14 Kerajaan Islam di Indonesia, Sejarah, Perkembangan, dan Pengaruh Budaya

13 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta Islam sebagai agama yang membawa perubahan besar dalam tatanan sosial dan budaya di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran penting kerajaan-kerajaan Islam yang tumbuh sejak abad ke-13. Kehadiran para pedagang dari Timur Tengah, India, Persia, hingga Tiongkok, seperti dijelaskan oleh Maulia, dkk. (2022) dalam Jurnal JEJAK, menjadi titik awal penyebaran Islam di Nusantara melalui jalur perdagangan laut yang strategis. Seiring waktu, interaksi dagang berubah menjadi integrasi sosial yang melahirkan pusat-pusat pemerintahan bercorak Islam di berbagai wilayah Indonesia.

Dalam buku Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dijelaskan bahwa kerajaan-kerajaan Islam berkembang pesat karena dukungan dari para ulama, saudagar, dan bangsawan lokal yang memeluk Islam. Pemerintahan bercorak Islam tidak hanya memperkuat posisi politik dan ekonomi, tetapi juga mengokohkan nilai-nilai keagamaan dalam struktur pemerintahan dan kehidupan masyarakat sehari-hari.

Melestarikan sejarah kerajaan Islam di Indonesia penting sebagai bagian dari pelestarian budaya nasional dan warisan peradaban. Kerajaan-kerajaan tersebut turut membentuk identitas bangsa melalui sistem pemerintahan, sastra, seni, dan hukum yang berdasarkan syariat Islam. Berikut ini ulasan Liputan6.com mengenai beberapa kerajaan Islam di Indonesia, Kamis (10/7/2025).

Wakil Menteri Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan Arab Saudi Syeikh Awat bin Sabti Al Anzi sambut tamu haji undangan Raja Salman di Makkah.

1. Kesultanan Perlak (Aceh)

Kesultanan Perlak atau Peureulak merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berdiri sejak tahun 840 M hingga 1292 M. Didirikan oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah, keturunan Arab yang menikah dengan wanita Aceh. Perlak berkembang pesat sebagai pelabuhan dagang dengan hasil bumi unggulan berupa kayu perlak, bahan utama pembuatan kapal. Hal ini menjadikan Perlak sebagai pusat aktivitas pelayaran dan perdagangan yang cukup ramai pada masanya. Kesultanan ini mengalami masa kejayaan sebelum akhirnya menyatu dengan Kerajaan Samudra Pasai melalui perkawinan politik antara Putri Ganggang dari Perlak dengan Raja Samudra Pasai, Al-Malik al-Saleh.

2. Kerajaan Samudra Pasai (Aceh)

Berdiri pada tahun 1267 M dan bertahan hingga 1521 M, kerajaan ini didirikan oleh Merah Silu yang kemudian dikenal sebagai Sultan Malik al-Saleh. Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam pertama di kawasan Asia Tenggara. Keberhasilan kerajaan ini terletak pada lokasi strategisnya di jalur perdagangan internasional serta penggunaan koin emas sebagai alat tukar resmi, yang memperkuat perekonomian. Masa kejayaan terjadi di bawah Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, namun mulai melemah ketika Majapahit menyerang dan akhirnya dihancurkan sepenuhnya oleh Portugis.

3. Kesultanan Aceh Darussalam (Aceh)

Kesultanan ini didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496 M. Kerajaan ini memperluas wilayah kekuasaan hingga ke Pahang, Johor, bahkan sebagian wilayah Sumatra. Masa kejayaan Aceh berlangsung di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M), yang memperkenalkan sistem pemerintahan yang teratur dan menjadikan Aceh sebagai pusat keilmuan Islam. Namun, dominasi Belanda di Selat Malaka serta perlawanan dari wilayah-wilayah seperti Minangkabau dan Siak memperlemah kesultanan ini hingga akhirnya berakhir pada tahun 1903.

4. Kesultanan Cirebon (Jawa Barat)

Kesultanan Cirebon berdiri pada tahun 1430 M di bawah kepemimpinan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), salah satu dari Wali Songo. Kerajaan ini berfungsi sebagai pusat dakwah dan perniagaan Islam di pesisir utara Jawa Barat. Cirebon memiliki peran strategis sebagai penghubung perdagangan antara Jawa dan Sumatera. Pemerintahan Cirebon dikenal dengan prinsip toleransi yang tinggi dan penerapan nilai-nilai Islam dalam hukum dan budaya. Keraton Kasepuhan menjadi simbol kejayaan Cirebon yang masih berdiri hingga sekarang.

5. Kerajaan Demak (Jawa Tengah)

Demak berdiri pada tahun 1518 M oleh Raden Patah, anak dari Brawijaya V dari Majapahit. Demak menjadi kerajaan Islam terbesar di pantai utara Jawa dan berperan penting dalam penyebaran Islam di Nusantara. Pusat pemerintahannya berada di sekitar aliran sungai yang strategis, memungkinkan Demak menjadi pelabuhan dagang yang ramai. Wali Songo sangat mendukung perkembangan Demak. Namun, setelah Sultan Trenggana wafat, terjadi konflik internal hingga akhirnya Jaka Tingkir memindahkan kekuasaan ke Pajang.

6. Kerajaan Pajang (Jawa Tengah)

Didirikan oleh Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya pada tahun 1568 M, setelah mengalahkan Arya Penangsang. Pajang menjadi penerus kejayaan Demak dan berhasil menguatkan Islam di pedalaman Jawa. Meskipun tidak sebesar Demak, Pajang berperan penting dalam pembinaan jaringan dakwah dan hubungan antarkerajaan Islam. Pajang juga menjadi tempat transisi menuju Kerajaan Mataram.

7. Kerajaan Mataram Islam (Jawa)

Panembahan Senapati mendirikan Mataram Islam tahun 1586 M. Kerajaan ini melanjutkan perjuangan Islam di pedalaman Jawa. Di bawah Sultan Agung (1613–1645 M), Mataram mencapai puncak kejayaan dan melakukan ekspedisi militer ke Batavia untuk menentang VOC. Namun, seiring berjalannya waktu dan karena Perjanjian Giyanti (1755), kerajaan ini terpecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

8. Kesultanan Ternate (Maluku Utara)

Kesultanan Ternate berdiri tahun 1257 oleh Baab Malamo. Berkat hasil bumi berupa cengkeh dan rempah-rempah, Ternate menjadi magnet bagi pedagang internasional. Pengaruh Islam datang melalui pedagang Arab dan Gujarat. Kerajaan ini memiliki kekuatan militer tangguh dan dikenal dengan sistem administrasi Islam yang rapi. Sampai sekarang, Kesultanan Ternate masih diakui sebagai lembaga adat.

9. Kesultanan Tidore (Maluku Utara)

Kesultanan Tidore menjadi rival utama Ternate. Berdiri di bawah Kolano Syahjati, Tidore aktif dalam perdagangan rempah dan hubungan diplomatik. Tahun 1521, kerajaan ini mengalami konflik dengan Ternate. Namun, eksistensinya tetap kuat dan menjadi bagian penting dari sejarah Islam di Maluku.

10. Kerajaan Gowa-Tallo (Sulawesi Selatan)

Kerajaan Gowa-Tallo merupakan dua kerajaan yang bersatu di bawah Sultan Alauddin tahun 1605 M. Penyebaran Islam dilakukan oleh ulama Dato Ri Bandang. Sultan Hasanuddin kemudian memperkuat kekuasaan dan berdiplomasi dengan kerajaan-kerajaan tetangga. Selain sebagai pusat dakwah, Gowa-Tallo juga dikenal dengan kekuatan militernya dan menjadi pelindung umat Islam dari kolonialisme.

11. Kesultanan Buton (Sulawesi Tenggara)

Transformasi dari kerajaan animisme menjadi kesultanan Islam terjadi pada tahun 1538 M saat Raja ke-6 memeluk Islam berkat dakwah Syekh Abdul Wahid al-Fathani. Kesultanan Buton memiliki struktur hukum dan pemerintahan yang unik, berdasarkan syariat Islam. Bahkan, Sultan Buton diakui oleh Khilafah Utsmaniyah dengan gelar Khalifatul Khamis.

12. Kesultanan Kutai Kartanegara (Kalimantan Timur)

Awalnya kerajaan Hindu, Kutai beralih ke Islam pada 1575 M. Sultan Aji Muhammad Idris menjadi raja pertama bergelar sultan. Kesultanan ini memainkan peran penting dalam dakwah Islam di Kalimantan dan mempertahankan warisan budaya hingga kini melalui Kesultanan Kutai yang masih eksis secara adat.

13. Kesultanan Banjar (Kalimantan Selatan)

Raden Samudera mendirikan Kesultanan Banjar tahun 1520 setelah memeluk Islam. Dengan bantuan Demak, ia berhasil mengalahkan Raja Negara Daha. Sultan Suriansyah sebagai penguasa pertama menerapkan Islam sebagai agama resmi. Banjar kemudian berkembang sebagai pelabuhan penting dan pusat perdagangan strategis.

14. Kesultanan Bima (NTB)

Kesultanan Bima tumbuh dari masyarakat suku Mbojo yang sebelumnya menganut kepercayaan lokal. Setelah Raja La Kai memeluk Islam atas pengaruh pedagang dan ulama dari Demak, kerajaan ini menjadi pusat dakwah Islam di wilayah timur Indonesia. Hingga kini, adat dan budaya Islam masih mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Bima.

FAQ Seputar Kerajaan Islam di Indonesia

1. Kapan Islam pertama kali masuk ke Indonesia?

Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 M melalui jalur perdagangan laut, namun kerajaan Islam pertama berdiri sekitar abad ke-9 M.

2. Apa kerajaan Islam pertama di Indonesia?

Kesultanan Perlak di Aceh adalah kerajaan Islam pertama yang berdiri pada tahun 840 M.

3. Apa peran Wali Songo dalam perkembangan kerajaan Islam?

Wali Songo memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa, terutama mendukung Kerajaan Demak sebagai pelopor Islam di Jawa.

4. Mengapa kerajaan Islam banyak berkembang di pesisir?

Karena wilayah pesisir menjadi pusat perdagangan internasional, yang memudahkan interaksi antara pedagang Muslim dengan penduduk lokal.

5. Apakah kerajaan Islam di Indonesia masih ada hingga sekarang?

Beberapa kesultanan seperti Ternate dan Kutai masih eksis sebagai institusi budaya meski tidak lagi berkuasa secara politik.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |