Liputan6.com, Jakarta Sholat Subuh merupakan salah satu dari lima rukun ibadah wajib dalam Islam yang dilaksanakan di waktu fajar. Sebagai ibadah yang dilaksanakan di awal hari, sholat Subuh memiliki kedudukan istimewa dan membawa keberkahan tersendiri bagi umat Muslim yang mengerjakannya.
Jadwal sholat Subuh di berbagai kota besar di Indonesia bervariasi, disesuaikan dengan posisi geografis masing-masing daerah. Keberadaan jadwal sholat Subuh yang akurat menjadi panduan penting bagi umat Muslim dalam menentukan waktu pelaksanaan ibadah. Jadwal ini disusun berdasarkan perhitungan astronomis yang mempertimbangkan berbagai faktor seperti posisi matahari, ketinggian tempat, dan zona waktu.
Dengan mengetahui jadwal sholat Subuh Rabu 6 November 2024 di kota-kota besar di Indonesia, umat Muslim bisa menjalankan ibadah sholat Subuh tepat pada waktunya. Sehingga tidak mengganggu aktivitas lainnya.
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai jadwal sholat Subuh Rabu 6 November 2024 di beberapa kota besar di Indonesia yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (5/11/2024).
Satu hal yang dirindukan imigran Muslim di AS termasuk dari Indonesia adalah suara adzan dari masjid, mengingatkan sholat dan buka puasa saat Ramadan. Tapi di Minneapolis, Minnesota suara adzan kini terdengar, berkat dukungan pemda bagi umat Islam ya...
Jadwal Sholat Subuh Rabu 6 November 2024 di Beberapa Kota Besar
Berikut jadwal sholat Subuh Rabu 6 November 2024 di beberapa kota besar Indonesia, yakni:
- Jakarta: 04.05 WIB
- Bandung: 04.00 WIB
- Surabaya: 03.39 WIB
- Jogja: 03.48 WIB
- Semarang: 03.49 WIB
- Banda Aceh: 05.05 WIB
- Medan: 04.50 WIB
- Padang: 04.38 WIB
- Pekanbaru: 04.35 WIB
- Palembang: 04.17 WIB
- Tanjung Pinang: 04.23 WIB
- Pontianak: 04.03 WIB
- Banjarmasin: 04.38 WITA
- Denpasar: 04.27 WITA
- Makassar: 04.16 WITA
- Palu: 04.19 WITA
- Mataram: 04.24 WITA
- Kupang: 03.52 WITA
- Ambon: 04.43 WIT
- Sorong: 04.34 WIT
- Jayapura: 03.54 WIT
Waktu Sholat Subuh dan Batasnya
Waktu shalat subuh yang utama dimulai usai berkumandang adzan dari terbit fajar shadiq, yaitu fajar kedua hingga sebelum masuknya waktu matahari terbit (syuruq) sebgaai batas akhir shalat subuh. Subuh berakhir saat sudah masuk waktu matahari terbit.
Hal ini berdasarkan hadits berikut:
وَقْتُ صَلاةِ الصُّبْحِ مِنْ طُلُوعِ الفَجْرِ مَا لَمْ تَطْلُعْ الشَّمْسُ
Artinya: “Dari Abdullah bin Umar radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Dan waktu shalat shubuh dari terbitnya fajar (shadiq) sampai sebelum terbitnya matahari.” (HR. Muslim)
Fajar shadiq (fajar nyata) adalah sebuah cahaya yang terlihat pada waktu subuh sebagai batas antara akhir malam dengan permulaan pagi. Melansir dari NU Online, fajar shadiq adalah cahaya tipis yang posisinya horizontal terhadap ufuk dan bertambah terang seiring waktu. Itulah yang menentukan awal waktu sholat subuh.
Sementara, fajar kadzib (fajar semu) adalah cahaya yang muncul sebelum fajar shadiq. Intensitas cahayanya tidak terlalu terang dan berbentuk segitiga khas yang menjulang sepanjang garis ekliptika. Maka dari itu, ulama dan peneliti bukan hanya melihat Fajar Shodiq sebagai batas awal waktu sholat subuh, tapi juga penting mengamati munculnya Fajar Kadzib.
Secara sederhana, sholat subuh sebaiknya dilaksanakan hanya sampai langit arah timur berwarna kekuning-kuningan, yaitu tanda akan terbitnya matahari. Sementara, ketika sudah memasuki waktu jawaz sampai matahari terbit dari ufuk timur, ini merupakan tanda bahwa waktu sholat subuh telah habis.
Bacaan Niat Solat Subuh Sendiri dan Berjamaah
Dikutip dari buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap (2015) karya Drs. Moh Rifa’i, menjelaskan terkait bacaan niat solat Subuh adalah sebagai berikut,
1. Bacaan Niat Sholat Subuh Sendiri
Ushallii fardhash-shubhi rak’ataini mustqbilal-qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.
Artinya: “Aku menyengaja shalat fardhu Subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar.”
2. Bacaan Niat Sholat Subuh Berjamaah
Apabila anda menjadi imam, maka dapat membaca niat solat Subuh sebagai berikut:
Ushallii fardhash-shubhi rak’ataini mustqbilal-qiblati adaa’an imaaman lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.
Artinya: “Aku menyengaja shalat fardhu Subuh dua rakaat menghadap kiblat imaman karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar.”
Sedangkan apabila anda menjadi makmum, maka dapat membaca niat solat Subuh sebagai berikut:
Ushallii fardhash-shubhi rak’ataini mustqbilal-qiblati adaa’an ma’muuman lillaahi ta’aalaa. Allaahu akbar.
Artinya: “Aku menyengaja shalat fardhu Subuh dua rakaat menghadap kiblat makmuman karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar.”
Tata Cara Solat Subuh
Berikut ini terdapat beberapa tata cara solat Subuh yang dapat dilaksanakan setelah anda menyucikan diri dengan berwudhu atau tayamum:
- Niat sholat Subuh, bacaan niat solat Subuh dapat dilihat pada paragraf sebelumnya baik dikerjakan sendiri maupun berjamaah.
- Takbiratul Ikhram, berdiri sambil mengucapkan takbir “Allahu Akbar”. Pandangan mata melihat kearah tempat sujud. Tangan disedekapkan pada posisi tangan kanan di atas tangan kiri.
- Membaca doa Iftitah. Doa Iftitah dalam solat hukum bacaannya adalah Sunnah.
- Setelah itu membaca surat Al-Fatihah
- Membaca salah satu surat dari Al-Quran, surat yang dibaca disunnahkan untuk membaca surah pendek atau ayat Al-Qur’an.
- Melakukan gerakan Ruku' dengan tuma'ninah
- Melakukan gerakan I'tidal dengan tuma'ninah
- Melakukan gerakan Sujud dengan tuma'ninah
- Duduk diantara dua sujud dengan tuma'ninah
- Sujud lagi sambil membaca bacaannya
- Berdiri untuk mengerjakan rakaat kedua. Gerakan rakaat kedua sama seperti di rakaat pertama, hanya saja yang menggunakan bacaan doa qunut setelah melakukan gerakan i’tidal dengan tuma’ninah langsung membaca doa qunut.
- Setelah itu, melakukan gerakan Sujud dengan tuma'ninah
- Duduk diantara dua sujud dengan tuma'ninah
- Sujud lagi sambil membaca bacaannya
- Duduk tasyahud akhir sambil membaca bacaannya.
- Salam.
Bacaan Doa Qunut
Apabila mengerjakan sholat Subuh, maka pada rakaat yang kedua, pada waktu i’tidal berdiri tegak dari rukuk setelah membaca : Rabbana lakal hamdu.. lalu membaca doa qunut sebagai berikut ini:
Allaahummahdinii fii man hadaiit, wa aafinii fii man aafaiit, wa tawallanii fi man tawallaiit, wa baarik lii fiimaa a’thaiit. Wa qinii birahmatika syarra maa qadhaiit. Fa innaka taqdhii wa laa yuqdhaa ‘alaiik. Wa innahuu laa yadzillu man waalaiit.
Wa laa ya’izzu man ‘aadaiit. Tabaarakta rabbanaa wa ta’aalait. Fa lakal-hamdu ‘alaa maa qadhaiit, Astaghfiruka wa atuubu ilaik, Wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin nabiyyil ummuyyi wa ‘alaa aalihii wa shahbihii wa sallam.
Artinya: “Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan seperti orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama-sama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pada segala apa yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pada segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Dan peliharalah aku dengan rahmatMu dari kejahatan yang Engkau pastikan. Karena sesungguhnya Engkau-lah yang menetapkan dan tidak ada yang menghukum (menentukan) atas Engkau.
Sesungguhnya tidaklah akan hina orang-orang yang telah Engkau beri kekuasaan. Dan tidaklah akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Berkahlah Engkau dan Maha Luhurlah Engkau. Segala puji bagi-Mu atas yang telah Engkau pastikan. Aku mohon ampun dan tobat kepada Engkau. Semoga Allah memberi rahmat, berkah dan salam atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarganya dan sahabatnya.”