Liputan6.com, Jakarta Indonesia menjadi salah satu negara terpilih untuk uji coba vaksin TBC yang sedang dikembangkan oleh Bill & Melinda Gates Foundation. Program uji coba vaksin TBC ini merupakan langkah penting dalam upaya global untuk mengatasi penyakit tuberkulosis yang masih menjadi pembunuh utama di banyak negara berkembang. Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan partisipasi Indonesia dalam uji coba vaksin TBC ini sebagai bagian dari komitmen nasional untuk mengurangi angka kematian akibat TBC yang mencapai sekitar 100.000 jiwa setiap tahunnya.
Proses uji coba vaksin TBC telah dimulai sejak tahun 2024 dan melibatkan Indonesia bersama enam negara lainnya. Vaksin yang sedang diuji bernama M72/AS01E, yang telah dikembangkan sejak awal tahun 2000-an dan kini memasuki tahap uji klinis fase 3. Pelaksanaan uji klinis ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia, Bill & Melinda Gates Foundation, dan berbagai institusi kesehatan internasional yang berkomitmen untuk mengakhiri epidemi TBC global.
Indonesia dipilih sebagai lokasi uji coba vaksin TBC karena memiliki beban kasus TBC yang tinggi dan kesiapan infrastruktur kesehatan yang memadai. Keberhasilan uji coba ini diharapkan dapat membawa terobosan baru dalam penanganan TBC global.
Selain itu, terdapat beberapa fakta-fakta menarik lainnya tentang uji coba vaksin TBC ini, berikut rangkuman lenkapnya, yang telah Liputan6.com susun pada Kamis (8/5).
Sekarang Pemerintah sedang menggelar Pekan Imunisasi Nasional Polio sebagai langkah strategis untuk memperkuat kekebalan anak terhadap virus polio. Pas banget, kita sempat mengupas tuntas soal PIN polio termasuk perdebatan halal dan haramnya vaksin.
Keunggulan Vaksin M72/AS01E
Vaksin TBC M72/AS01E yang sedang diuji merupakan kandidat vaksin yang menjanjikan untuk melengkapi vaksin BCG yang sudah ada. Berbeda dengan BCG yang memiliki efektivitas terbatas terutama pada remaja dan orang dewasa, vaksin M72/AS01E dirancang untuk memberikan perlindungan yang lebih komprehensif. Pengembangan vaksin ini telah dimulai sejak awal tahun 2000-an dan kini telah mencapai tahap uji klinis fase 3, yang merupakan tahap pengujian terakhir sebelum vaksin dapat disetujui untuk penggunaan umum.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memproyeksikan bahwa vaksin TB M72 berpotensi mencegah hingga 76 juta kasus TBC dan menghemat biaya hingga USD 41,5 miliar dalam kurun waktu 25 tahun. Angka ini menunjukkan potensi dampak signifikan yang dapat dihasilkan oleh vaksin ini dalam upaya global menanggulangi TBC. Jika uji klinis berhasil, vaksin TB M72 direncanakan akan tersedia pada tahun 2028, menjadi tonggak penting menuju target eliminasi TBC pada 2030 sesuai dengan amanat Perpres No. 67 Tahun 2021.
Lokasi Uji Coba Vaksin TBC Secara Global
Uji coba vaksin TBC M72/AS01E dilaksanakan di tujuh negara secara keseluruhan, dengan Indonesia menjadi salah satu lokasi utama. Selain Indonesia, India menjadi negara Asia lainnya yang berpartisipasi dalam uji klinis ini. India dipilih karena memiliki beban TBC tertinggi di dunia dengan sekitar 2,8 juta kasus baru setiap tahunnya. Beberapa negara di Afrika juga menjadi lokasi penting dalam uji coba ini, mengingat prevalensi TBC yang tinggi di kawasan tersebut, terutama di negara-negara Sub-Sahara seperti Afrika Selatan, Kenya, dan beberapa negara di Afrika Barat.
Pemilihan lokasi uji coba ini didasarkan pada data epidemiologi TBC global, dengan fokus pada negara-negara yang memiliki beban penyakit tinggi. Total sekitar 20.000 peserta dari ketujuh negara terlibat dalam uji klinis fase 3 ini, dengan distribusi peserta yang disesuaikan berdasarkan beban penyakit di masing-masing negara. Uji coba di berbagai negara dengan kondisi geografis, sosial, dan kesehatan yang berbeda ini bertujuan untuk memastikan bahwa vaksin yang dikembangkan akan efektif secara global, tidak hanya di kondisi tertentu saja.
Alasan Indonesia Dipilih Sebagai Lokasi Uji Coba
Indonesia dipilih sebagai salah satu lokasi uji coba vaksin TBC karena beberapa alasan strategis. Pertama, Indonesia memiliki kasus TBC yang sangat tinggi, menempati peringkat kedua tertinggi di dunia dengan lebih dari satu juta kasus baru dan sekitar 130.000 kematian pada tahun 2023. Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai lokasi yang ideal untuk mengevaluasi efektivitas vaksin dalam kondisi nyata dengan beban penyakit yang tinggi.
Selain itu, Indonesia juga dipilih karena memiliki kesiapan infrastruktur kesehatan yang mendukung pelaksanaan uji klinis skala besar. Menurut Bill Gates, keputusan untuk memasukkan Indonesia sebagai lokasi uji coba juga mempertimbangkan kapasitas sistem kesehatan nasional dan dukungan pemerintah yang kuat untuk inisiatif eliminasi TBC. Dua lokasi di Indonesia telah ditetapkan untuk pelaksanaan uji klinis vaksin M72/AS01E, meskipun lokasi spesifik tersebut tidak disebutkan dalam informasi yang tersedia.
Dukungan dan Keterlibatan Indonesia
Presiden Prabowo Subianto telah menyatakan komitmen kuat untuk menekan angka kematian akibat TBC di Indonesia. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah dengan meningkatkan pemeriksaan melalui program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (CKG) untuk mendeteksi kasus TBC lebih awal. Program ini merupakan bagian dari strategi komprehensif pemerintah Indonesia untuk menanggulangi TBC, yang juga mencakup partisipasi dalam uji klinis vaksin TBC.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui Anggota Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar IDI, Erlina Burhan, juga telah menyatakan dukungannya terhadap uji coba vaksin TBC ini. Menurut Erlina, jika vaksin baru ini terbukti ampuh, maka akan dapat menekan kasus TBC di Indonesia secara signifikan. Dukungan dari organisasi profesi kesehatan ini menunjukkan adanya konsensus di kalangan praktisi medis tentang pentingnya pengembangan vaksin TBC baru.
Target dan Harapan dari Uji Coba Vaksin
Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, Ina Agustina Isturini, menyatakan bahwa vaksin TB M72 menjadi harapan besar untuk menurunkan insiden dan angka kematian akibat TBC. "Diharapkan dengan adanya vaksin TB M72, insiden akan turun pada tahun 2030, begitu juga dengan angka kematian," jelas Ina dalam konferensi pers daring pada Senin (24/3/2025). Target utama dari program uji coba ini adalah untuk memvalidasi keamanan dan efektivitas vaksin dalam kondisi nyata sebelum dapat digunakan secara luas.
Jika uji klinis fase 3 ini berhasil, vaksin TB M72 diproyeksikan akan tersedia untuk penggunaan umum pada tahun 2028. Ketersediaan vaksin baru ini akan menjadi terobosan penting dalam upaya global untuk menghentikan epidemi TBC pada tahun 2030, sesuai dengan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Keberhasilan ini juga akan menjadi langkah signifikan menuju target eliminasi TBC di Indonesia sesuai dengan amanat Perpres No. 67 Tahun 2021.
Tantangan dalam Implementasi Vaksin
Meskipun uji klinis memberikan harapan besar, tantangan dalam implementasi vaksin TB M72 tetap tidak bisa diabaikan. Ketersediaan, aksesibilitas, keterjangkauan, dan penerimaan masyarakat menjadi isu krusial yang perlu diatasi untuk memastikan vaksin ini dapat mencapai populasi yang paling membutuhkan. Tantangan logistik dalam distribusi vaksin, terutama di daerah terpencil dengan infrastruktur terbatas, juga perlu mendapat perhatian khusus.
Edukasi publik juga diperlukan agar vaksin ini dapat diterima secara luas dan efektif mengurangi angka penularan. "Ini merupakan tantangan besar, tetapi juga kesempatan untuk mempercepat eliminasi TB. Kita perlu strategi dan inovasi agar vaksin ini benar-benar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas," ungkap Ina Agustina Isturini. Mengatasi keraguan vaksin dan mispersepsi tentang TBC juga menjadi komponen penting dalam strategi implementasi yang efektif.
Perkembangan Uji Klinis Vaksin TBC di Indonesia
Indonesia tidak hanya terlibat dalam uji klinis vaksin M72/AS01E, tetapi juga berpartisipasi dalam dua uji klinis vaksin TBC lainnya. Menurut informasi yang tersedia, Indonesia tengah terlibat dalam tiga uji klinis vaksin TBC yaitu M72/AS01E, BNT164a1 (mRNA dari BioNTech), dan AdHu5Ag85A (vektor virus CanSinoBio). Keterlibatan dalam berbagai uji klinis ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk berkontribusi pada pengembangan solusi inovatif untuk mengatasi TBC.
Sejak Maret 2024, sekitar 2.000 subjek di Indonesia telah menerima vaksin M72/AS01E sebagai bagian dari uji klinis fase 3. Proses uji klinis ini dilakukan dengan mengikuti protokol ketat untuk memastikan keamanan peserta dan validitas hasil penelitian. Data yang dikumpulkan dari uji klinis ini akan dianalisis bersama dengan data dari negara-negara lain untuk menentukan efektivitas vaksin secara keseluruhan.
Urgensi Eliminasi TBC di Indonesia
TBC tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Dengan lebih dari satu juta kasus baru dan sekitar 130.000 kematian pada tahun 2023, Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi dalam jumlah kasus TBC di dunia. Angka ini menunjukkan beban yang sangat besar, baik dari segi kesehatan masyarakat maupun ekonomi. Kematian dan kesakitan akibat TBC tidak hanya berdampak pada individu dan keluarga, tetapi juga pada produktivitas nasional secara keseluruhan.
Vaksin BCG yang saat ini digunakan memiliki efektivitas terbatas, terutama pada remaja dan orang dewasa. Keterbatasan ini membuat pengembangan vaksin baru seperti M72/AS01E menjadi sangat penting. Dengan target eliminasi TBC pada tahun 2030 sesuai amanat Perpres No. 67 Tahun 2021, keberhasilan uji coba vaksin TBC saat ini menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Tanpa intervensi baru yang efektif, target eliminasi TBC akan sulit dicapai.