Perbedaan Introvert dan Ekstrovert, Pahami Ciri-Ciri, dan Fakta di Antara Keduanya

5 days ago 20

Liputan6.com, Jakarta Ketika berbiicara tentang perbedaan introvert dan ekstrovert, kita sering terjebak pada stereotipe tentang kedua jenis kepribadian tersebut. Misalnya saja, introvert sering disebut sebagai si pendiam yang tidak begitu suka bergaul. Sedangkan si ekstrovert sering dianggap sebagai sosok yang supel dan suka bergaul. 

Meski stereotipe tersebut tidak sepenuhnya salah, tapi perbedaan introvert dan ekstrovert tidak sesederhana itu. Bisa jadi seseorang yang yang memiliki keterampilan sosial yang baik dan bisa berbaur di kerumunan merupakan seorang introvert, begitu pula sebaliknya. Yang jelas ada banyak faktor yang membuat seseorang bisa disebut memiliki jenis kepribadian introvert maupun ekstrovert.

Oleh karena itu dalam artikel ini kami akan membahas secara komprehensif perbedaan di antara kedua spektrum kepribadian tersebut, mulai dari sumber energi, karakteristik, hingga tips untuk hidup lebih harmonis sesuai kepribadian masing-masing. Jadi simak pembahasan selengkapnya berikut ini, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (9/10/2025).

Membongkar Perbedaan Introvert dan Ekstrovert Secara Detail

Secara umum perbedaan introvert dan ekstrovet adalah tentang bagaimana cara mereka mengisi energi dan menggunakannya untuk menikmati hidup. Selain itu, perbedaan introvert dan ekstrovert juga dapat ditinjau dari beberapa aspek lain seperti gaya bersosial, komunikasi, dan sebagainya.

1. Sumber Energi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perbedaan yang paling mendasar anatara introvert dan ekstrovert adalah sumber energi, yakni tentang bagaimana mereka mengisi kembali energi dan menggunakannya untuk menikmati hidup. 

Untuk mengisi energinya, seorang introvert umumnya akan memilih untuk menghabiskan waktu luangnya untuk me time di tempat yang sepi dan tenang. Pada momen itu biasanya mereka akan menggunakan waktunya untuk sekadar membaca buku, menonton film melalui aplikasi streaming sendirian, atau sekadar berdiam diri di kamar. Meski aktivitas semacam itu terkesan membosankan, tapi bagi seorang introvert itu adalah aktivitas yang menyenangkan.

Sedangkan ekstrovert akan mengguakan waktu luangnya untuk mengisi energinya dengan cara interaksi sosial, nongkrong bersama teman-teman di akhir kepan, jalan-jalan ke tempat ramai seperti mall, atau datang untuk menonton konser. Bagi seorang ekstrovert, interaksi sosial dan keramaian adalah hal yang sangat menyenangkan.

2. Gaya Sosialisasi

Meski seorang introvert lebih menyukai momen ketika sendiri di tempat yang sepi dan tenang, bukan berarti mereka membenci interaksi sosial. Hanya saja, alih-alih memiliki banyak teman dengan jaringan yang sangat luas, seorang introvet lebih memilih hubungan yang lebih berkualitas dan mendalam. Seorang introvert biasanya memiliki teman yang sudah ia kenal dalam waktu yang lama hingga bertahun-tahun, yang telah menjadi rekan deep talk, tempat berbagi rahasia, dan tempat curhat.

Sebaliknya, dari segi gaya sosialisasi seorang ekstrovert umumnya memiliki jaringan pertemanan yang luas. Mereka suka bergaul dalam kelompok yang besar, menikmati menjadi pusat perhatian, dan mudah akrab dengan orang baru. Maka, tidak perlu heran jika seorang ekstrovert punya seseorang yang dia kenal di berbagai tempat, meski belum terlalu lama.

3. Gaya Berkomunikasi & Memproses Informasi

Perbedaan introvert dan ekstrovet juga dapat dilihat dari bagaimana mereka berkomunikasi. Seorang introvert biasanya akan lebih berhati-hati dalam mengungkapkan apa saja yang ada dalam di pikirannya. Sedangkan seorang ekstrovert umumnya lebih blak-blakan dalam mengungkapkan pikirannya. Bahkan mereka tidak ragu untuk mendiskusikannya dengan orang lain.

Bagaimana seorang ekstrovert dapat menikmati berbagai macam interaksi sosial, mereka juga tidak akan ragu untuk menanyakan secara langsung tentang apa yang dia tidak mengerti pada orang lain. Sementara seorang introvert lebih suka memuaskan rasa penasarannya dari bacaan atau riset di internet.

4. Preferensi Lingkungan Kerja

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, seorang introvert cenderung mengisi energi dan menggunakannya dalam kesendirian dan di tempat yang tenang. Maka tidak mengherankan jika mereka juga lebih suka dengan lingkurang kerja semacam itu. Mereka bisa bekerja secara mandiri di tempat yang sepim tenang, dan minim gangguan. Gangguan sedikit saja dapat mengganggu ritme kerja seorang introvert.

Sebaliknya, bagaimana seorang ekstrovet begitu menyukai interaksi sosial, mereka lebih menyukai bekerja dengan banyak orang, Mereka adalah sosok yang ahli dalam sitem kerja kolaboratif. Kondisi lingkungan kerja yang sepi dan tenang justru akan membuat mereka cepat bosan dan kurang bersemangat. Mereka memiliki kelebihan bisa bekerja sama dengan orang lain, bahkan dalam situasi yang berisik.

5. Respons terhadap Stimulasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, introvert adalah seorang pemuja ketenangan. Sedikit suara yang tidak ia inginkan akan membuatkan terganggu Mereka adalah sosok yang sangat sensitif, sehingga terlalu banyak stimulus eksternal akan membuatnya mudah lelah. Sebaliknya, ekstrovert justru tipe yang senang mencari stimulus eksternal. Tanpa itu, mereka akan cepat bosan dan kurang bersemangat.

Apa Itu Introvert dan Ekstrovert?

Pembagian jenis kepribadian introvert-ekstrovert pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli psikiatri Swiss, Carl Jung. Menurutnya, introvert adalah jenis kepribadian seseorang yang energinya dipusatkan pada faktor internal dalam diri, seperti pikiran dan perasaan. Sedangkan ekstrovert adalah jenis kepribadian di mana seseorang lebih memusatkan energinya pada faktor di luar diri, seperti interaksi dengan orang lain dan dunia sekitar.

Perbedaan introvert dan ekstrovert yang paling mendasar adalah pada bagaimana seseorang mendapatkan dan menggunakan energi mental mereka untuk mengisi ulang dan memahami dunia. Seorang introvert mengisi energi dengan menyendiri (solitude) dan refleksi interna, seperti berpikir, merenung, dan introspeksi diril. Sedangkan ekstrovert mengisi energi dengan stimulasi eksternal, seperti berkumpul dengan teman-teman, datang ke tempat-tempat ramai, dan terlibat interaksi sosial lainnya.

Meski demikian Jung juga menekankan bahwa sebagian besar orang tidak 100% introvert atau ekstrovert, melainkan hanya memiliki kecenderungan di satu sisi. Sementara itu, ada pula orang yang memiliki jenis kepribadian yang seimbang di antara introvert dan ekstrovert, yang disebut sebagai ambivert. Ambivert adalah jenis kebirbadian, di mana mereka dapat menikmati waktu sosial dan waktu sendirian secara seimbang.

Mitos vs Fakta Seputar Kepribadian Introvert dan Ekstrovert

Perbedaan introvert dan ekstrovert sering memicu stereotipe yang berujung pada kesalahpahaman. Sebagai contoh, orang dengan kepribadian introvert dianggap tidak terampil dalam interaksi sosial, sedangkan seorang ekstrovert biasanya bisa memimpin di dalam kelompok. Selain itu, masih ada banyak lagi stereotipe tentang intrvoert-ekstrovert yang berkembang menjadi mitos.

Mitos 1: Introvert itu pemalu, Ekstrovert percaya diri.

Fakta: Rasa malu (shyness) berbeda dengan introversi. Introvert bisa sangat percaya diri dalam situasi tertentu, biasanya pada hal-hal yang membutuhkan keterampilan yang mana dia yakin sangat menguasainya.

Mitos 2: Ekstrovert lebih bahagia daripada Introvert.

Fakta: Itu jelas tidak benar. Hanya karena introvert tidak bersenang-senang dengan cara yang biasa dilakukan mereka yang ekstrovert, bukan berarti introvert tidak bahagia. Keduanya dapat mencapai kebahagiaan yang sama, hanya sumber kebahagiaannya yang berbeda.

Mitos 3: Introvert tidak suka orang lain  atau anti-sosial.

Fakta: Ini jelas salah. Introvert tetap melakukan interaksi sosial. Hanya saja seorang introvert lebih menyukai hubungan berkualitas, dalam dan bermakna, biasanya dengan orang yang telah mereka kenal lama.

Mitos 4: Ekstrovert tidak bisa menghabiskan waktu sendirian.

Fakta: Meski seorang ekstrovert menyukai interaksi sosial, bukan berarti mereka tidak bisa menghabiskan waktu sendirian. Ekstrovert juga butuh waktu sendiri, hanya dalam porsi yang lebih sedikit.

Mitos 5: Kepribadian ini tidak bisa berubah.

Fakta: Meskipun intinya stabil, seseorang dapat belajar mengadopsi perilaku dari ujung spektrum yang lain sesuai kebutuhan.

Tips Menjalin Hubungan dan Hidup Harmonis

Perbedaan introvert dan ekstrovert ini kadang bisa menimbulkan masalah dalam hubungan. Introvert yang lebih menikmati ketenangan dan kesendirian kadang tidak bisa selalu harmonis dengan ekstrovert yang menyukai interaksi sosial dan keramaian. Oleh karena itu, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan agar hubungan sesama manusia ini dapat berlangsung secara harmonis.

Tips untuk Introvert:

  1. Jangan ragu menjadwalkan "me time" dan menetapkan batasan. Dengan cara ini seorang introvert dapat mengisi energi dan menggunakannya sesuai dengan kebutuhannya.
  2. Latih kemampuan berbicara di forum kecil untuk meningkatkan rasa nyaman. Pada kahirnya kemampuan berbicara di depan umum merupakan suatu keterampilan yang bisa dilatih. Jenis kespirbadian introvert tidak seharusnya menghalangi seseorang untuk memiliki keterampilan yang cukup penting ini. Seorang introvert hanya perlu berlatih dan membiasankan diri.
  3. Cari partner atau teman yang memahami kebutuhan energimu. Meski demikian jangan paksa mereka untuk memahamimu. Jelaskan secara jujur tentang apa yang kamu butuhkan, seperti waktu untuk sendirian.

Tips untuk Ekstrovert:

  1. Hargai kebutuhan orang lain akan ketenangan dan kesendirian. Berikan waktu bagi mereka untuk melakukannya dengan kemamuan sendiri.
  2. Latih keterampilan mendengarkan secara aktif dalam percakapan. Cobalah untuk memberikan perhatian secara penuh sehingga bisa memahaminya.
  3. Temukan cara kreatif untuk bersosialisasi yang juga nyaman bagi teman introvert-mu. Kamu bisa mendiskusikannya.

Tips Bekerja Sama:

Meski kepribadian keduanya saling berkebalikan, namun keduanya memiliki kekuatan yang jika dikolaborasikan dengan baik, mereka bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Introvert yang cendering lebih menikmati momen-momen introspektif bisa dimanfaatkan untuk merumuskan ide-ide, sedangkan ekstrovert yang lebih menyukai tantangan eksternal bisa diberi tugas sebagai eksekutor dari ide-ide tersebut.

FAQ Seputar Introvert dan Ekstrovert

Q: Apakah mungkin seseorang menjadi introvert dan ekstrovert sekaligus?

A: Ya, itulah yang disebut Ambivert. Kebanyakan orang adalah ambivert.

Q: Mana yang lebih baik, menjadi introvert atau ekstrovert?

A: Tidak ada yang lebih baik. Keduanya memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing. Keberagaman ini yang membuat dunia seimbang.

Q: Bisakah kepribadian introvert/ekstrovert berubah seiring waktu?

A: Inti kepribadian cenderung stabil, tetapi kita dapat belajar dan beradaptasi. Peristiwa hidup atau tuntutan pekerjaan dapat membuat kita lebih fleksibel.

Q: Apa hubungan antara introversi dan gangguan kecemasan sosial?

A: Keduanya berbeda. Introversi adalah sifat kepribadian, sedangkan kecemasan sosial adalah gangguan mental yang melibatkan ketakutan berlebih terhadap penilaian orang lain. Seorang introvert belum tentu memiliki kecemasan sosial.

Q: Bagaimana cara mengetahui apakah saya introvert atau ekstrovert?

A: Renungkan sumber energi Anda. Apakah Anda merasa segar setelah bersendiri atau setelah berkumpul dengan orang lain? Itulah petunjuk terkuatnya.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |