Apa itu Siklon Tropis, Penyebab dan Ciri-Cirinya

3 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Indonesia kerap mengalami cuaca ekstrem yang menyebabkan hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi. Salah satu penyebab utama fenomena ini adalah siklon tropis, sistem badai besar yang terbentuk di perairan hangat. Keberadaannya sering kali berdampak signifikan, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap kondisi cuaca di berbagai wilayah.

Menurut Pusat Meteorologi Maritim BMKG, siklon tropis merupakan badai bertekanan rendah dengan kecepatan angin tinggi yang berputar di sekitar pusatnya. Siklon tropis dapat terbentuk di lautan dengan suhu permukaan minimal 26,5°C, dan kecepatan anginnya bisa mencapai lebih dari 34 knot.

Lalu, bagaimana sebenarnya siklon tropis terbentuk? Apa saja dampaknya terhadap lingkungan dan bagaimana cara mitigasi yang tepat? Berikut ulasan lengkapnya.

Apa Itu Siklon Tropis?

Siklon tropis adalah badai besar yang terbentuk di atas lautan hangat dengan sistem tekanan rendah non-frontal. Badai ini ditandai dengan pergerakan angin melingkar yang sangat kuat di sekitar pusatnya, yang disebut "mata siklon". Dalam sistem siklon tropis, bagian mata siklon merupakan daerah paling tenang, sementara di sekelilingnya terdapat dinding siklon yang memiliki curah hujan tinggi dan angin kencang.

Siklon tropis memiliki nama berbeda di berbagai wilayah:

  • Hurricane (Samudra Atlantik Utara dan Timur Laut Pasifik)
  • Typhoon (Samudra Pasifik Barat)
  • Cyclone (Samudra Hindia dan Pasifik Selatan)

Fenomena ini memiliki masa hidup yang bervariasi antara 3 hingga 18 hari dan dapat melemah ketika bergerak ke daratan atau perairan dingin.

Penyebab Terjadinya Siklon Tropis

Siklon tropis tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui serangkaian kondisi atmosfer yang mendukung. Berikut beberapa faktor utama penyebabnya:

- Suhu Permukaan Laut Tinggi

Siklon tropis hanya bisa berkembang jika suhu permukaan laut mencapai minimal 26,5°C hingga kedalaman 60 meter. Suhu ini menghasilkan penguapan yang cukup untuk membentuk awan badai.

- Kelembapan Atmosfer Tinggi

Kadar kelembapan yang tinggi di atmosfer bagian tengah (sekitar 5 km di atas permukaan laut) penting untuk mendukung pertumbuhan awan konvektif yang menjadi cikal bakal badai.

- Atmosfer yang Tidak Stabil

Kondisi atmosfer yang tidak stabil memicu pembentukan awan Cumulonimbus yang menjadi indikator utama wilayah konvektif kuat.

- Jarak dari Khatulistiwa

Siklon tropis biasanya terbentuk minimal 500 km dari khatulistiwa, karena efek Coriolis diperlukan untuk menciptakan rotasi angin melingkar.

Proses Terbentuknya Siklon Tropis

Siklon tropis memiliki empat tahapan utama dalam siklus hidupnya:

- Tahap Pembentukan

Awal mula siklon terjadi ketika terdapat gangguan atmosfer yang menghasilkan wilayah konvektif. Dari citra satelit, tampak awan spiral yang mulai terbentuk.

- Tahap Belum Matang

Struktur siklon semakin berkembang dengan tekanan udara menurun dan kecepatan angin meningkat. Pada tahap ini, mulai terbentuk pusat sirkulasi dan awan berbentuk spiral lebih jelas.

- Tahap Matang

Siklon tropis mencapai kekuatan maksimalnya. Angin berputar stabil dengan curah hujan tinggi. Jika cukup kuat, mata siklon dapat terlihat jelas dari satelit.

- Tahap Pelemahan

Siklon mulai kehilangan kekuatannya saat masuk ke wilayah perairan dingin atau daratan. Tekanan udara meningkat dan struktur badai melemah secara bertahap.

Dampak Siklon Tropis

Dampak siklon tropis dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu dampak langsung dan tidak langsung.

Dampak Langsung:

  • Gelombang tinggi, yang membahayakan aktivitas perairan dan dapat menyebabkan banjir pesisir.
  • Badai dan storm surge, menyebabkan kenaikan air laut yang dapat menenggelamkan pesisir.
  • Hujan deras, berpotensi menyebabkan banjir dan tanah longsor.
  • Angin kencang, merusak bangunan, jaringan listrik, serta infrastruktur.

Dampak Tidak Langsung:

  • Perubahan pola cuaca, yang mengakibatkan curah hujan tinggi di satu wilayah dan kekeringan di wilayah lainnya.
  • Gangguan transportasi udara dan laut, karena angin kencang serta gelombang tinggi yang berbahaya bagi penerbangan dan pelayaran.

Upaya Mitigasi Siklon Tropis

Mitigasi bencana siklon tropis melibatkan berbagai langkah antisipatif untuk mengurangi dampak buruknya:

Peringatan Dini oleh BMKG

  • BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) selalu memantau perkembangan siklon tropis dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang berada di daerah berisiko.

Persiapan Infrastruktur

  • Pemerintah dan masyarakat perlu memastikan bangunan tahan terhadap angin kencang serta sistem drainase berfungsi dengan baik untuk mengurangi risiko banjir.

Edukasi dan Kesiapsiagaan Masyarakat

  • Masyarakat harus memahami tanda-tanda awal siklon tropis dan cara evakuasi yang aman.
  • Menyiapkan tas siaga berisi dokumen penting, makanan kering, air minum, senter, dan obat-obatan.

Pertanyaan Seputar Siklon Tropis

1. Apa perbedaan antara siklon tropis dan tornado?

Tornado terjadi di darat dengan radius lebih kecil, sedangkan siklon tropis terbentuk di laut dengan radius lebih luas.

2. Mengapa Indonesia jarang mengalami siklon tropis secara langsung?

Indonesia terletak di dekat khatulistiwa, di mana efek Coriolis yang diperlukan untuk pembentukan siklon relatif lemah.

3. Bagaimana cara mengetahui adanya siklon tropis?

Masyarakat dapat memantau informasi cuaca dari BMKG atau menggunakan aplikasi prakiraan cuaca.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |