Liputan6.com, Jakarta Setiap dekade, dunia menyaksikan bagaimana upaya solidaritas internasional berusaha menembus blokade Gaza. Salah satu yang terbaru dan mendapat sorotan global adalah Sumud Flotilla. Nama “sumud” berasal dari bahasa Arab yang berarti keteguhan atau resiliensi, mencerminkan semangat rakyat Palestina untuk bertahan di tengah blokade yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade.
Gerakan ini bukan sekadar misi kemanusiaan biasa, melainkan juga simbol perlawanan damai. Melalui kapal-kapal sipil yang berlayar menuju Gaza, Sumud Flotilla membawa pesan bahwa dunia tidak boleh diam terhadap penderitaan yang dialami rakyat Palestina. Meski berhadapan dengan risiko besar, ratusan relawan dari berbagai negara tetap memilih berlayar bersama konvoi ini.
Liputan6.com akan membahas secara detail tentang apa itu Sumud Flotilla, siapa penyelenggaranya, serta tujuan utama di balik gerakan ini dengan merujuk pada sumber resmi dari laman internasional, Jumat (3/10/2025).
Apa Itu Sumud Flotilla?
Apa itu Sumud Flotilla dapat dipahami sebagai sebuah gerakan global berupa konvoi kapal sipil internasional yang berlayar menuju Gaza dengan tujuan memecah blokade laut Israel yang telah diberlakukan sejak 2007. Berdasarkan keterangan dari laman resmi Global Sumud Flotilla, gerakan ini terdiri dari koalisi masyarakat sipil dunia: dokter, seniman, aktivis, akademisi, hingga pelaut, yang percaya pada martabat manusia serta kekuatan aksi tanpa kekerasan.
Sumud Flotilla muncul sebagai kelanjutan dari sejarah panjang perjuangan solidaritas global terhadap Palestina. Dalam edisi terbaru tahun 2025, konvoi ini disebut-sebut sebagai yang terbesar dalam sejarah, dengan lebih dari 44 kapal sipil dan sekitar 500 aktivis dari 37 negara ikut serta. Kapal-kapal tersebut berangkat dari pelabuhan di Spanyol, Italia, Yunani, hingga Tunisia, sebelum berusaha mencapai perairan Gaza.
Namun, seperti dilaporkan Al Jazeera (2025), hampir semua kapal diintersep oleh militer Israel di perairan internasional, sekitar 70 mil laut dari Gaza. Relawan ditahan, komunikasi kapal diputus, bahkan beberapa insiden seperti serangan drone dilaporkan terjadi. Meski banyak kapal ditahan, misi ini berhasil menarik perhatian dunia terhadap situasi kemanusiaan di Gaza.
Profil Penyelenggara Sumud Flotilla
Sumud Flotilla bukanlah organisasi tunggal, melainkan gabungan dari berbagai gerakan internasional. Mereka menekankan bahwa gerakan ini independen, tidak berafiliasi dengan pemerintah maupun partai politik, dan hanya berpihak pada keadilan serta kemanusiaan.
Beberapa tokoh penting dalam kepanitiaan dan koordinator Sumud Flotilla antara lain:
- Kleoniki Alexopoulou (Global Movement to Gaza, Yunani) – sejarawan sosial-ekonomi yang aktif dalam gerakan kemanusiaan dan solidaritas Palestina.
- Yasemin Acar (Freedom Flotilla Coalition, Turki-Jerman) – aktivis hak asasi manusia yang terlibat dalam berbagai aksi kemanusiaan dan solidaritas pengungsi.
- Thiago Ávila (Brazil) – aktivis lingkungan dan anggota Steering Committee Freedom Flotilla Coalition yang sempat ditahan Israel setelah misinya dicegat.
- Maria Elena Delia (Italia) – fisikawan dan relawan senior dalam gerakan Free Gaza Movement.
- Muhammad Nadir Al-Nuri (Malaysia, Cinta Gaza Malaysia) – pendiri NGO kemanusiaan yang telah menyalurkan lebih dari $20 juta bantuan ke Gaza sejak 2013.
- Saif Abukeshek (Palestina-Spanyol) – aktivis Palestina yang aktif mengorganisir solidaritas di Eropa.
- Torkia Chaibi (Tunisia) – pemimpin gerakan perempuan pedesaan yang juga terlibat dalam La Via Campesina, mendukung petani dan pekerja tanah.
Selain mereka, ada banyak tokoh lain dari Tunisia, Aljazair, hingga Indonesia dan Malaysia yang bergabung, mencerminkan bahwa gerakan ini benar-benar bersifat lintas bangsa dan latar belakang.
Tujuan Sumud Flotilla
Menurut laman resmi Global Sumud Flotilla, tujuan utama mereka adalah memutus pengepungan ilegal Israel atas Gaza, membuka koridor kemanusiaan laut, dan menghentikan genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.
Lebih jauh lagi, menurut laporan Al Jazeera (2025), meski misi flotilla hanya membawa bantuan simbolis seperti makanan, obat-obatan, dan kebutuhan bayi, tujuan sebenarnya adalah membuka jalur maritim kemanusiaan permanen ke Gaza. Hal ini sangat penting karena selama ini bantuan internasional hanya dapat masuk lewat jalur darat yang dikontrol ketat oleh Israel dan Mesir.
Selain itu, Sumud Flotilla juga bertujuan:
- Menggalang solidaritas internasional – menghubungkan aktivis, organisasi masyarakat sipil, dan tokoh publik dari seluruh dunia dalam satu tujuan bersama.
- Meningkatkan kesadaran global – melalui liputan media internasional, mereka ingin dunia menyaksikan langsung situasi di Gaza.
- Menekan pemerintah dunia – dengan menghadirkan tokoh publik seperti Greta Thunberg dan pejabat Uni Eropa di kapal, mereka berharap tekanan politik internasional semakin kuat terhadap Israel.
- Menghadirkan perlawanan damai – membuktikan bahwa perlawanan tidak selalu dengan kekerasan, melainkan bisa melalui aksi kolektif non-violence.
Dengan demikian, Sumud Flotilla bukan hanya tentang membawa bantuan kemanusiaan, tetapi juga gerakan politik moral untuk menegakkan hak rakyat Palestina atas kebebasan dan kehidupan yang layak.
FAQ Seputar Sumud Flotilla
1. Apa itu Sumud Flotilla?
Sumud Flotilla adalah konvoi kapal sipil internasional yang bertujuan memecah blokade Gaza, membawa bantuan kemanusiaan, serta menunjukkan solidaritas global terhadap rakyat Palestina.
2. Siapa penyelenggara Sumud Flotilla?
Gerakan ini digagas oleh koalisi internasional, termasuk Global Movement to Gaza, Freedom Flotilla Coalition, Sumud Convoy, dan Cinta Gaza Malaysia, bersama berbagai aktivis dari lebih 40 negara.
3. Apakah Sumud Flotilla berhasil mencapai Gaza?
Hingga 2025, hampir semua kapal flotilla berhasil diintersep oleh militer Israel di laut internasional. Namun, misi ini tetap dianggap berhasil menarik perhatian dunia dan memperkuat solidaritas internasional.
4. Apa tujuan utama Sumud Flotilla?
Selain membawa bantuan, tujuan utama mereka adalah membuka jalur kemanusiaan laut permanen, menghentikan pengepungan Gaza, serta meningkatkan kesadaran global mengenai krisis kemanusiaan di Palestina.
5. Mengapa disebut “Sumud”?
Kata sumud berasal dari bahasa Arab yang berarti keteguhan atau resiliensi, melambangkan semangat perlawanan damai rakyat Palestina untuk bertahan di tengah blokade.