Niat Menerima Zakat Fitrah, Panduan Lengkap Beserta Doa dan Ketentuannya

2 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Dalam bulan Ramadhan yang penuh berkah, pemahaman tentang niat menerima zakat fitrah menjadi hal yang sangat penting bagi umat Muslim, khususnya bagi mereka yang termasuk dalam golongan penerima zakat. Sebagai salah satu rukun Islam, zakat fitrah tidak hanya memiliki dimensi ibadah, tetapi juga dimensi sosial yang mendalam dimana ada tata cara dan niat menerima zakat fitrah yang perlu diperhatikan.

Bagi para mustahik atau penerima zakat, memahami tata cara dan niat menerima zakat fitrah merupakan bagian dari adab dalam beribadah. Ketika seseorang menerima zakat fitrah, tidak hanya sekadar menerima bantuan materi, tetapi juga ada nilai-nilai spiritual yang perlu dijaga melalui niat yang benar dan doa-doa yang dianjurkan.

Sebagai penerima zakat fitrah, penting untuk mengetahui bahwa ada etika dan adab yang harus diperhatikan, termasuk bagaimana mengucapkan niat menerima zakat fitrah dengan benar. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan keberkahan harta yang diterima, tetapi juga sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dan penghargaan kepada pemberi zakat.

Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber informasi lengkapnya, pada Rabu (5/2).

Zakat fitrah dibayarkan di bulan Ramadan hingga sebelum Salat Idul Fitri. Di Indonesia zakat juga diatur dalam Peraturan Menteri Agama No 52/2014.

Dasar Hukum Penerimaan Zakat Fitrah

Allah SWT telah menetapkan dalam Al-Quran tentang pentingnya zakat dan adab dalam menerimanya. Hal ini tercantum dalam surah At-Taubah ayat 103:

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ

Arab Latin: "Khudz min amwālihim ṣadaqatan tuṭahhiruhum wa tuzakkīhim bihā wa ṣalli 'alaihim, inna ṣalātaka sakanul lahum"

Artinya: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka."

Ayat ini menjadi landasan utama bagaimana seorang penerima zakat hendaknya bersikap, termasuk mendoakan pemberi zakat sebagai bentuk terima kasih dan penghargaan atas pemberian tersebut.

Doa-Doa Saat Menerima Zakat Fitrah

Dalam tradisi Islam, ada beberapa doa yang dianjurkan untuk dibaca saat menerima zakat fitrah. Berikut adalah doa-doa yang dapat diamalkan:

1. Doa Menurut Habib Hasan Ahmad Muhammad Al Kaf

ﺁﺟَﺮَﻙ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﻋْﻄَﻴْﺖَ، ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺍَﺑْﻘَﻴْﺖَ ﻭَﺟَﻌَﻠَﻪُ ﻟَﻚَ ﻃَﻬُﻮْﺭًﺍ

Arab Latin: "Ajarakallāhu fī mā a'thaita wa bāraka fī mā abqaita wa ja'alahu laka thahūran"

Artinya: "Semoga Allah memberikan pahala atas apa yang engkau berikan, dan semoga Allah memberikan berkah atas harta yang kau simpan dan menjadikannya sebagai pembersih bagimu."

2. Doa Menurut Syekh Nawawi Banten

طَهَّرَ اللهُ قَلْبَكَ فِي قُلُوْبِ الأَبْرَارِ وَزَكَّى عَمَلَكَ فِي عَمَلِ الأَخْيَارِ وَصَلَّى عَلَى رُوْحِكَ فِي أَرْوَاحِ الشُّهَدَاءِ

Arab Latin: "Thahharallāhu qalbaka fī qulūbil abrār, wa zakkā 'amalaka fī 'amalil akhyār, wa shallā 'alā rūhika fī arwāhis syuhadā'"

Artinya: "Semoga Allah menyucikan hatimu pada hati para hamba-Nya yang abrar. Semoga Allah bersihkan amalmu pada amal para hamba-Nya yang akhyar. Semoga Allah bershalawat untuk rohmu pada roh para hamba-Nya yang syahid."

Golongan Penerima Zakat Fitrah

Dalam ketentuan syariat Islam, tidak semua orang berhak menerima zakat fitrah. Allah SWT telah menetapkan delapan golongan (asnaf) yang berhak menerima zakat. Berikut adalah penjelasan detail tentang masing-masing golongan:

1. Fakir

Golongan fakir menempati posisi pertama dalam daftar penerima zakat. Mereka adalah orang-orang yang berada dalam kondisi ekonomi yang sangat lemah, hampir tidak memiliki harta atau penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Kondisi mereka lebih memprihatinkan dibandingkan dengan golongan miskin, karena keterbatasan yang lebih ekstrem baik dalam hal material maupun kemampuan mencari nafkah.

2. Miskin

Golongan miskin adalah mereka yang memiliki penghasilan namun tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Meskipun mereka memiliki pekerjaan atau usaha, pendapatan yang diperoleh masih di bawah standar untuk memenuhi kebutuhan hidup layak. Perbedaan utama dengan golongan fakir adalah mereka masih memiliki sumber penghasilan meskipun minimal.

3. Amil Zakat

Amil zakat adalah orang-orang yang ditugaskan untuk mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan zakat. Mereka berhak menerima bagian dari zakat sebagai kompensasi atas kerja dan tanggung jawab mereka dalam mengelola zakat. Posisi amil sangat penting karena mereka menjadi jembatan antara pemberi zakat (muzakki) dengan penerima zakat (mustahik).

4. Muallaf

Muallaf adalah orang-orang yang baru masuk Islam dan memerlukan dukungan untuk memperkuat keimanan mereka. Pemberian zakat kepada golongan ini memiliki dimensi dakwah yang penting, yaitu untuk menunjukkan bahwa Islam memperhatikan kesejahteraan para pemeluknya dan memperkuat persaudaraan dalam komunitas Muslim.

5. Riqab (Budak)

Dalam konteks modern, kategori riqab dapat diartikan sebagai pembebasan dari berbagai bentuk penindasan dan eksploitasi modern. Meskipun praktik perbudakan tradisional sudah tidak ada, konsep pembebasan dari keterkungkungan dan penindasan tetap relevan dalam berbagai bentuk kontemporer.

6. Gharimin

Gharimin adalah orang-orang yang terjerat hutang dan tidak mampu melunasinya. Yang perlu digarisbawahi, hutang tersebut haruslah untuk keperluan yang halal dan mendesak, bukan untuk kemewahan atau hal-hal yang dilarang syariat. Zakat dapat membantu mereka keluar dari lilitan hutang dan memulai kehidupan yang lebih baik.

7. Fi Sabilillah

Fi sabilillah secara harfiah berarti "di jalan Allah". Dalam konteks modern, kategori ini mencakup berbagai aktivitas yang bertujuan untuk menegakkan dan menyebarkan ajaran Islam, seperti pendidikan Islam, dakwah, dan pembangunan sarana ibadah. Para dai, guru agama, dan mereka yang berjuang dalam bidang pendidikan Islam dapat termasuk dalam kategori ini.

8. Ibnu Sabil

Ibnu sabil merujuk kepada musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanannya. Dalam konteks modern, kategori ini bisa mencakup para pelajar yang merantau untuk menuntut ilmu, atau orang-orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan yang baik namun mengalami kesulitan dalam perjalanan.

Niat menerima zakat fitrah merupakan bagian penting dalam rangkaian ibadah zakat yang tidak boleh diabaikan. Sebagai penerima zakat (mustahik), penting untuk memahami posisi kita sebagai salah satu dari delapan golongan yang berhak menerima zakat, serta bagaimana menerapkan adab dan etika yang benar dalam menerimanya.

Dengan memahami dan mengamalkan tata cara yang benar dalam menerima zakat fitrah, insya Allah keberkahan zakat akan semakin terasa, tidak hanya bagi pemberi tetapi juga bagi penerima. Yang tidak kalah penting adalah menggunakan zakat yang diterima untuk hal-hal yang bermanfaat dan sesuai dengan syariat Islam.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |