Apakah Semua Jenis Ular yang Masuk Rumah Berbahaya? Perhatikan Cirinya agar Lebih Waspada

4 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Kehadiran ular di dalam rumah seringkali memicu kepanikan dan kekhawatiran yang mendalam bagi penghuni. Ketakutan ini bukan tanpa alasan, mengingat reputasi ular sebagai hewan melata yang sebagian spesiesnya memiliki bisa mematikan. Namun, tidak semua ular yang menyusup ke dalam hunian manusia membawa ancaman serius.

Memahami jenis-jenis ular, terutama yang berbahaya, serta mengenali ciri-ciri spesifiknya, menjadi langkah krusial untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil tindakan yang tepat. Meskipun demikian, membedakan antara ular berbisa dan tidak berbisa di tengah situasi darurat bisa menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat awam.

Oleh karena itu, pengetahuan yang tepat mengenai karakteristik ular yang berpotensi membahayakan sangatlah penting untuk dimiliki setiap individu, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan kemunculan ular. Simak informasi selengkapnya, dirangkum Liputan6, Minggu (19/10).

Ular Kobra

Ular kobra merupakan salah satu jenis ular berbisa yang paling dikenal dan ditakuti di Asia, termasuk Indonesia. Dikutip dari laman resmi ITB, Pakar Reptil ITB Ganjar Cahyadi menyampaikan bahwa ciri khas utama kobra adalah kemampuannya untuk mengembangkan tudung atau "hood" di bagian lehernya saat merasa terancam, sebuah mekanisme pertahanan yang bertujuan untuk mengintimidasi predator atau ancaman lainnya. Warna tubuh kobra bervariasi tergantung spesiesnya, mulai dari hitam, cokelat, abu-abu, hingga kekuningan, seringkali dengan pola cincin atau garis di tubuhnya.

Kobra umumnya aktif pada siang dan malam hari, dan seringkali mencari mangsa seperti tikus, katak, atau burung kecil di sekitar rumah. Keberadaan tikus di dalam rumah dapat menjadi daya tarik utama bagi kobra untuk masuk ke dalam hunian. Gigitan kobra sangat berbahaya karena bisanya bersifat neurotoksin, yang dapat menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelumpuhan, kesulitan bernapas, hingga kematian jika tidak segera ditangani.

Jika menemukan kobra di dalam rumah, sangat penting untuk tidak mencoba menangkap atau membunuhnya sendiri. Jaga jarak aman dan segera hubungi ahli penanganan ular atau petugas pemadam kebakaran yang terlatih. Upaya penanganan yang tidak tepat justru dapat memprovokasi ular dan meningkatkan risiko gigitan.

Ular Welang

Ular welang, atau yang dikenal juga sebagai Malayan krait, adalah ular berbisa tinggi yang sering ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ciri khas ular welang adalah pola warna tubuhnya yang mencolok, yaitu belang hitam dan kuning yang berselang-seling secara teratur di sepanjang tubuhnya. Pola ini berfungsi sebagai peringatan bagi predator, meskipun terkadang membuat ular ini sulit terlihat di lingkungan yang gelap atau berbayang.

Ular welang cenderung aktif pada malam hari (nokturnal) dan seringkali bergerak lambat, yang kadang membuat orang salah mengira bahwa ular ini tidak berbahaya. Habitat alaminya meliputi hutan, perkebunan, dan area pertanian, namun tidak jarang ditemukan masuk ke dalam rumah, terutama di daerah pedesaan atau pinggiran kota yang berdekatan dengan habitat alaminya. Mereka sering bersembunyi di tumpukan kayu, bebatuan, atau di bawah semak-semak.

Bisa ular welang bersifat neurotoksin kuat yang dapat menyebabkan kelumpuhan otot progresif, termasuk otot pernapasan, yang berujung pada gagal napas dan kematian jika tidak segera ditangani dengan antivenom. Gigitannya seringkali tidak menimbulkan rasa sakit yang signifikan pada awalnya, sehingga korban mungkin tidak menyadari tingkat keparahan gigitan hingga gejala serius muncul.

Ular Weling

Ular weling, atau banded krait, adalah spesies lain dari genus Bungarus yang juga sangat berbisa dan dapat ditemukan di Indonesia. Mirip dengan ular welang, ular weling juga memiliki pola belang yang khas, namun dengan warna putih cerah dan hitam yang lebih lebar dan jelas di seluruh tubuhnya, serta bentuk tubuh yang lebih gemuk dan kepala yang agak pipih. Pola warna ini menjadikannya salah satu ular yang paling mudah dikenali.

Ular weling juga merupakan ular nokturnal yang aktif mencari mangsa di malam hari, terutama ular lain, kadal, dan hewan pengerat kecil. Mereka sering ditemukan di daerah pertanian, hutan, dan juga di dekat permukiman manusia, terutama di area yang lembap dan banyak semak-semak. Ular ini cenderung tidak agresif dan lebih memilih untuk melarikan diri, namun akan menggigit jika merasa terancam atau terpojok.

Bisa ular weling juga bersifat neurotoksin yang sangat kuat, serupa dengan ular welang, yang dapat menyebabkan kelumpuhan progresif dan gagal napas. Meskipun gigitannya mungkin tidak menimbulkan rasa sakit yang hebat, efek bisanya dapat mematikan jika penanganan medis tidak segera diberikan. Oleh karena itu, setiap gigitan dari ular weling harus dianggap sebagai keadaan darurat medis.

Ular Hijau Ekor Merah

Ular hijau ekor merah, atau white-lipped pit viper, adalah salah satu jenis ular berbisa yang sering ditemukan di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Ciri khasnya adalah warna tubuhnya yang dominan hijau cerah, dengan bibir berwarna putih atau kekuningan, dan ekor berwarna merah bata atau cokelat kemerahan. Ular ini memiliki kepala berbentuk segitiga yang jelas, menandakan keberadaan kelenjar bisa.

Ular ini adalah arboreal, yang berarti mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di pohon atau semak-semak, namun tidak jarang ditemukan di tanah, terutama saat berburu atau berpindah tempat. Mereka sering masuk ke dalam rumah, terutama yang berdekatan dengan kebun atau area hijau, dan dapat bersembunyi di rak buku, lemari, atau bahkan di kamar mandi. Ular hijau ekor merah aktif pada malam hari dan memangsa burung kecil, kadal, dan hewan pengerat.

Bisa ular hijau ekor merah bersifat hemotoksin, yang menyerang sistem peredaran darah, menyebabkan pembengkakan parah, nyeri hebat, pendarahan internal, dan kerusakan jaringan di sekitar lokasi gigitan. Meskipun gigitannya jarang berakibat fatal bagi manusia dewasa, namun dapat menyebabkan komplikasi serius dan kerusakan permanen jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Ular Sanca Kembang

Ular sanca kembang, atau reticulated python, adalah salah satu ular terpanjang di dunia dan merupakan ular non-berbisa yang sangat besar dan kuat. Meskipun tidak memiliki bisa, ular ini tetap berbahaya karena kemampuannya untuk melilit dan mencekik mangsanya. Ciri khasnya adalah pola kulit yang kompleks dan indah, menyerupai jaring atau kembang, dengan warna dasar cokelat kekuningan hingga hitam yang dihiasi pola hitam, cokelat, dan krem.

Ular sanca kembang sering ditemukan di hutan, rawa-rawa, dan juga di dekat permukiman manusia, terutama di daerah yang memiliki sumber makanan melimpah seperti tikus, ayam, atau hewan ternak kecil. Ukurannya yang besar memungkinkan mereka untuk memangsa hewan yang cukup besar, bahkan hingga babi hutan atau rusa kecil. Mereka dapat masuk ke dalam rumah melalui saluran air, lubang di dinding, atau bahkan atap.

Meskipun tidak berbisa, gigitan dari sanca kembang yang besar dapat menyebabkan luka serius dan infeksi. Bahaya utamanya adalah kemampuan melilitnya yang dapat menyebabkan asfiksia (sesak napas) atau patah tulang. Oleh karena itu, jika menemukan sanca kembang berukuran besar di dalam rumah, sangat penting untuk tidak mendekat dan segera memanggil ahli penanganan ular profesional.

Ular Tanah

Ular tanah, atau Malayan pit viper, adalah ular berbisa yang umum ditemukan di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Ular ini memiliki ciri khas kepala berbentuk segitiga yang lebar dan tubuh yang relatif gemuk dengan warna dasar cokelat kemerahan atau abu-abu, seringkali dengan pola bintik-bintik gelap atau segitiga di sepanjang punggungnya. Warna dan polanya sangat efektif sebagai kamuflase di antara dedaunan kering atau tanah.

Ular tanah adalah ular nokturnal yang cenderung pasif dan seringkali berdiam diri di satu tempat untuk waktu yang lama, menunggu mangsa lewat. Mereka sering ditemukan di perkebunan, hutan, dan area pertanian, namun juga dapat masuk ke dalam rumah, terutama di daerah pedesaan atau pinggiran kota yang berdekatan dengan habitat alaminya. Karena sifatnya yang pasif dan kamuflasenya yang baik, ular ini seringkali tidak terlihat dan dapat terinjak secara tidak sengaja.

Bisa ular tanah bersifat hemotoksin kuat yang dapat menyebabkan nyeri hebat, pembengkakan parah, pendarahan lokal, nekrosis jaringan, dan kerusakan ginjal. Meskipun gigitannya jarang berakibat fatal, namun dapat menyebabkan kerusakan jaringan permanen dan kecacatan jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Penting untuk segera mencari pertolongan medis jika digigit ular tanah.

People Also Ask

Q: Apa yang harus dilakukan jika menemukan ular di dalam rumah?

A: Jika menemukan ular di dalam rumah, tetap tenang, jaga jarak, dan hubungi profesional penangkap ular.

Q: Bagaimana cara mencegah ular masuk ke dalam rumah?

A: Tutup celah di rumah, bersihkan halaman dari tumpukan sampah, dan kendalikan populasi hewan pengerat.

Q: Apakah semua ular kecil tidak berbahaya?

A: Tidak, beberapa ular kecil seperti welang memiliki bisa yang sangat kuat dan mematikan.

Q: Apa pertolongan pertama yang harus dilakukan jika digigit ular?

A: Segera cari pertolongan medis, tetap tenang, dan batasi gerakan area yang digigit.

Q: Apa yang menarik ular masuk ke dalam rumah?

A: Ular tertarik mencari makanan, tempat berlindung, dan air di dalam rumah.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |