Liputan6.com, Jakarta Saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan, membaca doa puasa sahur menjadi salah satu ritual penting yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap muslim. Momen sahur tidak hanya sekadar aktivitas mengisi perut sebelum berpuasa, tetapi juga merupakan waktu yang tepat untuk memantapkan niat dan membaca doa puasa sahur dengan penuh kekhusyukan.
Pemahaman yang baik tentang doa puasa sahur dapat meningkatkan kualitas ibadah puasa kita selama bulan Ramadhan. Banyak umat muslim yang terkadang masih bingung atau bahkan lupa tentang lafaz dan cara yang benar dalam mengucapkan doa puasa sahur, padahal hal ini merupakan bagian penting dari kesempurnaan ibadah puasa.
Membaca doa puasa sahur dengan benar dan penuh penghayatan bukan hanya menjadi pembuka ibadah puasa, tetapi juga menjadi bentuk komunikasi spiritual antara hamba dengan Allah SWT. Melalui artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang segala hal yang perlu diketahui mengenai doa puasa sahur dan berbagai aspek penting di dalamnya.
Berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya, pada Sabtu (22/2).
Raya Kohandi: Doa Di Waktu Sahur
Pengertian dan Makna Doa Puasa Sahur
Doa puasa sahur merupakan niat yang diucapkan sebelum menjalankan ibadah puasa. Niat ini menjadi syarat sah puasa yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang akan menjalankan ibadah puasa. Dalam konteks ibadah Islam, niat memiliki posisi yang sangat penting sebagaimana hadits yang menyatakan bahwa setiap amalan tergantung pada niatnya.
Lafaz doa puasa sahur atau niat puasa Ramadhan dalam bahasa Arab adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an adaa'i fardhi syahri ramadhaana haadzihis sanati lillahi ta'ala.
Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala."
Makna dari doa ini sangat dalam, dimana seorang muslim menyatakan kesungguhan niatnya untuk berpuasa semata-mata karena Allah SWT, bukan karena motif lain. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 183 yang menegaskan kewajiban puasa bagi umat Islam.
Waktu dan Tata Cara Membaca Doa Puasa
Waktu untuk mengucapkan niat atau doa puasa sahur dapat dilakukan sejak malam hari hingga sebelum terbit fajar shadiq. Para ulama sepakat bahwa niat puasa Ramadhan sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum fajar, meskipun ada pendapat yang memperbolehkan niat dilakukan sebelum waktu Dhuhur selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Dalam praktiknya, membaca doa puasa sahur tidak memerlukan gerakan khusus atau ritual tertentu. Yang terpenting adalah mengucapkan lafaz niat dengan benar dan memahami maknanya. Bagi yang belum hafal lafaz dalam bahasa Arab, diperbolehkan untuk mengucapkan niat dalam bahasa yang dipahami, selama maksud dan tujuannya sama.
Dalam membaca doa puasa sahur, yang paling penting adalah kehadiran hati dan kesungguhan niat. Niat yang diucapkan hendaknya disertai dengan tekad yang kuat untuk menjalankan puasa sesuai dengan ketentuan syariat, menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, dan berusaha mendapatkan pahala serta ridha Allah SWT.
Syarat Sah dan Hikmah Doa Puasa Sahur
Dalam menjalankan ibadah puasa, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar puasa menjadi sah. Syarat-syarat ini tidak hanya berkaitan dengan kondisi fisik dan mental seseorang, tetapi juga mencakup aspek spiritual termasuk niat yang diucapkan melalui doa puasa sahur. Syarat utama yang harus dipenuhi diantaranya adalah beragama Islam, baligh (dewasa), memiliki akal sehat, sehat jasmani dan rohani.
Bagi wanita, terdapat syarat khusus yaitu harus dalam keadaan suci dari haid dan nifas. Hal ini menunjukkan bahwa kebersihan dan kesucian diri menjadi aspek penting dalam menjalankan ibadah puasa. Selain itu, seseorang yang hendak berpuasa juga tidak boleh dalam kondisi musafir (perjalanan jauh) kecuali jika mampu dan memilih untuk tetap berpuasa.
Hikmah dari diwajibkannya niat melalui doa puasa sahur adalah untuk membedakan antara ibadah dengan kebiasaan biasa. Tanpa niat, seseorang yang tidak makan dan minum sepanjang hari karena kesibukannya tidak bisa dikategorikan sebagai ibadah puasa. Niat juga menjadi pembeda antara puasa wajib Ramadhan dengan puasa-puasa sunnah lainnya.
Manfaat dan Keutamaan Sahur
Sahur memiliki banyak keutamaan yang telah dijelaskan dalam berbagai hadits Rasulullah SAW. Salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa sahur adalah makanan yang penuh berkah. Rasulullah SAW bersabda:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
"Tasahharuu fa inna fis-sahuuri barakah"
Artinya: "Bersahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan."
Dari segi kesehatan, sahur memberikan manfaat besar bagi tubuh karena membantu menjaga energi selama menjalankan puasa. Sahur juga membantu mencegah dehidrasi dan menjaga metabolisme tubuh tetap stabil. Selain itu, waktu sahur adalah waktu yang mustajab untuk berdoa, karena merupakan sepertiga malam terakhir dimana Allah SWT berjanji mengabulkan doa-doa hamba-Nya.
Adab dan Sunnah dalam Sahur
Terdapat beberapa adab dan sunnah yang dianjurkan ketika sahur, diantaranya:
- Mengakhirkan waktu sahur hingga mendekati waktu imsak, sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
- Membaca doa puasa sahur dengan penuh kesadaran dan pemahaman, tidak hanya sekadar mengucapkan tanpa mengerti maknanya.
- Tidak berlebihan dalam makan dan minum, karena tujuan sahur bukan untuk memenuhi nafsu makan, melainkan sebagai bekal menjalankan puasa.
- Mengutamakan makanan yang mengenyangkan dan bermanfaat bagi tubuh, terutama yang mengandung nutrisi yang dapat bertahan lama dalam tubuh.
- Memperbanyak dzikir dan doa setelah sahur hingga masuk waktu Subuh, karena ini merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa.
Hal-hal yang Membatalkan Puasa dan Cara Menjaganya
Setelah mengucapkan doa puasa sahur dan memulai ibadah puasa, seorang muslim harus memahami hal-hal yang dapat membatalkan puasanya. Pemahaman ini penting untuk menjaga kesempurnaan ibadah puasa yang telah diniatkan sejak sahur. Beberapa hal yang dapat membatalkan puasa diantaranya adalah makan dan minum dengan sengaja, melakukan hubungan suami istri, dan mengeluarkan muntah dengan sengaja.
Dalam konteks modern, terdapat beberapa hal kontemporer yang perlu diperhatikan seperti penggunaan obat-obatan, suntikan, dan prosedur medis lainnya. Para ulama telah memberikan berbagai fatwa terkait hal-hal tersebut untuk membantu umat Islam menjaga kesempurnaan puasanya. Penting untuk dipahami bahwa lupa dalam melakukan hal-hal yang membatalkan puasa tidak membatalkan puasa, namun segera berhenti setelah ingat.
Untuk menjaga kesempurnaan puasa, seseorang yang telah berniat dengan doa puasa sahur hendaknya juga menjaga anggota tubuh lainnya dari perbuatan yang tidak bermanfaat. Hal ini mencakup menjaga lisan dari berbohong, mencaci, dan memfitnah, serta menjaga mata dari melihat hal-hal yang tidak pantas. Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih pengendalian diri secara menyeluruh.
Doa puasa sahur menjadi komponen penting dalam ritual ibadah puasa Ramadhan. Tidak hanya sebagai syarat formal, tetapi juga sebagai bentuk komunikasi spiritual dengan Allah SWT yang memberikan kekuatan lahir dan batin dalam menjalankan puasa. Pemahaman yang baik tentang makna dan cara membaca doa puasa sahur akan membantu meningkatkan kualitas ibadah puasa secara keseluruhan.