Waspadai 8 Penyebab Asam Urat ini, Kenali Apa Saja Gejalanya

1 week ago 9

Asam urat bisa menyerang siapa saja, tetapi ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalaminya. Mengetahui faktor risiko ini sangat penting untuk mencegah kemunculan penyakit dan menghindari kekambuhan. Berikut adalah beberapa faktor risiko utama penyakit asam urat yang perlu Anda pahami.

1. Pola Makan Tidak Seimbang

Pola makan memainkan peran besar dalam munculnya penyakit asam urat. Konsumsi berlebihan terhadap makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, dan makanan laut (terutama kerang dan ikan tertentu) bisa meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Selain itu, konsumsi minuman manis yang mengandung fruktosa (gula buah), seperti soda atau jus kemasan, juga dapat merangsang produksi asam urat dalam tubuh.

Tak kalah penting, alkohol—terutama bir—memiliki dampak ganda: meningkatkan produksi asam urat sekaligus menghambat proses pembuangannya melalui ginjal. Oleh karena itu, menjaga pola makan seimbang dan membatasi konsumsi makanan serta minuman tersebut sangat penting untuk mencegah risiko asam urat.

2. Berat Badan Berlebih (Obesitas)

Kelebihan berat badan membuat tubuh menghasilkan lebih banyak asam urat sebagai bagian dari metabolisme. Di saat yang sama, ginjal bekerja lebih keras dan menjadi kurang efisien dalam membuang kelebihan asam urat. Akibatnya, kadar asam urat dalam darah meningkat dan memicu pembentukan kristal di persendian.

Penurunan berat badan yang sehat dan bertahap terbukti bisa menurunkan kadar asam urat dan mengurangi serangan. Namun, perlu diingat bahwa penurunan berat badan yang terlalu cepat justru dapat memperburuk kondisi, karena bisa meningkatkan kadar asam urat secara tiba-tiba.

3. Riwayat Medis Tertentu

Beberapa penyakit kronis dapat memperbesar risiko seseorang mengalami asam urat. Di antaranya:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol
  • Diabetes
  • Penyakit jantung
  • Penyakit ginjal
  • Sindrom metabolik, yaitu kombinasi dari tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, lemak tubuh berlebih di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol abnormal

Kondisi-kondisi tersebut dapat mengganggu metabolisme tubuh dan memperlambat proses pengeluaran asam urat dari darah, sehingga meningkatkan potensi penumpukan.

4. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Beberapa jenis obat dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat. Contohnya:

  • Obat diuretik (obat untuk buang air kecil), yang sering digunakan untuk menangani tekanan darah tinggi dan gagal jantung.
  • Aspirin dalam dosis rendah, yang dapat memengaruhi fungsi ginjal.
  • Obat imunosupresan, yang digunakan pada pasien pasca transplantasi organ.

Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengonsumsi obat-obatan tersebut secara rutin, agar dapat dilakukan pemantauan kadar asam urat secara berkala.

5. Riwayat Keluarga

Jika salah satu anggota keluarga Anda, seperti orang tua atau saudara kandung, pernah atau sedang menderita asam urat, maka risiko Anda untuk mengalaminya juga meningkat. Faktor genetik dapat memengaruhi cara tubuh memetabolisme purin dan seberapa efisien ginjal dalam membuang asam urat.

Meski tidak bisa dihindari, risiko ini tetap dapat diminimalkan dengan menerapkan gaya hidup sehat dan waspada terhadap gejala awal.

6. Usia dan Jenis Kelamin

Secara statistik, pria memiliki risiko lebih tinggi terkena asam urat dibandingkan wanita, khususnya di usia 30 hingga 50 tahun. Ini berkaitan dengan kadar hormon testosteron yang mempengaruhi metabolisme purin dan asam urat.

Pada wanita, risiko meningkat setelah menopause karena kadar hormon estrogen yang sebelumnya membantu pengeluaran asam urat menjadi menurun. Oleh karena itu, wanita pasca-menopause juga perlu lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan sendi dan pola makan.

7. Konsumsi Fruktosa Berlebih

Fruktosa adalah gula alami yang ditemukan dalam buah, namun ketika dikonsumsi dalam bentuk tambahan—seperti dalam minuman manis, sirup jagung fruktosa tinggi, atau makanan olahan—dapat menjadi pemicu peningkatan asam urat. Fruktosa merangsang hati untuk memproduksi asam urat dalam jumlah tinggi, dan konsumsi berlebihan bisa memicu serangan mendadak.

Mengurangi asupan fruktosa tambahan merupakan salah satu langkah penting dalam pencegahan asam urat.

8. Pasca Operasi atau Trauma

Beberapa orang mengalami serangan asam urat pertama kali setelah menjalani operasi atau mengalami cedera serius. Trauma fisik maupun stres metabolik akibat operasi besar dapat menyebabkan perubahan dalam keseimbangan kimia tubuh dan memicu pelepasan kristal asam urat yang sebelumnya tersembunyi di dalam jaringan.

Dalam kasus seperti ini, pemulihan pasca-operasi yang cermat serta pengawasan kondisi metabolik sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat asam urat atau faktor risiko lainnya.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |