Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia spionase yang penuh intrik, tak hanya manusia yang berperan. Beberapa hewan ternyata pernah dilibatkan dalam misi rahasia sebagai mata-mata. Pemanfaatan hewan sebagai agen rahasia ini bukan isapan jempol belaka, bahkan beberapa negara besar seperti Amerika Serikat dan Rusia diketahui pernah melakukannya.
Central Intelligence Agency (CIA) dan lawannya dari Soviet, KGB, terus-menerus merancang cara-cara cerdik untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh pihak lawan di balik Tirai Besi.
Beberapa teknik mata-mata yang dikembangkan CIA tergolong sangat cerdas dan inovatif. Namun, di sisi lain, mereka juga kerap mencoba ide-ide unik, mulai dari memanfaatkan paranormal untuk menemukan harta karun tersembunyi, hingga melibatkan hewan dalam operasi mata-mata mereka.
Tidak tanggung-tanggung, hewan-hewan ini direkrut dan dilatih untuk melakukan misi intelijen rahasia. Lantas, hewan apa saja yang pernah menjadi bagian dari operasi intelijen?
Berikut ini enam contoh saat CIA benar-benar menggunakan hewan untuk menjalankan rencana mata-mata mereka yang nyeleneh. Dilansir Liputan6.com dari Oddee, Rabu (28/5/2025).
Hewan memang tak mempunyai akal dan pikiran, namun beberapa hewan ini memiliki insting untuk menyelamatkan kehidupan makhluk hidup lain seperti manusia.
1. Merpati
Untuk mendapatkan foto udara markas rahasia tanpa ketahuan, CIA melatih merpati membawa kamera mini di dada mereka. Merpati dilepaskan di dekat area target dan saat terbang kembali ke kandangnya, kamera otomatis mengambil gambar dari ketinggian rendah yang tidak bisa dicapai pesawat mata-mata.
Merpati dipilih karena mudah dilatih dan tidak mencurigakan karena sangat umum ditemui. Meski terlihat lucu, seekor merpati dengan kamera 1960-an di dadanya, sebagian detail program ini masih dirahasiakan hingga kini. Namun, beberapa dokumen telah dideklasifikasi dan bisa dilihat di situs resmi CIA.
2. Kucing
Pada tahun 1964, CIA meluncurkan Project Acoustikitty yang menggunakan kucing rumah biasa sebagai alat penyadap, dengan mikrofon di telinga dan antena pemancar di bawah kulit. Secara teknologi, proyek ini berhasil besar karena perangkatnya bekerja dengan baik tanpa menyakiti kucing.
Sayangnya, masalah datang dari perilaku si kucing sendiri. Mereka sulit dikendalikan, sering berkeliaran sembarangan alih-alih mendekati target. Akhirnya, proyek ini dihentikan pada 1967 setelah tiga tahun berjalan. Seharusnya CIA bisa menebak bahwa kucing bukan hewan yang bisa diandalkan dalam misi rahasia.
3. Ikan Lele (Catfish)
Gagal dengan kucing, CIA beralih ke ikan lele robotik bernama Charlie dan Charlene. Didesain oleh Office of Advanced Technologies and Programs, ikan ini sangat mirip dengan lele asli, baik dari bentuk maupun gerakannya.
Dengan pengendali jarak jauh, ikan ini bisa menyelinap di bawah air untuk mengumpulkan sampel air dan mendeteksi zat berbahaya seperti racun atau radiasi. Karena tampak seperti ikan biasa, tidak ada yang curiga. Namun, siapa lele asli yang jadi modelnya tetap jadi misteri.
4. Capung
CIA juga mengembangkan Insecthopter, capung robot kecil yang membawa alat penyadap rahasia. Awalnya mereka mencoba meniru lebah, tapi karena terbangnya acak dan mudah menarik perhatian, mereka beralih ke bentuk capung.
Capung robot ini bisa terbang stabil dan cepat, sejauh 200 meter dalam 60 detik, asalkan tidak ada angin. Sayangnya, angin ringan saja bisa membuatnya menabrak dinding. Akibat kelemahan ini, proyek pun diam-diam dihentikan.
5. Harimau
Selama Perang Vietnam, CIA ingin memantau gerak Viet Cong secara diam-diam di hutan. Solusinya? Alat pendeteksi getaran super sensitif yang bisa menangkap langkah kaki dari jarak 300 meter.
Agar alat ini tak mencolok, CIA menyamarkannya sebagai kotoran harimau, karena harimau memang ada di Vietnam. Ide kreatif ini berhasil menyamarkan alat di hutan, meski banyak yang merasa mereka bisa memilih hewan yang lebih umum.
6. Tikus Mati
CIA menggunakan tikus mati sebagai tempat penyimpanan dokumen rahasia. Tikus yang sudah diawetkan dilubangi perutnya untuk menyimpan uang, pesan, atau barang penting lainnya.
Strategi ini berhasil karena kebanyakan orang di kota besar menghindari bangkai tikus. Namun, masalah muncul dari kucing liar yang justru senang "mencuri" tikus palsu itu. Akhirnya, CIA melumuri tikus dengan minyak pahit agar tidak dimakan kucing.