Main Ponsel Terlalu Lama, Pria 25 Tahun Ini Alami Sindrom Kepala Tertunduk

4 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Kecanduan bermain ponsel kini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tapi juga fisik. Seorang pria berusia 25 tahun di Jepang mengalami kondisi langka yang dikenal sebagai dropping head syndrome, setelah terlalu sering menunduk menatap layar ponselnya.

Awalnya, ia hanya merasakan nyeri di leher dan kesulitan menelan, yang membuat berat badannya menurun drastis. Namun, lama kelamaan, ia benar-benar kehilangan kemampuan untuk mengangkat kepalanya sendiri.

Kondisi ini bermula dari kebiasaan buruknya bermain ponsel selama berjam-jam setiap hari. Lehernya yang terus berada dalam posisi menunduk akhirnya membentuk benjolan besar di bagian belakang, dan otot lehernya menjadi terlalu lemah untuk menopang kepala.

Ketika akhirnya ia memutuskan mencari bantuan medis, para dokter menemukan kerusakan serius pada tulang lehernya. Sebelumnya, ia adalah anak yang aktif, namun mengalami perundungan berat saat remaja hingga membuatnya berhenti sekolah. Sejak itu, ia mengurung diri di kamar dan menghabiskan sebagian besar waktunya bermain ponsel

Riwayat hidupnya pun menjadi perhatian para dokter. Berikut ulasan lengkapnya yang dilansir Liputan6.com dari Odditycentral, Minggu (18/5/2025).

Samsung meluncurkan Galaxy S25 Edge — smartphone Galaxy S paling tipis sejauh ini, hanya 5,8 mm! Dibalut rangka titanium dan Gorilla Glass Ceramic 2, ponsel ini dilengkapi kamera utama 200MP, video 8K, dan fitur Galaxy AI serta Google Gemini untuk ...

1. Jalan Terakhir yang Menyelamatkan

Posisi leher yang terus menunduk selama bertahun-tahun menjadi pemicu utama kerusakan tulang belakang yang dideritanya. Dari hasil pemindaian medis, terlihat bahwa tulang lehernya telah bergeser dan mengalami distorsi.

Jaringan parut juga ditemukan di bagian atas tulang belakangnya akibat peregangan ekstrem dalam waktu lama. Ini menjadi contoh ekstrem betapa fatalnya dampak dari penggunaan ponsel yang berlebihan, apalagi jika postur tubuh diabaikan.

Penanganan awal dilakukan dengan menggunakan penyangga leher atau collar. Namun, pasien justru mengeluh mati rasa di lehernya. Akhirnya, tim dokter memutuskan untuk mengambil langkah lebih serius dengan serangkaian operasi.

Dalam prosedur tersebut, sebagian kecil tulang yang rusak dan jaringan parut diangkat. Setelah itu, lehernya diperkuat dengan pemasangan sekrup dan batang logam agar bisa kembali menyangga kepala.

Proses pemulihan berlangsung selama enam bulan. Setelah itu, pasien dapat kembali mengangkat kepalanya dengan mudah dan mempertahankan postur leher yang benar. Setahun setelah operasi, kondisinya tetap stabil dan tidak menunjukkan tanda-tanda kekambuhan.

2. Bahaya Main HP Sambil Menunduk

Kasus ini dijadikan peringatan penting oleh para dokter Jepang untuk masyarakat luas, terutama kaum muda. Sindrom leher terkulai atau kepala tertunduk ini biasanya disebabkan oleh gangguan neuromuskular.

Namun dalam kasus ini, penyebabnya adalah deformasi tulang belakang akibat posisi menunduk yang ekstrem dan berkepanjangan. Dengan maraknya penggunaan gadget, masyarakat perlu lebih sadar akan pentingnya postur tubuh.

Duduk terlalu lama sambil menunduk menatap layar ponsel atau tablet bisa berdampak serius pada struktur tulang belakang. Kasus langka ini membuktikan bahwa sekadar kebiasaan "sepele" bisa membawa konsekuensi kesehatan yang sangat besar.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |