Liputan6.com, Jakarta Saat duduk di bangku sekolah dasar, guru matematika kita mengajarkan perkalian 1 sampai 10. Kebanyakan guru mengajarkan dengan metode menghapal. Siswa diminta untuk menghapal perkalian tersebut yang jumlahnya mencapai seratus.
Namun sebenarnya ada banyak cara dalam menghitung perkalian 1 sampai 10 di antaranya, menggunakan bantuan tabel, menggunakan bantuan jari, memahami pola-polanya, dan kalau sudah terdesak, menggunakan bantuan kalkulator.
Perlu diketahui, perkalian 1 sampai 10 sudah ada sejak zaman sebelum masehi. Sistem perhitungan ini terus berkembang hingga sampai pada sistem modern yang banyak dipakai saat ini. Berikut perkalian 1 sampai 10 selengkapnya:
Daftar Perkalian 1 sampai 10
Perkalian 1:
1 x 1 = 1
1 x 2 = 2
1 x 3 = 3
1 x 4 = 4
1 x 5 = 5
1 x 6 = 6
1 x 7 = 7
1 x 8 = 8
1 x 9 = 9
1 x 10 = 10
Perkalian 2:
2 x 1 = 2
2 x 2 = 4
2 x 3 = 6
2 x 4 = 8
2 x 5 = 10
2 x 6 = 12
2 x 7 = 14
2 x 8 = 16
2 x 9 = 18
2 x 10 = 20
Perkalian 3:
3 x 1 = 3
3 x 2 = 6
3 x 3 = 9
3 x 4 = 12
3 x 5 = 15
3 x 6 = 18
3 x 7 = 21
3 x 8 = 24
3 x 9 = 27
3 x 10 = 30
Perkalian 4:
4 x 1 = 4
4 x 2 = 8
4 x 3 = 12
4 x 4 = 16
4 x 5 = 20
4 x 6 = 24
4 x 7 = 28
4 x 8 = 32
4 x 9 = 36
4 x 10 = 40
Perkalian 5:
5 x 1 = 5
5 x 2 = 10
5 x 3 = 15
5 x 4 = 20
5 x 5 = 25
5 x 6 = 30
5 x 7 = 35
5 x 8 = 40
5 x 9 = 45
5 x 10 = 50
Perkalian 6:
6 x 1 = 6
6 x 2 = 12
6 x 3 = 18
6 x 4 = 24
6 x 5 = 30
6 x 6 = 36
6 x 7 = 42
6 x 8 = 48
6 x 9 = 54
6 x 10 = 60
Perkalian 7:
7 x 1 = 7
7 x 2 = 14
7 x 3 = 21
7 x 4 = 28
7 x 5 = 35
7 x 6 = 42
7 x 7 = 49
7 x 8 = 56
7 x 9 = 63
7 x 10 = 70
Perkalian 8:
8 x 1 = 8
8 x 2 = 16
8 x 3 = 24
8 x 4 = 32
8 x 5 = 40
8 x 6 = 48
8 x 7 = 56
8 x 8 = 64
8 x 9 = 72
8 x 10 = 80
Perkalian 9:
9 x 1 = 9
9 x 2 = 18
9 x 3 = 27
9 x 4 = 36
9 x 5 = 45
9 x 6 = 54
9 x 7 = 63
9 x 8 = 72
9 x 9 = 81
9 x 10 = 90
Perkalian 10:
10 x 1 = 10
10 x 2 = 20
10 x 3 = 30
10 x 4 = 40
10 x 5 = 50
10 x 6 = 60
10 x 7 = 70
10 x 8 = 80
10 x 9 = 90
10 x 10 = 100
Cara Mudah Mempelajari Perkalian 1 sampai 10
Ada banyak cara dalam mempelajari perkalian 1 sampai 10. Cara pertama adalah dengan menggunakan tabel phytagoras yang berisi angka 1 sampai 9. Baris yang berada paling atas dan kolom yang berada paling kiri di tabel adalah variabel perkaliannya, sementara angka-angka yang berada di baris dan kolom selanjutnya merupakan hasil dari perkalian baris paling atas dan kolom paling kiri.
Sebagai contoh, angka nomor lima berada kolom nomor lima paling atas, dan angka nomor delapan berada di kolom nomor delapan dari atas. Hasil dari perkalian lima dan delapan berada pada kotak di baris nomor sembilan dari atas dan kolom nomor enam dari kiri.
Lalu ada juga cara menggunakan jari. Cara ini hanya bisa diterapkan pada perkalian 6 sampai 9. Lalu bagaimana caranya, misalnya begini, kita ingin mencari tahu hasil perkalian antara 9 dan 8. Angka 9 diperagakan dengan empat jari terbuka dan satu jari menutup, sedangkan angka delapan diperagakan dengan tiga jari terbuka dan dua jari menutup.
Masing-masing jari terbuka itu ditambahkan. Empat jari terbuka di angka sembilan dan tiga jari terbuka di angka delapan ditambahkan, dan hasilnya adalah tujuh. Sementara jari yang menutup dikalikan, dua jari menutup di angka delapan dikali satu jari menutup pada angka sembilan, dan hasilnya adalah dua. Dua angka hasil pembagian dan perkalian itu digabungkan, sehingga memperoleh hasil 72.
Bila cara ini masih sulit, cara dengan memanfaatkan teknologi tak ada salahnya dicoba. Di zaman software ini, aplikasi belajar perkalian 1 sampai 10 sudah bertebaran di play store.
Cara Mengajari Perkalian 1 sampai 10 pada Anak
Sebelum belajar perkalian, seorang anak harus paham konsep dari perkalian itu sendiri. Biasanya, yang pertama kali diajarkan pada anak adalah sistem penyusun perkalian yaitu pada penjumlahan.
Jadi misalnya untuk mengetahui hasil dari 2x6 anak harus terlebih dahulu tahu penjabaran perkalian itu dalam bentuk penjumlahan yaitu 2+2+2+2+2+2 yang hasilnya adalah 12. Bisa juga dengan penjabaran 6+6 yang hasilnya juga 12.
Selanjutnya, anak bisa diajarkan tentang pola-pola khusus pada setiap perkalian. Misalnya saja setiap bilangan yang dikalikan nol (0) hasilnya pasti akan nol. Setiap bilangan genap yang dikalikan lima pasti angka di belakangnya nol. Setiap bilangan ganjil yang dikalikan lima pasti angka di belakangnya lima.
Penggunaan Metode Sempoa
Tidak semua orang diberi kemampuan baik dalam berhitung. Bagi siswa difabel, mereka harus menggunakan metode tertentu dalam mempelajari perkalian. SLBN 1 Gowa mengembangkan metode sempoa dalam mengajarkan para peserta didik perkalian 1 sampai 10. Eksperimen dalam melihat keberhasilan metode tersebut dilakukan Leharoi Padakari (2021) dalam jurnalnya berjudul Meningkatkan Kemampuan Operasi Perkalian dengan Menggunakan Media Sempoa pada Siswa Tunarungu Kelas IV di SLBN 1 Gowa.
Hasil eksperimen itu menunjukkan ada peningkatan keberhasilan belajar pada siswa SLB ketika mereka menggunakan metode sempoa. Sebelum menggunakan metode sempoa, kemampuan berhitung perkalian siswa SLBN 1 Gowa sangat rendah sekali, namun setelah dilakukan intervensi menggunakan sempoa, kemampuan mereka rata-rata meningkat sampai ke kategori cukup. Namun setelah metode ini dilakukan secara berulang-ulang, kemampuan mereka meningkat sampai kategori tinggi.
Selain cara yang sudah dijelaskan di atas, sebenarnya masih banyak lagi metode perkalian 1 sampai 10 yang belum dieksplorasi. Salah satunya adalah menempel poster yang berisi tabel perkalian pada tempat-tempat strategis seperti di ruang makan, ruang tamu, kamar tidur, dan tempat-tempat lainnya.
Selain itu bagi orang tua, pemberian motivasi wajib dilakukan agar anak makin terpacu dalam belajar. Motivasi ini banyak macamnya, seperti mengajak anak jalan-jalan, memberikannya hadiah mainan, mengajaknya nonton di bioskop, dan banyak cara lainnya.
Sejarah Perkalian 1 sampai 10
Perkalian 1 sampai 10 memiliki sistem yang berbeda pada setiap peradaban. Peradaban China mengenal perkalian sejak tahun 300 Sebelum Masehi. Saat itu, mereka menulis metode tersebut menggunakan perhitungan batang. Selain perkalian, cara penghitungan yang diperkenalkan Adalah pengurangan, penambahan, dan pembagian.
Selain peradaban China, peradaban lain seperti Mesir dan Babilonia juga telah mengenal perkalian. Peradaban Mesir mendokumentasikan perkalian dalam kitab Ahmes Papyrus di mana penjumlahan dan penggandaan dilakukan secara berurutan. Pada peradaban Babilonia, perkalian dilakukan dengan model tabel.
Peradaban India tidak mau kalah. Bharmagupta, seorang matematikawan asal India dari abad ke-7, menambahkan angka nol dalam sistem perkalian. Cara ini selanjutnya dikembangkan oleh Al-Kwarizmi pada abad ke-9 dan Fibonacci pada abad ke-13.
People Also Ask
1. Mengapa penting menghafal perkalian 1 sampai 10?
Menghafal perkalian 1 sampai 10 membantu meningkatkan kecepatan berhitung dan pemahaman konsep matematika dasar. Kemampuan ini sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghitung uang, waktu, atau pengukuran tanpa harus menggunakan kalkulator.
2. Apa trik mudah untuk menghafal tabel perkalian dengan cepat?
Gunakan metode pola dan pengulangan. Misalnya, perkalian dengan 5 selalu berakhir dengan angka 0 atau 5, dan perkalian dengan 9 memiliki pola penjumlahan hasil yang selalu 9 (misal 9×3=27, 2+7=9). Latihan rutin dengan kartu angka juga efektif membantu daya ingat.
3. Mengapa beberapa anak sulit menghafal perkalian?
Kesulitan biasanya disebabkan oleh kurangnya pemahaman konsep dasar dan latihan yang monoton. Anak perlu memahami arti perkalian sebagai penjumlahan berulang agar lebih mudah diingat, bukan hanya menghafal angka tanpa konteks.
4. Apa cara kreatif agar anak cepat hafal perkalian 1–10?
Gunakan lagu, permainan interaktif, atau aplikasi edukatif. Metode visual seperti tabel warna-warni juga membantu anak mengenali pola angka dengan cepat. Mengaitkan perkalian dengan hal sehari-hari, seperti jumlah buah atau langkah, membuat belajar lebih menyenangkan.
5. Apakah ada rumus cepat untuk perkalian tertentu?
Ya, ada beberapa rumus cepat. Misalnya, untuk 9×n hasilnya bisa dihitung dengan mengurangi n dari 10 untuk angka pertama dan menjadikan hasil penjumlahan kedua angka = 9 (contoh: 9×4 → 10−4=6 dan 6+?=9 → hasil 36). Cara ini membantu mengingat tanpa harus menghafal seluruh tabel.