Liputan6.com, Jakarta Seringkali, menghadapi anak yang rewel saat menjelang tidur bisa menjadi tantangan tersendiri. Anak mungkin rewel karena kelelahan atau hanya ingin mendapatkan perhatian lebih, namun jika sudah mencapai tahap tantrum dan sulit dikendalikan, ini adalah masalah yang memerlukan perhatian ekstra. Kunci dalam menangani tantrum anak sebelum tidur adalah dengan tetap sabar.
Tantrum sering kali menjadi cara anak untuk mengekspresikan perasaannya. Jangan melarang mereka menangis atau menggunakan cara kasar untuk menghentikannya. Menawarkan pelukan hangat kepada anak agar merasa lebih aman adalah langkah yang positif.
Bersikap tegas mengenai batasan perilaku yang harus dipatuhi anak adalah tindakan yang bijak. Ini bisa dilakukan setelah anak selesai mengekspresikan emosinya. Jangan terbawa emosi ketika anak mulai menunjukkan sensitivitas.
Berikut adalah beberapa untuk menenangkan anak yang mengalami tantrum menjelang tidur, yang dapat dilakukan sebagai alternatif dari marah dan tindakan kasar yang dapat menyakiti anak. Simak penjelasan selengkapnya sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (23/10/2024):
Fimelahood Mindful Parenting mengajak orangtua menjadi pribadi pengertian dan memahami posisi anak, apa pun keadaannya.
1. Tetap Tenang
Seorang ibu perlu tetap tenang saat menghadapi anak yang mengalami tantrum sebelum tidur. Situasi ini mungkin terjadi karena anak merasa lelah atau frustasi akibat keinginannya yang belum terpenuhi. Lanjutkan aktivitas yang sedang dilakukan dan sementara abaikan anak hingga ia lebih tenang.
Jika ada aturan yang telah disepakati bersama, ingatkan saat emosi mereda. Hindari memukul dan coba peluk anak dengan penuh kasih. Rangkul hingga anak merasa tenang. Temukan penyebab mengapa anak marah dan mengekspresikan emosinya dengan begitu kuat.
2. Jangan Menyerah
Jangan putus asa menghadapi anak yang sulit diatur. Menyerah pada kemarahan anak bukanlah solusi, karena hal itu hanya akan menumbuhkan rasa kesal dalam diri mereka akibat emosi yang diekspresikan melalui amarah, bukan dialog yang sehat.
Anak-anak ingin dipahami dengan cara mereka sendiri. Jika orang tua menyerah, anak cenderung mengulangi perilaku tersebut saat menginginkan sesuatu yang sulit diungkapkan. Prioritaskan komunikasi dua arah yang efektif dan terbuka agar tidak terjadi ledakan emosi.
3. Hindari Imbalan
Alihkan fokus anak kepada kegiatan lain yang menarik. Orang tua biasanya memiliki insting yang baik tentang minat anak mereka. Hindari membujuk dengan iming-iming hadiah untuk menghentikan tantrum. Kemarahan sebaiknya diatasi melalui komunikasi yang jelas tanpa memberi imbalan.
Jika terbiasa, anak akan belajar meminta hadiah. Ajari anak untuk bersikap jujur dan terbuka terhadap emosinya. Hindari mengekspresikan emosi atau berkomunikasi dengan kemarahan, karena hal tersebut tidaklah baik.
4. Singkirkan Benda Tajam
Jauhkan anak dari benda berbahaya dan tajam. Jangan sampai anak atau ibu berpotensi terluka karena perilaku tantrum. Tetap jaga area sekitar dengan aman dan jauhkan anak dari perilaku main tangan yang berbahaya.
Ketika anak mulai melempar atau memukul, maka pegang kedua tangannya sambil pertanyakan dan sebut namanya. Namun, hal ini harus diiringi dengan nada halus dan lembut yang nyaman. Jangan teriak atau justru marah.
5. Berikan Pujian
Berikan pujian dan apresiasi terhadap perilaku anak yang menunjukkan tindakan positif pada hari itu. Ingatkan anak bahwa ia cerdas dan sebaiknya tidak mengekspresikan emosinya dengan berlebihan. Pertahankan komunikasi yang terbuka dan usahakan untuk memahami suasana hatinya saat itu. Gunakan bahasa yang lembut, jelas, dan sopan.
6. Alihkan Perhatian
Saat tantrum terjadi, coba alihkan perhatian anak dengan menawarkan mainan favorit atau menceritakan cerita yang menarik. Mengalihkan fokus mereka dari perasaan negatif dapat membantu meredakan kemarahan dan mengalihkan pikiran ke hal yang lebih positif.
7. Berikan Pilihan
Memberikan pilihan sederhana, seperti memilih baju tidur atau buku yang akan dibaca, dapat memberikan anak rasa kontrol. Ketika mereka merasa memiliki pilihan, anak lebih cenderung merasa tenang dan terlibat dalam proses tidur tanpa protes.
Itulah beberapa cara yang dapat ibu lakukan untuk menenangkan anak yang sedang mengalami tantrum sebelum tidur. Berikan anak ruang dan waktu untuk menenangkan emosinya. Hindari memberikan perhatian yang berlebihan. Cobalah untuk menetapkan batasan dengan menerapkan aturan yang konsisten. Semoga informasi ini bermanfaat!
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence