Liputan6.com, Jakarta Usus buntu atau apendisitis bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Penyakit ini sering kali sulit dikenali karena gejalanya menyerupai gangguan pencernaan biasa. Namun, jika tidak segera ditangani, usus buntu bisa pecah dan menyebabkan infeksi serius di dalam rongga perut.
Pada anak-anak, gejala usus buntu bisa bervariasi tergantung pada usia mereka. Anak yang lebih kecil mungkin belum bisa mengungkapkan rasa sakitnya dengan jelas, sehingga penting bagi orang tua untuk mengetahui tanda-tanda yang muncul sejak dini.
Lantas, apa saja gejala usus buntu pada anak? Apa penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini, dirangkum Liputan6, Jumat (14/3).
Gejala Usus Buntu pada Anak yang Harus Diwaspadai
Usus buntu terjadi ketika organ berbentuk kantong kecil di bagian kanan bawah perut mengalami peradangan atau infeksi. Gejala awalnya sering kali menyerupai sakit perut biasa, tetapi jika terus memburuk, dapat menjadi tanda usus buntu yang membutuhkan tindakan medis segera. Berikut beberapa gejala khasnya, dirujuk dari alodokter.com:
Nyeri Perut yang Semakin Parah
- Rasa nyeri biasanya dimulai dari sekitar pusar dan kemudian berpindah ke perut bagian kanan bawah. Nyeri ini bisa semakin intens terutama saat anak bergerak, batuk, atau menekan perutnya.
Demam Ringan hingga Tinggi
- Anak yang mengalami usus buntu mungkin mengalami demam sekitar 38°C, yang bisa meningkat jika infeksi semakin parah. Jika suhu tubuh melebihi 39°C, itu bisa menjadi tanda usus buntu yang sudah pecah.
Perut Membengkak
- Pada kasus yang lebih lanjut, perut anak bisa tampak membengkak akibat peradangan dan penumpukan nanah di dalam rongga perut.
Mual, Muntah, dan Kehilangan Nafsu Makan
- Anak mungkin merasa mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan, yang sering kali terjadi sebelum nyeri perut semakin parah.
Diare atau Sembelit
- Beberapa anak mengalami gangguan pencernaan, seperti diare atau konstipasi, yang bisa disertai perut kembung. Jika gejala-gejala ini muncul dan semakin memburuk dalam 24–48 jam, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Penyebab Usus Buntu pada Anak yang Perlu Diketahui
Usus buntu pada anak umumnya disebabkan oleh penyumbatan pada bagian dalam apendiks yang memicu infeksi dan peradangan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini antara lain menurut ciputrahospital.com:
Infeksi Bakteri
- Infeksi yang menyerang saluran pencernaan dapat menyebar ke usus buntu dan menyebabkan peradangan.
Penyumbatan oleh Tinja Keras
- Kotoran yang mengeras bisa masuk ke dalam usus buntu dan menyumbat salurannya, sehingga memicu infeksi.
Kurangnya Asupan Serat
- Diet rendah serat membuat pencernaan kurang lancar, yang dapat meningkatkan risiko penyumbatan di usus buntu.
Tidak Mengunyah Makanan dengan Baik
- Makanan yang tidak dikunyah dengan baik bisa masuk ke usus buntu dan menyumbatnya, menyebabkan peradangan.
Cedera pada Perut
- Benturan keras pada area perut bisa menyebabkan iritasi atau peradangan pada usus buntu.
Dengan mengetahui penyebabnya, orang tua dapat mengambil langkah pencegahan seperti memberikan makanan berserat tinggi dan memastikan anak mengunyah makanan dengan baik.
.
Diagnosis dan Pemeriksaan Usus Buntu pada Anak
Jika anak menunjukkan gejala usus buntu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan diagnosis, seperti:
Pemeriksaan Fisik
- Dokter akan menekan area perut kanan bawah untuk melihat apakah ada rasa nyeri yang meningkat saat ditekan dan dilepas.
Tes Darah
- Peningkatan jumlah sel darah putih bisa menjadi tanda adanya infeksi atau peradangan pada usus buntu.
Tes Urine
- Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan gejala bukan disebabkan oleh infeksi saluran kemih.
Ultrasonografi (USG) atau CT Scan
- Pemeriksaan pencitraan digunakan untuk melihat kondisi usus buntu dan mengetahui apakah ada tanda-tanda peradangan atau pecahnya usus buntu.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya radang usus buntu, dokter biasanya akan merekomendasikan tindakan medis yang sesuai untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
“Pada dasarnya semua orang mempunyai organ usus buntu, namun ada yang memiliki gejala dan tidak bergejala. Namun, ketika si kecil mulai mengalami gejala-gejala usus buntu, segeralah bawa ke dokter. Untuk mendiagnosis usus buntu pada anak, biasanya dokter akan melakukan oemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,” terang Dokter Spesialis Bedah Anak RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Ririd Tri Pitaka, Sp. BA, mengutip rsud.tulungagung.go.id.
Cara Mengobati dan Mengatasi Usus Buntu pada Anak
Pengobatan usus buntu pada anak tergantung pada tingkat keparahan kondisi yang dialami. Berikut beberapa metode yang dapat dilakukan:
Pemberian Antibiotik
Jika infeksi masih dalam tahap awal, dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk mengurangi peradangan dan membunuh bakteri penyebab infeksi.
Operasi Apendektomi
Jika usus buntu sudah mengalami peradangan parah, prosedur operasi pengangkatan usus buntu atau apendektomi perlu dilakukan. Operasi ini dapat dilakukan dengan dua metode:
- Laparoskopi - Operasi dengan sayatan kecil, sehingga pemulihan lebih cepat.
- Operasi terbuka – Dilakukan jika usus buntu sudah pecah dan infeksi menyebar ke rongga perut.
Drainase Nanah
Jika usus buntu telah pecah dan terjadi penumpukan nanah di dalam perut, dokter mungkin perlu memasang selang drainase untuk mengeluarkan cairan infeksi sebelum melakukan operasi lanjutan. Semakin cepat usus buntu ditangani, semakin kecil risiko komplikasi yang bisa terjadi pada anak.
Pencegahan Usus Buntu pada Anak
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah usus buntu, beberapa langkah berikut dapat membantu mengurangi risikonya:
- Memberikan makanan kaya serat seperti buah, sayuran, dan biji-bijian untuk melancarkan pencernaan.
- Mengajarkan anak mengunyah makanan dengan baik sebelum menelannya.
- Memastikan anak banyak minum air putih agar sistem pencernaan tetap sehat.
- Membantu anak menjaga kebersihan diri untuk menghindari infeksi yang bisa memicu peradangan usus buntu.
Dengan menerapkan kebiasaan sehat sejak dini, risiko usus buntu pada anak dapat diminimalkan.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Usus Buntu pada Anak (People Also Ask Google)
1. Apa gejala utama usus buntu pada anak?
Nyeri perut yang berpindah ke kanan bawah, demam, mual, muntah, serta perut yang tampak membengkak.
2. Apakah usus buntu pada anak bisa sembuh tanpa operasi?
Dalam beberapa kasus ringan, antibiotik bisa digunakan, tetapi sebagian besar kasus memerlukan operasi.
3. Apa yang menyebabkan usus buntu pada anak?
Penyumbatan usus buntu akibat tinja keras, infeksi bakteri, atau diet rendah serat.
4. Bagaimana cara mencegah usus buntu pada anak?
Menjaga pola makan sehat, memastikan asupan serat cukup, dan mengajarkan anak mengunyah makanan dengan baik.