Liputan6.com, Jakarta Selama bertahun-tahun, merokok dan polusi udara selalu menjadi tersangka utama penyebab kanker paru-paru. Namun, penelitian terbaru telah mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa pola makan penyebab kanker paru juga perlu mendapat perhatian serius.
Temuan ini membuka paradigma baru dalam memahami faktor risiko penyakit yang mematikan ini. Molekul glikogen yang berasal dari makanan kita ternyata memiliki peran signifikan dalam perkembangan kanker paru-paru, khususnya adenokarsinoma paru.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Metabolism oleh tim peneliti dari University of Florida dan University of Kentucky menunjukkan bahwa pola makan penyebab kanker paru berkaitan dengan tingginya konsumsi karbohidrat dan lemak.
Glikogen, yang merupakan bentuk penyimpanan glukosa dalam tubuh, ditemukan dalam kadar yang lebih tinggi pada jaringan pasien dengan adenokarsinoma paru-paru. Jenis kanker ini bertanggung jawab atas 40 persen kasus kanker paru-paru di seluruh dunia, menjadikan temuan ini sangat penting dalam upaya pencegahan.
Hubungan antara pola makan penyebab kanker paru ini membuka jalan bagi pendekatan baru dalam pencegahan dan pengobatan. Para peneliti menyarankan agar pendekatan pencegahan kanker paru-paru di masa depan perlu mempertimbangkan strategi berbasis kebijakan yang mempromosikan pilihan makanan sehat, mirip dengan kampanye anti-merokok yang telah terbukti efektif. Pemahaman tentang pola makan penyebab kanker paru ini juga menantang pandangan tradisional bahwa kanker paru-paru tidak terkait dengan pola makan, membuka wawasan baru dalam onkologi dan nutrisi medis.
Lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber informasi lengkapnya, pada Senin (14/4).
Di Amerika, kanker paru-paru membunuh lebih banyak orang dibanding kanker lain. Namun penelitian kanker paru-paru tidak mendapat perhatian sebesar kanker jenis lain. Namun panduan baru Pusat Pengendalian Penyakit AS merilis panduan baru yang mungkin ...
Peran Glikogen dalam Perkembangan Kanker Paru
Penelitian terbaru telah mengungkap peran penting molekul glikogen dalam perkembangan kanker paru-paru. Glikogen adalah bentuk penyimpanan glukosa dalam tubuh yang biasanya berfungsi sebagai cadangan energi, terutama di otot dan hati. Tim peneliti dari University of Florida dan University of Kentucky menemukan bahwa glikogen hadir dalam kadar yang lebih tinggi pada sampel jaringan manusia yang mengidap adenokarsinoma paru-paru.
Dalam uji coba pada tikus, tim peneliti berhasil membuktikan hubungan sebab-akibat yang jelas. Mereka mengamati bahwa peningkatan kadar glikogen secara signifikan mempercepat pertumbuhan kanker paru-paru. Sebaliknya, ketika molekul glikogen dihilangkan atau dikurangi, perkembangan tumor menjadi terbatas. Temuan ini menunjukkan bagaimana glikogen dapat bertindak sebagai "makanan manis" bagi sel kanker, memberikan bahan bakar yang dibutuhkan untuk tumbuh dengan cepat hingga berhasil mengalahkan sistem kekebalan tubuh.
Para peneliti menggunakan teknik canggih yang disebut metabolomik spasial untuk mendeteksi dan menganalisis glikogen dalam jaringan. Teknik ini memungkinkan para ilmuwan mengidentifikasi karakteristik molekul kecil tertentu berdasarkan lokasi mereka di dalam jaringan. Dengan platform yang dirancang khusus untuk analisis jaringan, mereka dapat memvisualisasikan pola dan interaksi molekuler yang sebelumnya belum terdeteksi.
Perlu dicatat bahwa peningkatan kadar glikogen hanya ditemukan pada sampel jaringan adenokarsinoma paru pada manusia, bukan pada jenis kanker paru lainnya, seperti karsinoma sel skuamosa paru. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara glikogen dan kanker paru-paru mungkin spesifik untuk jenis kanker tertentu, membuka area penelitian baru yang perlu diselidiki lebih lanjut.
Hubungan Pola Makan dengan Risiko Kanker Paru
Penelitian terbaru telah menunjukkan bagaimana pola makan dapat mempengaruhi risiko kanker paru-paru melalui peningkatan kadar glikogen dalam tubuh. Glikogen berasal dari karbohidrat yang kita konsumsi dan merupakan cadangan bahan bakar penting yang digunakan tubuh saat berolahraga. Pada dasarnya, glikogen menyimpan glukosa yang tidak segera dibutuhkan oleh tubuh.
Dalam studi pada tikus, ditemukan bahwa hewan yang diberi pola makan tinggi lemak dan karbohidrat menunjukkan tingkat pertumbuhan kanker paru-paru yang jauh lebih tinggi dibandingkan tikus yang diberi pola makan tinggi lemak saja, tinggi karbohidrat saja, atau pola makan kontrol. Temuan ini menunjukkan bahwa kombinasi lemak dan karbohidrat dalam jumlah tinggi dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan sel kanker di paru-paru.
Pola makan ala Barat yang kaya akan makanan olahan, karbohidrat sederhana, dan lemak jenuh kini harus dipertimbangkan sebagai faktor risiko potensial untuk kanker paru-paru. Selama ini, jenis pola makan tersebut sudah diketahui berkontribusi terhadap berbagai penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker tertentu seperti kanker usus besar. Namun, hubungannya dengan kanker paru-paru belum banyak dibahas.
Dr. Ramon Sun, ahli biologi molekuler dari University of Florida, menegaskan bahwa kanker paru-paru secara tradisional tidak dianggap sebagai penyakit yang berhubungan dengan pola makan. Berbeda dengan kanker pankreas atau kanker hati yang telah lama diketahui memiliki kaitan dengan nutrisi, gagasan bahwa pola makan dapat berperan dalam kanker paru-paru masih jarang dibahas dalam komunitas medis dan masyarakat umum.
Implikasi Penelitian bagi Pencegahan Kanker Paru
Temuan tentang hubungan antara pola makan dan kanker paru-paru memiliki implikasi penting bagi strategi pencegahan di masa depan. Dr. Ramon Sun menyarankan bahwa pendekatan terhadap pencegahan kanker paru-paru perlu mencerminkan keberhasilan kampanye anti-merokok, dengan lebih menekankan pada kesadaran publik dan strategi berbasis kebijakan yang mempromosikan pilihan makanan sehat sebagai komponen dasar pencegahan penyakit.
Meski penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi hubungan antara pola makan dan kanker paru-paru pada manusia, bukti awal yang ditemukan sangat menjanjikan. Pendekatan pencegahan yang komprehensif mungkin perlu mempertimbangkan tidak hanya menghindari merokok dan polusi udara, tetapi juga mengadopsi pola makan seimbang yang rendah lemak jenuh dan karbohidrat olahan.
Pola makan yang kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan protein nabati mungkin memiliki efek protektif terhadap kanker paru-paru. Makanan-makanan ini mengandung antioksidan, serat, dan nutrisi penting lainnya yang dapat membantu menetralisir radikal bebas dan mendukung sistem kekebalan tubuh dalam melawan sel-sel kanker yang mungkin terbentuk.
Selain itu, kesadaran akan hubungan antara pola makan dan kanker paru-paru dapat membantu orang-orang yang berisiko tinggi, seperti mantan perokok atau mereka yang terpapar polusi udara, untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengurangi risiko mereka melalui pilihan makanan yang lebih sehat.
Metodologi Penelitian dan Teknologi Canggih yang Digunakan
Penelitian tentang hubungan antara pola makan dan kanker paru-paru ini menggunakan metodologi dan teknologi canggih yang memungkinkan para ilmuwan mengungkap wawasan yang sebelumnya tidak terdeteksi. Salah satu teknologi utama yang digunakan adalah metabolomik spasial, sebuah teknik yang memungkinkan identifikasi molekul-molekul kecil berdasarkan lokasi spesifiknya dalam jaringan.
Tim peneliti menggunakan platform yang dirancang khusus untuk analisis jaringan, yang menawarkan "lensa baru" untuk memvisualisasikan penyakit. Pendekatan ini memungkinkan mereka untuk memahami pola dan interaksi molekuler dengan detail yang mencolok dan wawasan yang mendalam. Teknologi ini sangat penting dalam mengidentifikasi peran glikogen dalam perkembangan kanker paru-paru.
Dalam studi pada tikus, para peneliti melakukan berbagai eksperimen untuk mengkonfirmasi hubungan sebab-akibat antara glikogen dan pertumbuhan tumor. Mereka memanipulasi kadar glikogen dalam model tikus dengan kanker paru-paru, baik meningkatkan maupun menguranginya, untuk mengamati efeknya pada perkembangan tumor. Pendekatan eksperimental ini memberikan bukti kuat tentang peran glikogen sebagai faktor pendorong dalam pertumbuhan kanker paru-paru.
Selain itu, para peneliti juga menganalisis sampel jaringan manusia dari pasien dengan berbagai jenis kanker paru-paru. Mereka menemukan bahwa peningkatan kadar glikogen hanya terkait dengan adenokarsinoma paru, bukan dengan jenis kanker paru lainnya seperti karsinoma sel skuamosa. Spesifisitas ini menunjukkan kompleksitas hubungan antara metabolisme, pola makan, dan kanker, serta menegaskan pentingnya penelitian lebih lanjut dalam area ini.
Perbandingan dengan Faktor Risiko Kanker Paru Tradisional
Meskipun penelitian baru ini menyoroti peran pola makan dalam risiko kanker paru-paru, penting untuk memahami bagaimana faktor ini berhubungan dengan faktor risiko tradisional yang telah diketahui. Merokok tetap menjadi penyebab utama kanker paru-paru, bertanggung jawab atas sekitar 80-90% kasus di seluruh dunia. Paparan asap rokok pasif, polusi udara, paparan radon, dan paparan karsinogen di tempat kerja juga merupakan faktor risiko yang signifikan.
Namun, tidak semua penderita kanker paru-paru memiliki riwayat merokok atau paparan terhadap faktor risiko tradisional. Sekitar 10-20% kasus kanker paru-paru terjadi pada orang yang tidak pernah merokok, yang menunjukkan pentingnya faktor risiko lain, termasuk predisposisi genetik dan, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian ini, pola makan.
Penemuan hubungan antara pola makan dan kanker paru-paru, khususnya adenokarsinoma, memberikan penjelasan potensial untuk kasus-kasus yang terjadi pada non-perokok. Adenokarsinoma adalah jenis kanker paru-paru yang paling umum di kalangan non-perokok, dan temuan ini menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak dan karbohidrat mungkin menjadi faktor kontribusi yang signifikan.
Memahami interaksi antara berbagai faktor risiko juga penting. Misalnya, apakah pola makan yang buruk dapat meningkatkan kerentanan terhadap efek karsinogenik dari asap rokok atau polusi udara? Apakah ada efek sinergis antara merokok dan pola makan tinggi lemak dan karbohidrat? Pertanyaan-pertanyaan ini memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan strategi pencegahan yang lebih komprehensif.
Rekomendasi Pola Makan untuk Mengurangi Risiko
Berdasarkan temuan penelitian tentang hubungan antara glikogen dan kanker paru-paru, beberapa rekomendasi pola makan dapat dipertimbangkan untuk potensial mengurangi risiko. Meskipun penelitian pada manusia masih terbatas, bukti awal menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi makanan yang menyebabkan lonjakan glikogen dapat bermanfaat.
Pertama, membatasi konsumsi karbohidrat olahan dan gula sederhana sangat dianjurkan. Makanan seperti roti putih, pasta olahan, kue, permen, dan minuman manis dapat menyebabkan peningkatan cepat kadar gula darah dan mendorong produksi glikogen berlebih. Sebagai gantinya, pilih karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan sayuran bertepung yang memiliki indeks glikemik lebih rendah.
Kedua, seimbangkan asupan makronutrien dalam diet Anda. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi tinggi lemak dan tinggi karbohidrat dapat menjadi yang paling problematik. Pola makan yang seimbang dengan proporsi yang tepat dari protein, lemak sehat, dan karbohidrat kompleks dapat membantu menjaga metabolisme glukosa yang sehat.
Ketiga, pertimbangkan untuk mengadopsi pola makan yang telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan, seperti diet Mediterania. Pola makan ini kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan minyak zaitun, sementara rendah dalam daging merah dan makanan olahan. Studi telah menunjukkan bahwa diet Mediterania dapat membantu mengurangi risiko berbagai jenis kanker dan penyakit kronis.
Keempat, perhatikan tidak hanya apa yang Anda makan, tetapi juga kapan Anda makan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten atau membatasi waktu makan dalam jendela tertentu setiap hari dapat membantu mengoptimalkan metabolisme glukosa dan mengurangi akumulasi glikogen berlebih.
Kelima, ingatlah bahwa tidak ada makanan tunggal atau pola makan yang dapat mencegah kanker secara pasti. Pendekatan holistik yang mencakup pola makan sehat, aktivitas fisik teratur, menghindari merokok, dan meminimalkan paparan polusi udara tetap menjadi strategi terbaik untuk mengurangi risiko kanker paru-paru.