:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5189708/original/085530600_1744796159-Snapins.ai_490795386_18507073693050446_3360959716730574573_n_1080.jpg)
1/4
Diego berhasil menyelesaikan lomba legendaris tersebut dalam waktu 40 jam 44 menit. Andien menilai waktu tempuh itu tidak sebanding dengan pengalaman spiritual yang dialami sang adik. Menurutnya, perjalanan Diego jauh melampaui sekadar angka di stopwatch. (Liputan6.com/IG/@andienaisyah)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5189709/original/096539200_1744796159-Snapins.ai_490042625_18507073549050446_3618061238730631948_n_1080.jpg)
1/4
Gurun tempat lomba berlangsung disebut Andien sebagai wilayah penuh energi mistis. Kondisinya ekstrem, dengan suhu siang hari mencapai 55 derajat dan malam hari bisa turun hingga 2 derajat. Setiap peserta hanya disediakan tenda dan air, sementara logistik harus dibawa sendiri termasuk makanan hingga kompor kecil. (Liputan6.com/IG/@andienaisyah)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5189710/original/007021500_1744796160-Snapins.ai_491461813_18507073594050446_7742247207965987410_n_1080.jpg)
1/4
Diego memulai lomba dengan tas seberat 11 kilogram di punggungnya. Beban berat itu harus ia bawa sambil berlari di atas pasir yang membakar kaki. Andien mengaku sulit membayangkan bagaimana adiknya mampu bertahan melewati kondisi seberat itu. (Liputan6.com/IG/@andienaisyah)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5189711/original/016654700_1744796160-Snapins.ai_491466295_18507073477050446_9220067115483514213_n_1080.jpg)
1/4
Menurut Diego diungkap Andien, berlari di gurun membuatnya merasa menjadi versi manusia paling murni. Ia menggambarkan sensasi primitif seolah kembali ke hakikat manusia sebagai pelari sejati. Bagi Diego, tantangan itu bukan soal menang, tapi tentang memahami kembali siapa dirinya. (Liputan6.com/IG/@andienaisyah)