Arti Asap Konklaf dan Sejarahnya, Pemilihan Pengganti Paus Fransiskus Sudah Dimulai

3 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Pemilihan Paus adalah salah satu proses paling penting dalam Gereja Katolik yang melibatkan kardinal-kardinal yang terkumpul dalam sebuah konklaf rahasia untuk memilih pemimpin baru umat Katolik.

Kata Konklaf berasal dari bahasa Latin yaitu 'cum clave' yang berarti 'dengan kunci'. Jadi Konklaf merupakan proses pemilihan Paus yang dilakukan secara tertutup dan rahasia. Konklaf dapat berlangsung sangat singkat hingga bertahun-tahun

Salah satu tradisi yang paling menarik dan dikenal luas dalam pemilihan paus adalah asap yang keluar dari cerobong Kapel Sistina. Asap hitam atau putih yang mengepul ke langit ini memberikan sinyal kepada dunia tentang hasil pemilihan paus yang sedang berlangsung, baik itu kegagalan mencapai konsensus ataupun terpilihnya seorang paus baru.

Sejarah konklaf dan penggunaan asap sebagai simbol pemilihan paus memiliki perjalanan panjang yang dimulai sejak abad pertengahan. Publik dapat mengikuti perkembangan pemilihan Paus secara langsung, meskipun detail pemungutan suara tetap dirahasiakan.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang arti asap Konklaf dan sejarahnya, Kamis (8/5/2025).

Vatikan menutup Kapel Sistina untuk umum jelang persiapan Konklaf pemilihan Paus berikutnya setelah wafatnya Paus Fransiskus.

Sejarah di Balik Asap Kepausan

Setelah setiap pemungutan suara selama konklaf untuk memilih penerus Paus Fransiskus, asap hitam atau putih akan memenuhi langit di atas Vatikan. Meskipun pemungutan suara dilakukan di balik pintu tertutup dan terkenal sangat rahasia, tradisi yang telah berlangsung lama ini menjadi cara untuk memberi tahu publik tentang hasil pemungutan suara.

Dalam sebuah tradisi yang para ahli sejarah tarik ke abad ke-19, asap yang dilepaskan dari cerobong akan berwarna putih jika kardinal telah membuat keputusan, atau hitam jika mereka masih terjebak dalam kebuntuan.

Cerobong khusus yang dipasang sementara setiap konklaf berasal dari abad ke-18. Melansir dari Histoy.com dan BBC, Kapel Sistina adalah karya seni itu sendiri, pemasangannya bisa menjadi proses yang sangat hati-hati.

Dalam buku Behind Locked Doors tahun 2003, sejarahwan Frederic J. Baumgartner menulis bahwa bukti pertama yang dia temukan tentang penggunaan asap sebagai sinyal dalam pemilihan paus berasal dari tahun 1823.

Penggunaan asap putih baru dimulai pada konklaf 1914, yang akhirnya memilih Paus Benediktus XV. Namun, penggunaan asap hitam dapat ditelusuri kembali ke abad ke-19.

Pada tahun 2005, setelah konklaf-konklaf sebelumnya menghasilkan asap abu-abu yang membingungkan para pengamat, Vatikan mengadopsi strategi baru. Asap masih berasal dari pembakaran surat suara, tetapi kini juga dicampur dengan bahan kimia tambahan dari kompor lain. Tahun yang sama, yang menghasilkan pemilihan Paus Benediktus XVI, Vatikan juga mulai membunyikan lonceng sebagai konfirmasi bahwa seorang paus baru telah dipilih.

Asap Hitam dan Asap Putih

Asap putih akan keluar jika seorang paus telah dipilih dan asap hitam jika tidak ada kandidat yang memenangkan mayoritas dua pertiga suara. Ini adalah tradisi yang menurut para ahli sejarah berasal dari abad ke-19, ketika konklaf diadakan di Istana Quirinale, istana kepausan yang sekarang menjadi kediaman presiden Italia.

Asap tersebut berasal dari pembakaran surat suara, serta catatan yang telah dibuat oleh para kardinal yang dimasukkan ke dalam kompor besi cor setelah setiap putaran pemungutan suara. (Satu putaran diadakan pada hari pertama, dan empat putaran setiap hari berikutnya, dengan dua putaran di pagi hari dan dua di sore hari.) Surat suara dibakar setelah dua putaran pemungutan suara, kecuali jika seorang paus telah terpilih.

Hingga abad ke-20, jerami basah ditambahkan ke kompor untuk menciptakan warna putih pada asap. Namun, itu tidak selalu dapat diandalkan. Dilansir The New York Times, pada konklaf 1958 asap putih tampaknya muncul dua kali pada hari kedua pemungutan suara. Itu menciptakan kebingungannya karena sebenarnya, paus belum terpilih.

Melansir BBC bahwa asap hitam dihasilkan dari campuran kalium perklorat, antrasena, dan belerang, sementara asap putih dihasilkan dari kalium klorat, laktosa, dan resin.

Konklaf dari Abad Pertengahan hingga Kini

Ditetapkan Secara Formal pada 1274 oleh Paus Gregorius X

Konklaf tahun 2025 yang digelar pada 7 Mei adalah untuk memilih Paus yang ke-267 dan akan menjadi konklaf ke-76. Seiring berjalannya waktu, berbagai reformasi secara bertahap membentuk prosedur pemilihan Paus.

Perubahan signifikan pertama kali diperkenalkan oleh Paus Nicholas II pada tahun 1059 dengan Buletin In nomine Domini yang menetapkan bahwa hanya kardinal yang dapat memilih Paus Roma.

Sebelum itu, penerus Santo Petrus dipilih dengan partisipasi komunitas gerejawi. Para pendeta menilai kandidat yang diajukan oleh umat dan para uskup memilih Paus. Pengaruh luar dan campur tangan kekuatan politik tentunya memainkan peran besar dalam pemilihan, seringkali menghalangi proses pemilihan.

Pada 1179, Paus Aleksander III mengeluarkan Konstitusi Licet de vitanda yang memperkenalkan persyaratan mayoritas dua pertiga—elemen penting yang masih berlaku hingga sekarang.

Pemilihan 1268-1271 di Viterbo, Pemilihan Terpanjang dalam Sejarah Gereja

Setelah itu muncul institusi Konklaf. Pengaturan formal ini diatur pada tahun 1274 oleh Paus Gregorius X dalam Konstitusi Ubi periculum yang menetapkan bahwa dalam pemilihan berikutnya, kardinal harus dikunci dalam tempat tersembunyi "cum clave", baik dari dalam maupun luar, agar mereka bisa fokus pada tugas mereka untuk memilih pemimpin Gereja Katolik yang baru “tanpa campur tangan politik atau pribadi.”

Ini mengikuti pemilihannya sendiri di kota Viterbo pada tahun 1271 yang berlangsung hampir tiga tahun (1268-1271), karena campur tangan eksternal, dan dikenal sebagai pemilihan terpanjang dalam sejarah.

Pada 1268, 18 kardinal berkumpul di istana kepausan Viterbo untuk memilih Paus baru, tetapi mereka tidak bisa mencapai keputusan. Lantaran frustrasi, orang-orang Viterbo memutuskan untuk mengunci mereka di dalam istana dan menutup pintu-pintunya. Akhirnya, Teobaldo Visconti yang saat itu menjabat sebagai diaken Liege, yang bukan kardinal, bahkan bukan seorang imam, dipilih sebagai Paus Gregorius X.

Konklaf Pertama pada 1276

Mengikuti Ubi periculum, Konklaf resmi pertama diadakan di Arezzo, Toscana, pada tahun 1276 dengan pemilihan Paus Innocensius V. Pada tahun 1621, Paus Gregorius XV memperkenalkan persyaratan untuk menggunakan surat suara yang tertutup dan tertulis. Pada tahun 1904, Paus Pius X menghapus klaim hak pengecualian dan memberlakukan kerahasiaan atas semua yang terjadi dalam Konklaf—bahkan setelah konklaf selesai.

Perubahan dari Abad ke-20 hingga Sekarang

Setelah Perang Dunia II, pada tahun 1945 Paus Pius XII mengeluarkan Konstitusi Apostolik Vacantis Apostolicae Sedis yang memperkenalkan aturan baru. Sejak Takhta Suci kosong, semua kardinal—termasuk Sekretaris Negara dan Prefek Kongregasi menghentikan tugas mereka, kecuali Camerlengo, Penitensiar, dan Vikaris Roma. Kemudian, dalam Motu proprio Ingravescentem Aetatem, Paus St. Paulus VI memutuskan hanya kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang dapat memberikan suara.

Durasi Konklaf dan Tempat Berlangsungnya

Konklaf pertama yang diadakan di Kapel Sistina adalah pada tahun 1492. Meskipun setiap Konklaf telah diadakan di Kapel Sistina sejak 1878, sepanjang sejarah, pemilihan telah dilaksanakan di berbagai lokasi sebelum tempat yang tetap diputuskan. Sebagian besar masih diadakan di dalam Roma, tetapi 15 kali pemilihan sebelumnya telah berlangsung di luar Kota Abadi.

Beberapa Konklaf bahkan diadakan di luar Italia. Konklaf 1314-16 diadakan di Prancis, dan satu abad kemudian, Konklaf 1415-17 diadakan di Jerman. Dalam Konstitusi Apostoliknya Universi Dominici Gregis, Paus St. Yohanes Paulus II mengonfirmasi bahwa kapel paling terkenal di dunia, yang disebut “Via Pulchritudinis” (Jalan Keindahan) adalah lokasi resmi untuk pemilihan Paus baru.

Durasi Konklaf

Durasi Konklaf bervariasi. Seperti yang disebutkan di atas, pemilihan terpanjang dalam sejarah adalah pemilihan Paus Gregorius X yang memakan waktu dua tahun dua bulan. Sisi lainnya yang berlawanan, pemilihan pada 1503 hanya berlangsung beberapa jam dan menghasilkan pemilihan Paus Julius II.

Durasi Konklaf untuk Paus Fransiskus yang baru lalu relatif singkat. Ia terpilih pada 13 Maret 2013 setelah hanya lima putaran dalam waktu kurang dari dua hari. Biasanya, Paus yang baru terpilih muncul di balkon untuk menyapa kerumunan di Lapangan Santo Petrus dalam waktu satu jam setelah asap keluar dari cerobong Kapel Sistina.

Sementara setiap Paus dalam beberapa abad terakhir selalu merupakan seorang kardinal, hal ini bukanlah persyaratan. Namun, ini sangat umum, dan Paus terakhir yang ditunjuk yang sebelumnya bukan kardinal adalah Paus Urbanus VI pada tahun 1378.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |