikhlas berdampak langsung pada kelapangan hidup. Banyak ulama menjelaskan bahwa kesempitan rezeki bisa disebabkan oleh dosa-dosa yang belum disadari dan belum ditaubati. Dengan membaca doa Nabi Adam secara rutin, hati akan menjadi bersih, dan rezeki yang tadinya terasa sulit mulai terbuka. Allah mencintai hamba yang bertaubat, dan kecintaan-Nya itu bisa termanifestasi dalam bentuk kemudahan hidup, keberkahan waktu, dan limpahan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
4. Menumbuhkan Rendah Hati dan Kesadaran Diri
Makna yang paling dalam dari doa Nabi Adam adalah kejujuran dalam mengakui kesalahan. Ini adalah pelajaran spiritual yang luar biasa. Tidak sedikit orang yang sulit mengakui kesalahan karena gengsi atau ego. Tapi doa Nabi Adam mengajarkan bahwa kerendahan hati adalah kunci dibukanya rahmat Allah. Orang yang terbiasa membaca doa ini akan dibentuk menjadi pribadi yang tidak sombong, tidak menyalahkan orang lain atas musibah, dan selalu introspektif dalam setiap kejadian.
5. Memberi Ketenangan Jiwa dan Kekuatan Spiritual
Membaca doa Nabi Adam secara rutin juga memberi efek menenangkan jiwa. Dalam doa itu tersirat bahwa Allah akan mencintai hamba yang jujur dan kembali kepada-Nya. Ketika seseorang memanjatkan doa ini dalam keheningan malam atau setelah sholat, maka hatinya akan merasa ringan, lapang, dan tidak dikejar rasa bersalah terus-menerus. Doa ini seperti pelukan Ilahi yang memberikan rasa aman di tengah badai ujian dunia.
Waktu yang Mustajab untuk Berdoa
1. Sepertiga Malam Terakhir
Dalam sepertiga malam terakhir adalah waktu yang sangat dianjurkan untuk berdoa, karena Allah turun ke langit dunia dan memperhatikan hamba-hamba-Nya yang beribadah. Rasulullah SAW bersabda:
"Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan beri. Dan siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan ampuni.’" (HR. Bukhari no. 1145, Muslim no. 758)
2. Saat Sujud dalam Sholat
Sujud adalah posisi paling rendah seorang hamba secara fisik, namun sangat tinggi secara spiritual, dan merupakan saat paling dekat dengan Allah. Rasulullah SAW bersabda:
"Keadaan yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabb-nya adalah ketika ia sedang sujud. Maka perbanyaklah doa saat itu." (HR. Muslim no. 482)
3. Antara Adzan dan Iqamah
Waktu ini termasuk momen yang penuh berkah, karena berada di antara dua seruan ibadah. Rasulullah SAW bersabda:
"Doa antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak." (HR. Abu Dawud no. 521; dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani)
4. Saat Berbuka Puasa
Orang yang sedang berpuasa berada dalam kondisi spiritual yang kuat, dan doanya tidak akan tertolak, terutama ketika berbuka. Waktu berbuka puasa adalah saat yang mustajab untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya doa orang yang berpuasa ketika berbuka tidak tertolak." (HR. Ibnu Majah no. 1753, dinilai hasan oleh Al-Albani)
5. Pada Hari Jumat
Ada satu waktu pada hari Jumat yang sangat mustajab, dan mayoritas ulama menyebutnya berada di antara Ashar dan Maghrib. Rasulullah SAW bersabda:
"Di hari Jumat terdapat satu waktu, tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah bertepatan dengan waktu tersebut kecuali Allah akan memberinya apa yang ia minta." (HR. Bukhari no. 935, Muslim no. 852)
QnA Seputar Doa Nabi Adam
Q: Dalam konteks apa Nabi Adam membaca doa ini?
A: Doa ini dibaca Nabi Adam dan Siti Hawa setelah mereka melakukan kesalahan dengan memakan buah dari pohon terlarang di surga. Doa ini menjadi bentuk penyesalan dan permohonan ampun yang tulus kepada Allah SWT.
Q: Apakah doa Nabi Adam hanya untuk meminta ampun?
A: Tidak hanya untuk memohon ampun, doa ini juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan jiwa, dan bahkan diyakini membuka pintu rezeki dan kelapangan hidup, jika dibaca dengan niat yang baik dan hati yang ikhlas.
Q: Apakah doa ini bisa dibaca setiap hari?
A: Ya. Sangat dianjurkan membaca doa Nabi Adam secara rutin setiap hari sebagai bentuk dzikir, introspeksi diri, dan menjaga hubungan ruhani yang dekat dengan Allah SWT.
Q: Apakah anak-anak juga bisa diajarkan doa ini?
A: Bisa. Karena doa Nabi Adam singkat dan mudah dihafal, sangat baik jika diajarkan sejak dini kepada anak-anak agar mereka belajar bertanggung jawab, berani mengakui kesalahan, dan terbiasa berdoa kepada Allah.
Q: Apakah doa ini harus dibaca dalam bahasa Arab?
A: Lebih utama dibaca dalam bahasa Arab sesuai teks aslinya, namun jika belum hafal, boleh dibaca dalam terjemahan atau dalam bahasa sendiri, selama niat dan maknanya tetap terjaga.
Q: Apakah boleh membaca doa Nabi Adam setelah melakukan dosa besar?
A: Sangat boleh. Justru doa ini sangat dianjurkan dibaca sebagai bentuk taubat yang tulus. Doa ini merupakan contoh nyata bahwa Allah Maha Pengampun, selama hambanya bersungguh-sungguh untuk kembali kepada-Nya.
Q: Apakah doa ini juga berlaku untuk perempuan?
A: Tentu saja. Doa ini bersifat umum dan bisa diamalkan oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, selama niatnya benar dan dibaca dengan kesungguhan hati.