Liputan6.com, Jakarta Ridwan Kamil, calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 mengunjungi kediaman Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin di Jakarta pada Senin (4/11/2024) . Kunjungan Ridwan Kamil tersebut bertujuan untuk bersilaturahmi dan meminta nasihat dari Din Syamsudin.
Din Syamsudin, menyatakan bahwa Ridwan Kamil, calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, adalah sosok yang tepat untuk memimpin Jakarta berkat rekam jejak dan pengalaman yang mumpuni. Din menilai Ridwan Kamil sebagai pemimpin visioner dengan visi yang jelas, serta memiliki pengalaman sebagai Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, ditambah pengalamannya dalam membantu tata kota Jakarta. Din pun memberikan dukungan penuh kepada Ridwan Kamil dan pasangannya, Suswono, untuk memimpin Jakarta.
Terlepas dari itu, Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, yang lebih dikenal dengan nama Din Syamsuddin atau akrab dipanggil Pak Din, adalah salah satu tokoh agama dan intelektual terkemuka di Indonesia. Lahir di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, pada 31 Agustus 1958, Din Syamsuddin tumbuh dalam lingkungan keluarga yang kental dengan nilai-nilai Islam.
Sejak muda, ia dikenal cerdas dan memiliki komitmen kuat terhadap pendidikan dan pengembangan diri di bidang keislaman. Berikut profil lengkap Din Syamsuddin, Selasa (5/11).
1. Latar Belakang Pendidikan
Din Syamsuddin menempuh pendidikan dasar di Madrasah Nahdhatul Ulama di Sumbawa Besar, lalu melanjutkan ke Pondok Pesantren Darussalam Gontor di Jawa Timur dan menyelesaikan pendidikannya pada 1975.
Selanjutnya, ia melanjutkan studi ke IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus dari Fakultas Ushuluddin, Jurusan Perbandingan Agama pada 1982.
Mengutip situs resmi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kecintaan Din pada ilmu mendorongnya melanjutkan pendidikan pascasarjana di University of California, Los Angeles (UCLA), AS, di bidang Islamic Studies, di mana ia meraih gelar MA pada 1988 dan Ph.D. pada 1991.
2. Kiprah di Muhammadiyah dan Organisasi Islam
Din Syamsuddin aktif di Muhammadiyah sejak muda. Kariernya di organisasi ini berkembang pesat, hingga akhirnya ia menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dari 2005 hingga 2015. S
Sebagai Ketua Muhammadiyah, Din menjadi sosok berpengaruh dalam organisasi Islam terbesar di Indonesia ini dan membawa banyak perubahan, termasuk dalam memperkuat peran Muhammadiyah di tingkat nasional maupun internasional.
Selain di Muhammadiyah, Din juga berperan aktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai Ketua Dewan Pertimbangan (2015-2020). Perannya di MUI membuatnya kerap menjadi juru bicara umat Islam Indonesia dalam berbagai isu keagamaan dan sosial.
3. Kiprah Internasional dan Diplomasi Perdamaian
Sebagai tokoh yang memiliki jaringan internasional, Din Syamsuddin juga dikenal luas dalam upayanya untuk mendorong dialog antaragama. Beberapa organisasi internasional yang pernah dipimpinnya antara lain World Conference of Religions for Peace (WCRP) dan Asian Conference on Religions for Peace (ACRP). Din juga merupakan pendiri Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) yang bertujuan memfasilitasi dialog lintas budaya dan agama di tingkat global.
Selain itu, ia pernah diangkat sebagai Special Envoy of the President of the Republic of Indonesia for Interfaith and Intercultural Dialogue and Cooperation pada 2017-2018, dan anggota Dewan Penasihat King Abdulaziz International Centre for Interfaith and Intercultural Dialogue (KAICIID) sejak 2015. Melalui berbagai peran ini, Din berkomitmen memperjuangkan perdamaian dunia dengan merajut hubungan antarumat beragama dan mempromosikan Islam yang damai serta moderat.
4. Kehidupan Pribadi dan Keluarga
Din Syamsuddin menikah dengan Fira Beranata dan dikaruniai tiga anak: Farazahdi Fidiansyah, Mihra Dildari, dan Fiardhi Farzanggi.
Dalam lingkup keluarga, Din dikenal sebagai sosok ayah dan suami yang santun serta menjadi panutan bagi anak-anaknya.
Ibu mertuanya, Darnelis binti Thaher, menjadi salah satu sumber inspirasi yang mendukung kiprah Din dalam berbagai langkah hidupnya, termasuk ketika melanjutkan studi ke Amerika Serikat dan menjabat sebagai Ketua Umum Muhammadiyah.
5. Perspektif tentang Demokrasi dan Islam
Sebagai seorang cendekiawan Muslim, Din Syamsuddin sering menyuarakan pentingnya demokrasi yang sejalan dengan nilai-nilai Islam seperti keadilan, kebenaran, dan persamaan. Ia menekankan bahwa politik Islam di Indonesia tidak semata-mata ditentukan oleh perolehan suara, tetapi oleh sejauh mana nilai-nilai Islam tersebut dapat diintegrasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut Din, kemenangan politik Islam di Indonesia tidak hanya ditandai oleh perolehan suara partai-partai Islam dan penguasaan posisi politik kenegaraan, tetapi pada sejauh mana nilai-nilai Islam seperti keadilan, kebenaran, dan persamaan dapat menjadi bagian dari watak bangsa.
Apa peran Din Syamsuddin di Muhammadiyah?
Din Syamsuddin pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dari 2005 hingga 2015. Dalam peran ini, ia memperkuat pengaruh Muhammadiyah di tingkat nasional dan internasional.
Bagaimana kiprah Din Syamsuddin dalam dialog antaragama?
Din aktif dalam mempromosikan dialog antaragama di forum internasional seperti WCRP dan ACRP. Ia berupaya merajut relasi damai antara umat beragama untuk menciptakan perdamaian dunia.
Apa pandangan Din tentang politik Islam di Indonesia?
Din meyakini bahwa kemenangan Islam dalam politik tidak hanya dilihat dari perolehan suara, tetapi dari penerapan nilai-nilai Islam seperti keadilan dan kebenaran dalam kehidupan berbangsa.