Liputan6.com, Jakarta Membangun rumah impian di pedesaan kini bukan lagi sekadar angan-angan, bahkan dengan anggaran terbatas. Desain arsitektur modern yang beradaptasi dengan kearifan lokal telah melahirkan konsep rumah murah tapi elegan yang sangat diminati, khususnya oleh generasi muda. Tren tahun 2025 menunjukkan bahwa hunian tidak hanya fungsional dan estetis, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Konsep rumah di kampung kini berevolusi menjadi perpaduan antara kesederhanaan, efisiensi, dan keindahan visual yang memukau. Dengan perencanaan yang matang dan pemilihan material yang bijak, seperti atap genteng yang teruji ketahanannya, setiap individu dapat mewujudkan rumah idaman yang mencerminkan gaya hidup modern. Desain yang fleksibel memungkinkan adaptasi terhadap berbagai kebutuhan dan preferensi, menjadikan rumah sebagai cerminan identitas penghuninya.
Artikel ini akan mengulas 8 model rumah murah tapi elegan dengan atap genteng yang diprediksi masih menjadi referensi desain favorit di kampung sampai akhir 2025, dirangkum Liputan6, Jumat (3/10).
1. Rumah Minimalis Modern Atap Pelana/Miring
Desain rumah minimalis dengan atap pelana atau miring banyak digemari karena tampil sederhana namun elegan, sekaligus efisien dari segi biaya. Biasanya dipadukan dengan genteng merah yang memberi nuansa tradisional hangat, lalu diseimbangkan dengan dinding netral dan jendela kaca besar agar terasa modern dan lapang. Model ini cocok untuk pasangan muda yang ingin membangun hunian pertama di kampung.
Atap pelana berbentuk segitiga memiliki fungsi optimal dalam menyerap panas dan mengalirkan air hujan, sehingga suhu rumah lebih sejuk dan nyaman. Selain itu, desain ini mendukung sirkulasi udara dan pencahayaan alami, membuat rumah hemat energi sekaligus ramah lingkungan. Perpaduan fungsi dan estetika menjadikannya solusi hunian praktis namun tetap menawan.
Agar terasa lebih “anak muda banget”, rumah bisa diberi teras kecil dengan tiang kayu sederhana atau memanfaatkan material lokal agar biaya tetap terjangkau. Interior bergaya open space menambah kesan luas, fleksibel, dan mudah ditata dengan furnitur minimalis multifungsi. Dengan begitu, rumah ini tidak hanya nyaman dihuni, tetapi juga stylish meski berada di pedesaan.
2. Rumah Limasan Kontemporer
Model rumah limasan, yang berasal dari arsitektur tradisional Jawa, kini banyak diadaptasi menjadi desain kontemporer dengan sentuhan modern tanpa meninggalkan kesan megahnya. Atap limas yang simetris dan kokoh tidak hanya memperkuat daya tarik visual, tetapi juga berfungsi optimal dalam menahan panas dan hujan, menjaga ruangan tetap sejuk, serta memberi ruang tambahan di bagian loteng yang bisa dimanfaatkan.
Tren 2025 menekankan perpaduan gaya minimalis modern dengan penggunaan material alami, serta integrasi antara ruang dalam dan luar. Struktur atap tradisional bisa dipadukan dengan genteng metal atau aspal shingle untuk ketahanan, sementara dinding menggunakan kombinasi batu bata ekspos dan kayu agar terlihat hangat sekaligus modern. Hasilnya, rumah tetap otentik namun lebih relevan dengan kebutuhan masa kini.
Agar lebih diminati anak muda, rumah limasan bisa dirancang dengan konsep open-plan yang lapang, plafon tinggi yang mengekspos struktur atap, serta pencahayaan alami yang maksimal. Penambahan teras samping juga membuat rumah terasa lebih luas dan fungsional, menghadirkan area santai sederhana namun penuh nilai estetika.
3. Rumah Tropis dengan Aksen Kayu
Desain rumah tropis dengan aksen kayu menjadi pilihan ideal di kampung karena memadukan keindahan alami dan fungsionalitas. Kayu pada fasad maupun interior memberi nuansa hangat, dipadukan dengan dinding berwarna terang seperti krem atau putih gading yang menyatu dengan alam sekitar. Atap genteng pun melindungi dari panas dan hujan, menjadikannya elegan namun tetap terjangkau.
Ciri khas rumah tropis ada pada ventilasi besar, jendela lebar, dan atap tinggi yang menjaga rumah sejuk serta sehat sepanjang hari. Material alami seperti kayu dan batu alam menghadirkan kesan natural sekaligus hemat biaya karena bisa diperoleh secara lokal. Konsep ini sangat cocok di pedesaan yang memiliki ruang terbuka luas dan selaras dengan gaya hidup ramah lingkungan.
Agar lebih menarik bagi anak muda, rumah tropis bisa dirancang open-plan tanpa sekat, menggabungkan ruang tamu, ruang makan, dan dapur sehingga terasa lega. Furnitur kayu memperkuat kesan alami, sementara halaman hijau dapat difungsikan sebagai taman, area bermain, atau tempat santai. Hasilnya, hunian tidak hanya indah dan nyaman, tapi juga stylish dan fungsional.
4. Rumah Tumbuh Minimalis
Konsep rumah tumbuh (growing house) adalah solusi cerdas dan hemat biaya yang sangat relevan bagi generasi muda di kampung yang ingin memiliki hunian impian secara bertahap. Konsep ini memungkinkan pembangunan rumah baru dengan membagi prosesnya menjadi beberapa tahapan, sesuai dengan ketersediaan anggaran dan kebutuhan keluarga yang berkembang. Dengan perencanaan matang sejak awal, rumah dapat dirancang untuk penambahan massa dan luas bangunan ke samping (horizontal) atau peningkatan lantai (vertikal) di kemudian hari, tanpa perlu membongkar struktur utama.
Rumah tumbuh minimalis biasanya dimulai dengan bangunan dasar yang fungsional dan efisien, seringkali berukuran tipe 21 atau 36, yang cukup untuk pasangan muda atau keluarga kecil. Desain awal dapat menampilkan fasad yang sederhana namun modern, dengan dominasi warna putih atau abu-abu, dan atap genteng yang disiapkan untuk kemungkinan penambahan lantai di masa depan. Fleksibilitas ini memungkinkan pemilik untuk mengelola biaya secara lebih terencana, menabung untuk tahap pembangunan selanjutnya, dan menyesuaikan rumah dengan perubahan jumlah anggota keluarga atau kebutuhan ruang.
Aspek "anak muda banget" dari rumah tumbuh terletak pada adaptabilitas dan efisiensinya. Desain interior dapat mengadopsi konsep open space untuk menciptakan kesan lapang dan modern, bahkan pada ukuran awal yang terbatas. Pemilihan material lokal yang terjangkau namun tahan lama, seperti batako atau semen ekspos, dapat menekan biaya tanpa mengorbankan kualitas. Dengan demikian, rumah tumbuh tidak hanya menjadi hunian yang nyaman dan menawan, tetapi juga cerminan dari perencanaan finansial yang cerdas dan visi jangka panjang, memungkinkan pemilik untuk memiliki rumah idaman tanpa terbebani biaya besar di awal.
5. Rumah Minimalis Open Plan
Desain rumah minimalis dengan konsep open plan atau ruang terbuka menjadi pilihan populer di kalangan anak muda karena menciptakan kesan luas, modern, dan fleksibel, bahkan pada lahan terbatas di kampung. Konsep ini menghilangkan sekat-sekat permanen antara ruang tamu, ruang makan, dan dapur, sehingga menciptakan aliran ruang yang mulus dan memaksimalkan penggunaan setiap sudut rumah. Kesan lapang ini sangat cocok untuk gaya hidup dinamis yang mengutamakan interaksi dan kebersamaan keluarga.
Meskipun mengusung konsep modern, rumah minimalis open plan tetap dapat dipadukan dengan atap genteng untuk mempertahankan nuansa tradisional atau tropis yang sesuai dengan lingkungan pedesaan. Atap genteng, baik tanah liat, keramik, atau metal, akan memberikan perlindungan optimal dari cuaca dan menambah estetika hunian. Penggunaan jendela besar dan pintu geser kaca juga menjadi elemen penting dalam desain ini, memastikan pencahayaan alami yang maksimal dan sirkulasi udara yang baik, membuat rumah terasa terang dan sejuk.
Untuk menonjolkan sisi "anak muda banget", interior rumah dapat diisi dengan furnitur minimalis multifungsi yang tidak memakan banyak tempat, serta dekorasi yang mencerminkan kepribadian penghuni. Warna-warna netral pada dinding dan lantai akan semakin memperkuat kesan luas dan bersih. Konsep open plan juga memungkinkan fleksibilitas dalam penataan ruang, di mana area tertentu dapat diubah fungsinya sesuai kebutuhan, menjadikannya hunian yang adaptif dan efisien bagi gaya hidup modern di kampung.
6. Rumah Gaya Skandinavia Tropis
Menggabungkan kesederhanaan fungsional ala Skandinavia dengan adaptasi iklim tropis Indonesia, model rumah ini menawarkan estetika yang bersih, terang, dan nyaman, sangat cocok untuk selera anak muda di kampung. Gaya Skandinavia menonjolkan warna cerah, pencahayaan maksimal, dan interior simpel namun fungsional, yang kemudian disesuaikan dengan material dan kondisi lingkungan tropis. Atap genteng, yang merupakan elemen umum di Indonesia, dapat diintegrasikan dengan apik untuk memberikan perlindungan optimal dan sentuhan lokal.
Desain rumah Skandinavia Tropis biasanya memanfaatkan material ringan seperti kayu pinus atau kayu lokal lainnya, yang dikombinasikan dengan tanaman hias di dalam dan luar rumah untuk menciptakan nuansa elegan yang alami. Jendela-jendela besar menjadi kunci untuk memaksimalkan masuknya cahaya alami, membuat ruangan terasa lebih lapang dan segar. Pemilihan warna eksterior yang didominasi putih atau warna pastel akan memantulkan panas matahari, menjaga suhu interior tetap sejuk, sekaligus memberikan tampilan yang modern dan menawan.
Aspek "anak muda banget" dari desain ini terletak pada fokusnya pada fungsionalitas, minimalisme, dan koneksi dengan alam. Interior yang tidak terlalu banyak sekat dan furnitur yang esensial menciptakan ruang yang efisien dan mudah dirawat. Penambahan teras atau balkon kecil yang nyaman dapat menjadi tempat bersantai sambil menikmati pemandangan pedesaan. Dengan demikian, rumah gaya Skandinavia Tropis ini tidak hanya memberikan rasa nyaman dan kekinian, tetapi juga menjadi hunian yang stylish dan ramah lingkungan dengan biaya yang terjangkau.
7. Rumah Sederhana dengan Dinding Bata Ekspos
Model rumah sederhana dengan dinding bata ekspos menawarkan nuansa rustic yang hangat dan otentik, memadukan elemen tradisional dengan sentuhan modern yang elegan, sangat cocok untuk suasana kampung. Penggunaan material bata ekspos pada dinding tidak hanya memberikan karakter kuat dan estetika yang unik, tetapi juga dapat menjadi pilihan hemat biaya karena mengurangi kebutuhan akan plester dan cat pada seluruh permukaan dinding. Gaya ini menciptakan kesan alami dan bersahaja, namun tetap terlihat menawan jika dipadukan dengan desain yang tepat.
Atap genteng, baik genteng tanah liat tradisional maupun genteng keramik modern, akan melengkapi tampilan rustic rumah bata ekspos dengan sempurna. Genteng tanah liat, misalnya, tidak hanya ekonomis tetapi juga memiliki kemampuan baik dalam menahan panas dan dingin, serta meredam suara hujan. Kombinasi dinding bata ekspos dengan atap genteng menciptakan harmoni visual yang kuat, mengingatkan pada arsitektur pedesaan klasik namun dengan sentuhan kekinian.
Untuk memberikan kesan "anak muda banget" dan modern, rumah ini dapat dilengkapi dengan jendela-jendela besar berbingkai hitam atau kayu, serta pintu minimalis yang kontras dengan tekstur bata. Interior dapat dirancang dengan konsep industrial-minimalis, memanfaatkan ekspos material lain seperti beton atau baja ringan, serta penataan furnitur yang sederhana namun fungsional. Penambahan taman kecil di depan rumah atau area teras yang nyaman akan semakin memperkuat nuansa alami dan menjadi tempat bersantai yang ideal bagi penghuni muda.
8. Rumah Modular dengan Sentuhan Lokal
Konsep rumah modular, yang dikenal dengan kecepatan pembangunan dan efisiensi biayanya, kini dapat diadaptasi dengan sentuhan lokal untuk menciptakan hunian yang "anak muda banget" di kampung, lengkap dengan atap genteng. Rumah modular dibangun dari komponen-komponen yang dibuat di pabrik dan kemudian dirakit di lokasi, sehingga proses konstruksi menjadi lebih cepat dan minim limbah. Meskipun seringkali identik dengan atap datar atau metal, struktur modular dapat dirancang untuk mengakomodasi rangka atap yang memungkinkan penggunaan genteng, baik genteng tanah liat, keramik, atau genteng baja ringan tanah liat, untuk estetika yang lebih tradisional dan fungsionalitas iklim tropis.
Keunggulan utama rumah modular adalah efisiensi biaya dan waktu pembangunan, menjadikannya pilihan menarik bagi generasi muda dengan anggaran terbatas yang ingin segera memiliki hunian. Desainnya yang fleksibel memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan dan preferensi pemilik, mulai dari ukuran, tata letak, hingga pilihan material. Dengan sentuhan lokal, rumah modular dapat mengintegrasikan elemen-elemen arsitektur tradisional kampung, seperti teras depan yang luas atau penggunaan material alami pada fasad, menciptakan perpaduan unik antara modernitas dan kearifan lokal.
Untuk menonjolkan gaya "anak muda banget", rumah modular ini dapat didesain dengan bentuk geometris kotak yang sederhana namun tegas, dipadukan dengan warna-warna netral dan aksen cerah. Interior dapat mengusung konsep minimalis dengan furnitur multifungsi dan penataan ruang yang efisien. Pemanfaatan area atap sebagai rooftop kecil atau taman mini juga dapat menjadi daya tarik tambahan, memberikan ruang kreatif dan bersantai. Dengan demikian, rumah modular dengan sentuhan lokal dan atap genteng menawarkan solusi hunian yang inovatif, cepat, terjangkau, dan tetap stylish di tengah lingkungan pedesaan.
People Also Ask
Q: Apa saja keuntungan membangun rumah di kampung dengan anggaran terbatas?
A: Membangun rumah di kampung dengan anggaran terbatas menawarkan harga tanah yang lebih terjangkau dan upah tenaga kerja yang rendah.
Q: Material atap genteng apa yang paling cocok untuk rumah murah tapi elegan di kampung?
A: Genteng tanah liat dan genteng keramik adalah pilihan yang baik untuk rumah murah tapi elegan di kampung.
Q: Bagaimana cara membuat rumah sederhana di kampung terlihat modern dan 'anak muda banget'?
A: Gunakan desain minimalis, warna netral, dan konsep open plan untuk menciptakan kesan modern.
Q: Apakah konsep rumah tumbuh cocok untuk anak muda dengan budget terbatas?
A: Ya, konsep rumah tumbuh memungkinkan pembangunan secara bertahap sesuai anggaran dan kebutuhan.
Q: Apa saja tren desain rumah di kampung yang diprediksi populer di tahun 2025?
A: Tren desain rumah di kampung akan menekankan pada gaya minimalis modern dan penggunaan material alami.