:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5087794/original/095322900_1736423665-20250109-Karangan_Bunga-AFP_1.jpg)
1/4
Seorang pekerja publik mengikat karangan bunga buatan dengan pesan-pesan dukungan untuk Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, di Seoul pada Kamis 9 Januari 2025. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5087795/original/029221100_1736423666-20250109-Karangan_Bunga-AFP_2.jpg)
1/4
Sepanjang jalan sekitar kantor kepresidenan Korea Selatan di Seoul dipenuhi deretan karangan bunga dari para pendukung Yoon Suk Yeol. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5087796/original/068219300_1736423666-20250109-Karangan_Bunga-AFP_3.jpg)
1/4
Diketahui, Presiden Yoon Suk Yeol dimakzulkan terkait upayanya memberlakukan darurat militer yang kemudian gagal dan membuat Korea Selatan bergejolak. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5087797/original/008326100_1736423667-20250109-Karangan_Bunga-AFP_4.jpg)
1/4
Yoon Suk Yeol berpotensi menjadi Presiden Korea Selatan pertama yang menghadapi penangkapan terkait upayanya mengumumkan darurat militer, 3 Desember 2024 lalu. (Yasuyoshi CHIBA/AFP)