Liputan6.com, Jakarta Angin duduk atau dikenal sebagai angina, sering kali dianggap terjadi karena paparan angin malam atau udara dingin. Mitos ini telah berkembang lama di masyarakat dan memunculkan banyak anggapan keliru mengenai penyebab dan risiko angin duduk. Sebenarnya, kondisi ini jauh lebih kompleks dari sekadar terkena angin malam.
Dalam dunia medis, angin duduk memiliki latar belakang penyebab yang berhubungan dengan masalah aliran darah menuju jantung. Penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah koroner sering menjadi pemicu utama kondisi ini.
Lalu, benarkah angin duduk disebabkan oleh angin malam? Artikel ini akan mengulas fakta medis di balik angin duduk dan pemicunya. Yuk simak informasi edukasi seputar kesehatan ini, dirangkum Liputan6, Selasa (5/11).
Apa Itu Angin Duduk?
Angin duduk, dalam istilah medis disebut angina, adalah kondisi di mana otot jantung tidak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memadai. Penyebab utama dari angin duduk adalah penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah koroner, yang berfungsi untuk menyuplai darah ke jantung. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri atau tekanan di area dada yang dapat mengganggu aktivitas harian.
Gejala umum dari angin duduk meliputi nyeri dada yang terasa seperti himpitan, sesak napas, kelelahan, hingga nyeri yang menjalar ke bagian tubuh lain seperti lengan kiri atau rahang.
Angin duduk juga dapat disertai gejala tambahan seperti mual, pusing, dan keringat berlebihan. Dengan gejala yang serupa serangan jantung, angin duduk seringkali membuat penderitanya merasa cemas dan gelisah.
Benarkah Angin Duduk Disebabkan oleh Angin Malam?
Mitos yang menyebutkan bahwa angin malam adalah penyebab utama angin duduk sebenarnya kurang tepat. Menurut pakar kesehatan, angin duduk lebih disebabkan oleh kondisi medis yang serius pada pembuluh darah jantung.
Angin malam atau udara dingin memang bisa memperparah angin duduk, namun bukanlah penyebab utama. Sebab sebenarnya terletak pada penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah koroner.
Selain angin malam, beberapa faktor lain seperti merokok, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan stres dapat meningkatkan risiko angin duduk. Paparan udara dingin hanya memicu gejala pada penderita yang memang sudah memiliki risiko angina sebelumnya. Maka, penting untuk memahami bahwa angin duduk bukan sekadar akibat terkena angin malam, melainkan kondisi medis yang butuh penanganan serius.
Jenis-Jenis Angin Duduk Berdasarkan Penyebabnya
Angin duduk terbagi menjadi tiga jenis utama berdasarkan penyebab dan kondisinya, yaitu angina stabil, angina tidak stabil, dan angina varian atau angina Prinzmetal.
1. Angina Stabil – Umumnya terjadi karena aktivitas fisik seperti olahraga, yang meningkatkan kebutuhan oksigen di jantung. Penyempitan pembuluh darah menghambat pasokan oksigen ini, sehingga memicu nyeri dada.
2. Angina Tidak Stabil – Biasanya terjadi secara tiba-tiba akibat pembekuan darah atau timbunan lemak yang menyumbat pembuluh koroner. Kondisi ini perlu penanganan segera karena berisiko berkembang menjadi serangan jantung.
3. Angina Varian – Disebabkan oleh kekakuan atau spasme pembuluh darah koroner yang menyempit sementara. Jenis ini bisa terjadi meski dalam keadaan istirahat dan memerlukan obat-obatan untuk mengatasinya.
Gejala Umum Angin Duduk yang Perlu Diwaspadai
Gejala angin duduk sering kali dirasakan sebagai nyeri atau tekanan di dada yang terkadang menjalar ke area lain seperti leher, lengan, atau rahang. Sebagian besar penderita merasakan dadanya seperti terhimpit benda berat. Selain nyeri dada, gejala lainnya meliputi:
- Sesak napas
- Tubuh terasa lelah
- Mual
- Pusing
- Gelisah atau kecemasan berlebih
- Keringat dingin
Pada kasus yang lebih parah, angin duduk dapat menyebabkan pingsan. Jika gejala ini muncul, segera cari bantuan medis.
Diagnosis dan Pemeriksaan Angin Duduk
Diagnosis angin duduk biasanya dimulai dari pemeriksaan fisik dan riwayat gejala yang dialami.
Pemeriksaan lanjutan mencakup EKG (elektrokardiogram), ekokardiogram, tes ketahanan jantung, angiografi pembuluh darah koroner, dan pemeriksaan darah untuk mengukur enzim jantung.
Pemeriksaan ini membantu dokter mengidentifikasi sejauh mana pembuluh koroner mengalami penyempitan atau penyumbatan.
Cara Mengobati Angin Duduk
Angin duduk tidak bisa sembuh sepenuhnya, namun gejalanya bisa dikendalikan. Beberapa metode pengobatan yang biasa dilakukan meliputi pemberian obat-obatan seperti nitrat untuk memperlebar pembuluh darah, aspirin untuk mengurangi pembekuan darah, dan beta blocker yang menurunkan tekanan darah.
Obat-obatan ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi dan keparahan angin duduk.
Pentingnya Perubahan Gaya Hidup bagi Penderita Angin Duduk
Mengubah gaya hidup dapat membantu menurunkan risiko dan memperbaiki kondisi penderita angin duduk. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk:
- Berhenti merokok
- Mengonsumsi makanan sehat rendah lemak jenuh
- Melakukan olahraga teratur
- Mengelola stres
Pentingnya Mendapatkan Bantuan Medis Darurat
Jika gejala angin duduk tidak mereda dalam waktu 10 menit meskipun sudah beristirahat dan minum obat, segera cari bantuan medis darurat. Angin duduk yang tidak tertangani dapat menyebabkan serangan jantung.
Apakah Angin Duduk Dapat Terjadi Pada Anak Muda?
Ya, meskipun lebih umum pada orang yang lebih tua atau dengan faktor risiko seperti kolesterol tinggi dan diabetes, angin duduk bisa terjadi pada siapa saja.
Bagaimana Cara Pencegahan Angin Duduk?
Menghindari faktor risiko seperti merokok, menjalani pola makan sehat, dan olahraga teratur adalah cara efektif untuk mencegah angin duduk.
Apakah Angin Malam Bisa Memicu Angin Duduk?
Angin malam atau udara dingin dapat memicu gejala pada penderita angin duduk, namun bukanlah penyebab utamanya.
Dengan penjelasan ini, diharapkan pemahaman terkait angin duduk dapat membantu masyarakat mengidentifikasi dan mencegah risiko penyakit ini sejak dini.