Liputan6.com, Jakarta Etnis Muslim Cham di Vietnam merupakan kelompok minoritas yang memiliki warisan budaya dan keagamaan yang sangat khas. Mereka adalah keturunan dari Kerajaan Champa yang dulunya menganut Hindu-Buddha sebelum beralih ke Islam. Proses peralihan ini diperkirakan terjadi antara abad ke-9 hingga ke-11 Masehi, ketika pengaruh pedagang Arab dan Persia mulai menyentuh pesisir Vietnam. Meski demikian, proses Islamisasi ini tidak sepenuhnya menyeluruh, sehingga menghasilkan bentuk Islam yang sinkretis yang dikenal dengan nama Bani.
Dalam kehidupan sehari-hari, Etnis Muslim Cham menjalankan praktik keagamaan yang berbeda dibandingkan dengan mayoritas Muslim Sunni. Mereka memiliki cara tersendiri dalam menjalankan ibadah, yang mencerminkan pengaruh budaya lokal dan kepercayaan leluhur. Hal ini menjadikan mereka unik di tengah keragaman masyarakat Vietnam yang lebih luas.
Di tengah tantangan dan penindasan yang mereka hadapi, Etnis Muslim Cham tetap berusaha mempertahankan identitas dan keyakinan mereka. Mereka tinggal terutama di Provinsi Ninh Thuận dan Bình Thuận, dengan pusat populasi di Phan Rang. Meskipun jumlah mereka relatif kecil, mereka memiliki peran penting dalam keragaman budaya dan keagamaan di Vietnam.Berikut ulasannya seperti Liputan6.com lansir dari Kyoto University Research Information, Rabu (19/03/2025).
Turki adalah negara yang kental dengan budaya dan sejarah Islam. Jejak dan peninggalan Nabi Muhammad SAW sangat melimpah. Namun tak hanya itu saja. Turki juga terkenal dengan manisan yang pas untuk berbuka puasa.
Sejarah Masuknya Islam di Vietnam
Islam mulai masuk ke Vietnam melalui interaksi perdagangan yang dilakukan oleh pedagang Arab dan Persia. Pada masa itu, para pedagang ini tidak hanya membawa barang dagangan, tetapi juga ajaran agama. Proses ini berlangsung secara bertahap, dan pada abad ke-9, pengaruh Islam mulai terlihat di kalangan masyarakat Champa. Kerajaan Champa sendiri pada awalnya menganut agama Hindu-Buddha, namun seiring berjalannya waktu, banyak dari mereka yang mulai memeluk Islam.
Proses Islamisasi yang terjadi di Champa tidak berlangsung secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan munculnya bentuk Islam yang unik, yaitu Bani, yang menggabungkan elemen-elemen Islam dengan tradisi lokal dan kepercayaan leluhur. Masyarakat Cham mengadaptasi ajaran Islam dengan cara yang sesuai dengan budaya mereka, sehingga menciptakan praktik keagamaan yang berbeda dari mayoritas Muslim lainnya.
Perjuangan Etnis Muslim Cham untuk mempertahankan identitas dan keyakinan mereka tidaklah mudah. Mereka sering mengalami penindasan, baik dari segi praktik keagamaan maupun kepemilikan tanah. Meskipun demikian, mereka tetap berjuang untuk melestarikan warisan budaya dan agama mereka, termasuk melalui pemberontakan yang pernah dilakukan untuk menuntut hak-hak mereka.
Tradisi Unik Etnis Muslim Cham
Salah satu ciri khas dari Etnis Muslim Cham adalah praktik keagamaan mereka yang berbeda. Bani Cham tidak menjalankan sholat lima waktu seperti mayoritas Muslim Sunni, melainkan hanya melakukan sholat Jumat. Selain itu, kewajiban sholat juga dapat diwakilkan, yang menunjukkan fleksibilitas dalam praktik keagamaan mereka.
Puasa Ramadan, yang mereka sebut Ramuwan, dirayakan selama 15 hari, bukan 30 hari seperti yang umum dilakukan. Ramuwan dimaknai sebagai pelatihan bagi pemuka agama, persiapan kematian, dan penyucian, bukan sekadar ibadah puasa. Ritual dan kepercayaan yang mereka praktikkan juga dipengaruhi oleh tradisi leluhur, seperti pemujaan roh dan penyembahan arwah raja-raja terdahulu.
Keberagaman dalam praktik keagamaan ini juga mencakup pengaruh dari berbagai aliran Islam, termasuk unsur Syiah, Sunni, dan Sufisme. Hal ini menciptakan sebuah bentuk keagamaan yang kaya dan kompleks, mencerminkan sejarah panjang interaksi antara Etnis Muslim Cham dengan budaya lokal dan pengaruh dari luar.
Penyebaran Geografis dan Jumlah Populasi
Mayoritas Etnis Muslim Cham tinggal di Provinsi Ninh Thuận dan Bình Thuận, dengan pusat populasi yang signifikan di Phan Rang. Namun, mereka juga dapat ditemukan di berbagai wilayah lain di Vietnam. Meskipun jumlah mereka relatif kecil, sekitar 0,16% dari total populasi Vietnam pada tahun 2023, keberadaan mereka memberikan kontribusi penting terhadap keragaman budaya di negara ini.
Perjuangan mereka untuk mempertahankan identitas dan keyakinan di tengah tantangan yang ada menunjukkan ketahanan dan semangat komunitas ini. Meskipun dihadapkan pada berbagai kesulitan, Etnis Muslim Cham tetap berusaha untuk melestarikan tradisi dan praktik keagamaan mereka, yang merupakan hasil dari sejarah panjang interaksi mereka dengan budaya lokal dan pengaruh luar.
Dengan demikian, Etnis Muslim Cham di Vietnam menjadi kelompok masyarakat yang menarik untuk dipelajari. Mereka tidak hanya memiliki keunikan dalam praktik keagamaan, tetapi juga dalam budaya dan sejarah yang kaya. Meskipun merupakan minoritas, mereka tetap menjadi bagian integral dari keragaman yang ada di Vietnam.