Bukan IQ Tinggi, 5 Perubahan Mental yang Bikin Kamu Lebih Unggul di Tempat Kerja

6 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang berpikir kecerdasan tinggi adalah kunci utama untuk sukses dalam karier. Padahal, mental yang sehat dan adaptif jauh lebih penting untuk bertahan dalam tekanan kerja. Perubahan mental positif justru sering jadi pembeda di tempat kerja.

Tuntutan pekerjaan bisa menguras energi dan membuatmu kewalahan secara emosional. Dalam situasi seperti ini, kekuatan mental menjadi alat penting untuk bertahan. Bahkan bisa jadi senjata rahasia untuk naik level kariermu.

Mental yang kuat bukan bawaan lahir, melainkan hasil dari kebiasaan yang dilatih. Keseharianmu bisa membentuk respons emosional yang tangguh dan sehat. Saat kamu konsisten, hasilnya akan terasa besar di dunia kerja.

Dipaparkan oleh Sue Kohn-Taylor, seorang penulis dan Pelatih Pengembangan Pribadi, perubahan mental terbukti efektif untuk mendukung dunia kerja. Ia memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam membantu orang lain membangun pikiran yang sehat secara mental. 

Psikologi modern menunjukkan bahwa ada perubahan mental tertentu yang dimiliki oleh orang-orang berprestasi. Bukan sesuatu yang sulit dilakukan, tapi dampaknya sangat besar. Berikut selengkapnya dirangkum Liputan6.com dari Your Tango, Senin (5/5/2025). 

Dalam artikel opini di The New York Times, Murthy menekankan bahwa . Ia menegaskan bahwa meskipun hanya label peringatan tidak akan membuat media sosial sepenuhnya aman bagi remaja, langkah ini merupakan bagian dari upaya yang dibutuhkan.

1. Latihan Bersyukur yang Mengubah Pola Pikir Negatif

Setiap hari, sempatkan waktu untuk mensyukuri hal-hal kecil dalam hidupmu. Ini bukan soal religiusitas, tapi tentang membentuk pola pikir yang sehat. Bersyukur bisa menggeser fokus dari kekurangan menjadi kelimpahan.

Ketika kamu fokus pada hal-hal positif, emosi negatif seperti stres dan cemas akan berkurang. Pola pikir ini juga membantumu lebih optimis dalam menghadapi tekanan kerja. Hasilnya, kamu jadi lebih produktif dan solutif.

Studi psikologi menunjukkan bahwa pola pikir kelangkaan menurunkan empati dan respons sosial. Sebaliknya, pola pikir kelimpahan memperkuat koneksi emosional dan kerja tim. Aura positifmu bisa jadi daya tarik tersendiri di lingkungan profesional.

2. Perhatian Penuh untuk Mengendalikan Emosi dan Stres

Mindfulness bukan tren sesaat, tapi alat bantu untuk mengatur pikiran. Luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk menarik napas dalam dan hadir penuh. Aktivitas kecil ini bisa bantu menjernihkan pikiran dan menenangkan emosi.

Dengan kesadaran penuh, kamu lebih mudah mengenali sinyal tubuh saat stres datang. Kamu juga lebih bisa merespons masalah secara rasional. Ini membuatmu lebih tenang dalam situasi penuh tekanan.

Penelitian membuktikan bahwa latihan mindfulness secara konsisten menurunkan kecemasan dan depresi. Bahkan hasil positifnya tetap terasa hingga berbulan-bulan setelah latihan selesai. Ketahanan emosionalmu pun meningkat drastis.

3. Empati sebagai Kekuatan Sosial dalam Dunia Kerja

Kemampuan memahami perasaan orang lain adalah keahlian karier yang sering diremehkan. Empati memperkuat hubungan kerja dan menciptakan lingkungan yang lebih suportif. Kamu jadi rekan kerja yang menyenangkan dan bisa diandalkan.

Dengan empati, kamu lebih peka terhadap dinamika tim dan konflik potensial. Ini membuka jalan untuk kolaborasi yang lebih sehat. Pemimpin yang empatik juga lebih dihargai dan disegani.

Penelitian menunjukkan bahwa empati membentuk gaya kepemimpinan kolaboratif dan inovatif. Hubungan yang dibangun lewat empati menghasilkan kepercayaan jangka panjang. Ini adalah modal penting untuk pertumbuhan karier yang berkelanjutan.

4. Menetapkan Batasan untuk Keseimbangan dan Fokus

Performa kerja yang tinggi butuh energi yang terjaga. Itu sebabnya kamu perlu batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Jangan biasakan memeriksa email di luar jam kerja.

Dengan batasan, kamu bisa memberi ruang bagi pemulihan mental. Waktu luang yang berkualitas memperbarui energi dan kreativitasmu. Hasilnya, kamu kembali bekerja dengan fokus dan semangat baru.

Penelitian tahun 2020 menemukan bahwa batas kerja yang kabur meningkatkan kelelahan emosional. Ini juga menurunkan kebiasaan hidup sehat dan kepuasan hidup. Menjaga batasan bukan egois, tapi cara bertahan yang cerdas.

5. Menerima Masukan untuk Tumbuh dan Berkembang

Kamu tidak perlu takut pada kritik. Umpan balik yang membangun justru bisa mempercepat perkembangan kariermu. Caranya, jadikan masukan sebagai cermin, bukan serangan pribadi.

Orang yang terbuka terhadap masukan menunjukkan kecerdasan emosional tinggi. Ini memberi sinyal bahwa kamu siap belajar dan berkembang. Sikap seperti ini sangat dihargai oleh atasan maupun rekan kerja.

Studi di tahun 2023 menyatakan bahwa masukan dari atasan berpengaruh besar pada kualitas ide. Semakin kamu terbuka menerima kritik, semakin cepat kamu tumbuh. Inilah kunci menjadi profesional yang adaptif dan dihormati.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |