Liputan6.com, Jakarta Pluralisme adalah suatu istilah yang biasa digunakan dalam ilmu sosial. Pluralisme adalah suatu paham yang mengakui dan menghargai keberagaman dalam masyarakat, baik dari segi agama, suku, ras, budaya, maupun pola pikir. Konsep ini menekankan pentingnya sikap toleransi dan saling menghormati di antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat.
Pluralisme tidak hanya sekadar mengakui keberagaman, tetapi juga mendorong interaksi positif dan dialog antar kelompok untuk menciptakan harmoni sosial.Penerapan konsep pluralisme dalam kehidupan bermasyarakat dapat memberikan dampak positif berupa terciptanya kehidupan yang harmonis dan damai antar kelompok yang berbeda.
Masyarakat yang menerapkan nilai-nilai pluralisme cenderung lebih terbuka terhadap perbedaan dan mampu mengelola konflik dengan lebih baik. Pluralisme perlu dikenali dan dipahami oleh setiap orang, terutama di Indonesia yang terdiri dari masyarakat dengan beudaya yang berbeda-beda.
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian pluralisme beserta dampak dan contohnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (25/10/2024).
Kebahagiaan adalah kebajikan menurut setiap orang, rinciannya banyak dan beragam, semua bisa benar. Al-Qur’an mengajarkan kita agar berdoa untuk kebaikan dunia dan akhirat.
Pluralisme Adalah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pluralisme adalah keadaan masyarakat yang majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya). Secara luas, pluralisme merupakan suatu sistem nilai atau pandangan yang mengakui keragaman di dalam suatu bangsa.
Keragaman atau kemajemukan dalam suatu bangsa itu haruslah senantiasa dipandang positif dan optimis sebagai kenyataan riil oleh semua anggota lapisan masyarakat dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Esensi makna pluralisme tidak hanya diartikan sebagai sebuah pengakuan terhadap keberagaman suatu bangsa, akan tetapi juga mempunyai implikasi-implikasi politis, sosial, dan ekonomi.
Secara paradigmatik, pluralisme adalah suatu sistem yang memungkinkan seluruh kepentingan dalam masyarakat luas bersaing secara bebas untuk memengaruhi proses politik, sehingga mencegah munculnya dominasi kelompok tertentu terhadap kelompok lain.
Oleh karena paham pluralisme bertujuan untuk menghindarkan masyarakat dari tindakan-tindakan pendominasian, maka kelompok-kelompok elite pimpinan antar umat beragama dituntut memiliki keahlian dalam bernegosiasi dengan struktur negara supaya mereka dilibatkan dalam setiap rencana membuat undang-undang yang terkait dengan masa depan kehidupan seluruh rakyat, terlebih kehidupan keagamaan secara luas.
Dengan kata lain, Pluralisme juga dapat berarti kesediaan untuk menerima keberagaman (pluralitas), artinya untuk hidup secara toleran pada tatanan masyarakat yang berbeda suku, gologan, agama,adat, hingga pandangan hidup. Pluralisme mengimplikasikan pada tindakan yang bermuara pada pengakuan kebebasan beragama, kebebasan berpikir, atau kebebasan mencari informasi, sehingga untuk mencapai pluralisme diperlukan adanya kematangan dari kepribadian seseorang dan/atau sekelompok orang.
Contoh Pluralisme
1. Pluralisme Agama
Keberagaman keyakinan dan kepercayaan, seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Yahudi, dan Konghucu yang saling menghormati dan hidup berdampingan secara rukun. Di Indonesia, negara menjamin dan melindungi setiap warganya untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinannya masing-masing.
2. Pluralisme Budaya
Negara Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat dan tradisi yang sangat beragam dan kaya. Berbagai kelompok etnis, suku, dan komunitas adat hidup bersama dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Keberagaman ini tercermin dalam bahasa daerah, pakaian adat, seni tradisional, kuliner khas, dan berbagai ritual budaya yang tersebar di seluruh nusantara.
3. Pluralisme Politik
Dalam sistem demokrasi modern, beragam ideologi dan pandangan politik mendapat ruang untuk berkembang dan dihormati keberadaannya. Setiap kelompok politik memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan dan keputusan. Di Indonesia, pluralisme politik dijamin oleh undang-undang dan tercermin dalam keberadaan berbagai partai politik yang mewakili aspirasi masyarakat.
4. Pluralisme Pendidikan
Indonesia memiliki beragam model pendidikan seperti sekolah negeri, swasta, madrasah, pesantren, dan sekolah berbasis budaya lokal yang mengakomodasi kebutuhan siswa dari berbagai latar belakang. Sistem pendidikan inklusif juga dikembangkan untuk memastikan setiap anak mendapatkan akses pendidikan yang setara. Keberagaman ini memperkaya pengalaman belajar dan membantu menciptakan generasi yang lebih toleran dan berwawasan luas.
Dampak Positif Pluralisme
Pluralisme bisa memberikan dampak positif untuk kehidupan masyarakat yang tenang dan damai, antara lain:
1. Memahami perbedaan
Perbedaan adalah keadaan merupakan sifat dan karakter yang telah diciptakan oleh Tuhan supaya manusia saling mengenal, berinteraksi, saling memahami dan memberi manfaat satu sama lain. Jika seseorang memahami adanya keberagaman atau pluralisme, maka sikap ini akan menciptakan lingkungan yang tenang, damai dan saling tolong-menolong karena orang-orang mau memahami perbedaan yang ada dalam masyarakat.
2. Masyarakat lebih modern
Modern biasanya merujuk pada sesuatu yang terkini, baru dan semacamnya. Modern bisa merujuk pada zaman maupun gaya yang sifatnya terbaru. Jika setiap orang memahami adanya keberagaman atau pluralisme, sikap ini akan membentuk masyarakat yang lebih modern maupun berpikir lebih maju.
3. Meningkatkan pendapatan negara
Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan negara terdiri atas penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak dan penerimaan hibah. Adanya pluralisme dan masyarakat yang saling menghargai serta menghormati, hal ini akan membantu meningkatkan pendapatan negara. Masyarakat yang berbeda-beda itu mungkin akan memanfaat pluralisme ini sebagai sumber pendapatan atau semacamnya.
4. Meningkatkan daya tarik turis
Daya tarik adalah kualitas yang menyebabkan minat, keinginan atau tarikan pada seseorang atau sesuatu. Daya tarik bisa dihasilkan dari rangsangan visual. Pluralisme atau keberagaman budaya, suku dan ras yang ada di Indonesia justru bisa menjadi daya tarik turis untuk berwisata. Keberagaman ini juga bisa menjadi ciri khas suatu wilayah yang akan dikenal oleh wisatawan asing. Pada akhirnya, hal ini bisa membantu meningkatkan pendapatan masyarakat maupun negara.
Dampak Negatif Pluralisme
Pluralisme bisa memberikan dampak negatif berupa konflik di tengah kehidupan masyarakat, antara lain:
1. Menimbulkan persaingan
Persaingan adalah suatu proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan atau kemenangan. Persaingan bisa terjadi bila ada beberapa pihak yang menginginkan sesuatu supaya menjadi pusat perhatian umum.
Sebab ada keberagaman suku, ras, agama dan budaya di Indonesia, hal ini bisa menimbulkan persaingan di tengah masyarakat. Mereka mungkin berlomba-lomba dan mengklaim budaya maupun keyakinannya paling benar supaya menjadi panutan maupun pusat perhatian. Akibatnya, kondisi ini bisa menimbulkan perpecahan atau pertikaian karena toleransi orang-orang yang kurang terhadap perbedaan ras, suku, budaya dan agama.
2. Menimbulkan rasa egois
Egois adalah sifat selalu memprioritaskan keinginan dan kebutuhan sendiri di atas kebutuhan dan keinginan orang lain. Sebab rasa ingin menang atau menjadi pusat perhatian umum di tengah keberagaman, hal ini bisa menimbulkan rasa egois untuk mementingkan diri sendiri.
3. Menimbulkan gesekan sosial
Gesekan sosial bisa dikatakan sebagai pertikaian yang muncul akibat konflik mengenai pluralisme yang ada, baik pluralisme agama, budaya, sosial dan lainnya. Orang dengan keyakinan atau kebudayaan yang berbeda dengan lainnya tidak bisa saling toleransi sehingga sulit untuk bersatu.
4. Menimbulkan sikap individualisme
Individualisme adalah satu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri. Orang yang individualis akan melanjutkan pencapaian dan kehendak pribadi.
Mereka cenderung menentang intervensi dari masyarakat, negara dan setiap badan atau kelompok atas pilihan pribadinya. Sebab mereka hanya mementingkan dirinya sendiri, maka adanya keberagaman atau pluralisme akan membentuk seseorang yang individualis dan cenderung tidak menerima atau mengakui perbedaan tersebut.