Mulanya prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 menunjukkan keunggulan tipis Kamala Harris atas Donald Trump dalam berbagai survei nasional. Melansir dari Forbes, survei final pra-pemilihan yang dilakukan pada 30 Oktober-1 November 2024 menempatkan Harris dengan perolehan 49 persen, sementara Trump 48 persen.
Dalam persaingan dua arah, Harris diprediksi unggul 2 persen dibandingkan Trump, dengan perolehan 51 persen berbanding 49 persen. Namun, hasil akhir pemilihan presiden Amerika tidak ditentukan oleh survei, melainkan oleh penghitungan suara langsung dan penghitungan ulang di tingkat kongres.
Namun, update The Associated Press (AP) dihimpun pada 6 November 2024 sore menunjukkan Trump lebih unggul daripada Harris. Kandidat setidaknya harus memperoleh 270 votes, saat ini Harris memperoleh 224 vote setara 47 persen dan Trump unggul di 267 vote setara 51 persen.
Persaingan Ketat di Negara-negara Bagian Jadi Kunci
Prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 juga dipengaruhi oleh persaingan ketat di negara-negara bagian kunci atau swing states. Melansir dari berbagai sumber, ada tujuh negara bagian yang menjadi swing states dalam pemilihan kali ini adalah Arizona, Georgia, Michigan, Wisconsin, Pennsylvania, Nevada, dan North Carolina.
Di negara-negara bagian ini, persaingan antara Harris dan Trump sangat ketat dan sulit diprediksi.
Kemenangan di swing states akan sangat menentukan hasil akhir pemilihan presiden Amerika, mengingat sistem Electoral College yang digunakan. Dalam sistem ini, kandidat yang memenangkan suatu negara bagian akan mendapatkan seluruh suara elektoral negara bagian tersebut, terlepas dari selisih kemenangan yang diperoleh.
Negara-negara bagian dengan jumlah suara elektoral yang besar seperti Pennsylvania (20 suara elektoral), Michigan (16), dan Wisconsin (10) akan menjadi pertarungan sengit antara Harris dan Trump.
Sistem Electoral College sebagai Penentu Hasil Akhir
Prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 tidak bisa hanya mengandalkan survei nasional, karena hasil akhir ditentukan oleh sistem Electoral College.
Melansir dari DW, dalam sistem ini, setiap negara bagian memiliki sejumlah suara elektoral yang dialokasikan berdasarkan jumlah perwakilan mereka di Kongres. Kandidat yang memenangkan suara terbanyak di suatu negara bagian akan mendapatkan seluruh suara elektoral negara bagian tersebut.
Untuk memenangkan pemilihan presiden Amerika, seorang kandidat harus meraih setidaknya 270 dari total 538 suara elektoral. Sistem Electoral College ini membuat prediksi pemenang pemilihan Presiden Amerika 2024 menjadi sulit, karena kemenangan di negara-negara bagian kunci dengan jumlah suara elektoral yang besar akan sangat menentukan hasil akhir.
Dalam pemilihan tahun 2016, meskipun Hillary Clinton memenangkan popular vote (jumlah suara rakyat), namun Donald Trump keluar sebagai pemenang karena berhasil meraih 304 suara elektoral.
Ini datanya:
1. Survei AP
Trump unggul 51% sementara Harris 47% menurut data terbaru per 6 November 2024.
Hasil survei di bawah ini adalah prediksi sementara sebelum 6 November 2024:
2. Survei Forbes
Update terakhir pada 1 November 2024, Kamala Harris unggul tipis dengan 49% dukungan, sementara Donald Trump 48%.
Dalam persaingan dua arah, Harris diprediksi unggul 2% dibandingkan Trump, dengan perolehan 51% berbanding 49%.
Survei dilakukan pada 30 Oktober-1 November 2024, melibatkan 4.520 pemilih terdaftar melalui daring.
3. Survei PBS News
Kamala Harris unggul dengan 51% dukungan, sementara Donald Trump 47%.
Trump unggul dalam pemilih laki-laki, namun mengalami penurunan 4% dibandingkan Oktober 2024.
Dukungan Harris dari pemilih perempuan menyusut dari 18% menjadi 11% dalam sebulan terakhir.
Trump mengalami defisit pemilih kulit putih sebanyak 9% dibandingkan Pemilu 2020.
Harris mengalami penurunan dukungan pemilih kulit hitam sebesar 8% dan pemilih latin 2% dibandingkan perolehan Biden pada 2020.
Hasil kampanye Harris: Kenaikan dukungan sebesar 3% dari pemilih Partai Republik.
4. Data Lab Pemilu Universitas Florida, PBS News
Dari 78 juta surat suara yang dibagikan, 55% pemilih sudah menentukan pilihan.
40% dari pemilih yang sudah menentukan pilihan adalah pendukung Trump.
Di antara pemilih yang sudah menentukan pilihan, Harris unggul dengan 56% dukungan, sedangkan Trump 42%.
53% dari pemilih yang belum menentukan pilihan cenderung mendukung Trump, 45% mendukung Harris.
5. Prediksi Allan Lichtman (sejarawan dan pakar politik), NDTV
Lichtman memprediksi kemenangan Kamala Harris dalam pemilihan presiden Amerika 2024.
Harris diprediksi akan menjadi presiden wanita pertama dan presiden pertama yang berdarah campuran Afrika dan Asia.
Lichtman menggunakan metode "13 Keys to the White House" yang ia kembangkan untuk memprediksi pemenang pemilihan presiden Amerika.
Prediksi Lichtman hanya meleset sekali dalam pemilihan tahun 2000.
6. Survei tingkat nasional
ABC/Ipsos: Kamala Harris 49% vs Donald Trump 46%
Morning Consult: Kamala Harris 49% vs Donald Trump 47%
Economist/YouGov: Kamala Harris 49% vs Donald Trump 47%
Reuters/Ipsos: Kamala Harris 44% vs Donald Trump 43%
CNBC Survey: Kamala Harris 46% vs Donald Trump 48%
Wall Street Journal: Kamala Harris 45% vs Donald Trump 47%