Liputan6.com, Jakarta Tahun 2025 menghadirkan tren baru dalam dunia arsitektur hunian, yaitu desain rumah dengan konsep tingkat di bagian belakang. Konsep ini menjadi solusi cerdas untuk menyiasati keterbatasan lahan, terutama di wilayah urban yang padat. Dengan penambahan lantai atau split-level di sisi belakang bangunan, hunian tetap terlihat simpel dari depan namun menyimpan ruang tambahan yang fungsional dan estetik di sisi belakang. Tak heran, banyak orang mulai mencari contoh rumah tingkat belakang sebagai referensi saat merancang rumah impian yang efisien dan nyaman.
Menurut Dany Indradi S. dalam buku 25 Desain Rumah Tingkat di Lahan 72–100 m² (2025), dijelaskan bahwa rumah tingkat menjadi solusi yang tepat. Selain hemat lahan, rumah tingkat dapat didesain semenarik mungkin sesuai dengan kebutuhan penghuni rumah. Konsep tingkat belakang ini memungkinkan pemilik rumah menambahkan area seperti ruang keluarga, kamar anak, atau ruang kerja tanpa harus memperluas bangunan ke samping. Desain ini juga memberi nilai estetika lebih, apalagi jika ditunjang dengan pencahayaan alami dan tata ruang terbuka.
Sementara itu, menurut Agung Murti Nugroho dalam Arsitektur Tropis Nusantara (2018), menjelaskan bahwa strategi dan aplikasi rumah tropis dapat diterapkan pada desain bertingkat belakang untuk menciptakan kenyamanan termal yang alami. Artinya, contoh rumah tingkat belakang tak hanya menjawab tantangan keterbatasan lahan, tetapi juga mampu menghadirkan hunian yang sejuk, terang, dan selaras dengan iklim tropis Indonesia.
Berikut ini Liputan6.com ulas selengkapnya, Minggu (29/6/2025).
Seperti apa potret mewahnya rumah Momo Geisha? Yuk, kita cek video di atas!
1. Desain Minimalis
Desain minimalis pada rumah tingkat belakang sangat diminati karena tampilannya yang sederhana namun tetap elegan. Pada konsep ini, rumah dirancang dengan garis-garis tegas, bentuk geometris yang sederhana, serta penggunaan material yang fungsional seperti beton, kayu, dan kaca.
Warna-warna netral seperti putih, abu-abu, dan krem mendominasi, sehingga rumah terasa lebih luas dan terang. Bagian belakang rumah yang bertingkat biasanya difungsikan sebagai kamar tidur tambahan, ruang kerja, atau ruang keluarga, sehingga penghuni dapat memanfaatkan ruang secara optimal tanpa membuat rumah terasa sempit.
Selain tampilannya yang modern, desain minimalis juga menekankan pada penataan furnitur yang efisien dan multifungsi. Setiap perabot dipilih dengan cermat agar tidak memakan banyak tempat, namun tetap memenuhi kebutuhan penghuni.
Ruang terbuka dan pencahayaan alami menjadi prioritas utama, sehingga suasana rumah terasa nyaman dan sehat. Konsep ini sangat cocok untuk keluarga muda atau pasangan yang menginginkan hunian praktis di tengah kota dengan lahan terbatas.
2. Gaya Japandi (Jepang-Scandinavia)
Gaya Japandi adalah perpaduan antara desain Jepang yang tenang dan sederhana dengan gaya Skandinavia yang hangat dan fungsional. Pada rumah tingkat belakang, gaya ini menonjolkan penggunaan material alami seperti kayu, batu, dan tekstil berwarna lembut. Tata letak ruangan dibuat terbuka dan minim sekat, sehingga sirkulasi udara dan cahaya alami dapat mengalir dengan baik ke seluruh bagian rumah, termasuk area tingkat di belakang.
Di lantai atas bagian belakang, ruang bisa dimanfaatkan sebagai kamar tidur utama, ruang meditasi, atau ruang baca yang tenang. Furnitur yang digunakan umumnya berdesain simpel, rendah, dan multifungsi, sehingga tidak membuat ruangan terasa penuh. Dengan sentuhan tanaman hijau dan pencahayaan alami, suasana rumah menjadi sangat nyaman dan menenangkan, cocok untuk mereka yang mendambakan ketenangan di tengah hiruk-pikuk perkotaan.
3. Desain Memanjang
Desain memanjang sangat cocok diterapkan pada lahan yang sempit dan panjang. Pada rumah tingkat belakang dengan konsep ini, bagian depan rumah difungsikan sebagai area publik seperti ruang tamu dan dapur, sementara bagian belakang yang bertingkat digunakan untuk ruang privat seperti kamar tidur dan ruang keluarga. Dengan denah linier, setiap ruangan mendapatkan pencahayaan dan ventilasi yang cukup, terutama jika terdapat jendela besar di bagian belakang.
Keunggulan desain memanjang adalah kemampuannya memanfaatkan setiap sudut lahan secara maksimal tanpa membuat rumah terasa sumpek. Lantai atas di bagian belakang memberikan privasi ekstra bagi penghuni, sehingga sangat cocok untuk keluarga dengan anggota yang membutuhkan ruang pribadi lebih. Selain itu, desain ini juga memungkinkan adanya taman kecil di belakang rumah, yang dapat digunakan sebagai area bersantai atau berkebun.
4. Konsep Industrial
Desain industrial pada rumah tingkat belakang menawarkan nuansa urban yang maskulin dan modern. Ciri khasnya adalah penggunaan material ekspos seperti beton, baja, dan kayu kasar yang dibiarkan tampil apa adanya. Lantai atas di bagian belakang biasanya difungsikan sebagai studio, ruang kerja kreatif, atau ruang baca dengan konsep open space. Langit-langit tinggi dan jendela besar menjadi elemen penting untuk memastikan rumah tetap terang dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
Selain tampilannya yang unik, desain industrial juga sangat fleksibel untuk diubah sesuai kebutuhan penghuni. Area bawah bisa tetap menyatu dengan dapur dan ruang tamu, sementara area atas dimanfaatkan untuk aktivitas yang membutuhkan privasi atau ketenangan. Gaya ini sangat cocok untuk kaum muda, pekerja kreatif, atau keluarga yang menginginkan hunian berbeda dari rumah pada umumnya.
5. Gaya Klasik
Rumah tingkat belakang bergaya klasik menonjolkan kemewahan dan keanggunan lewat detail ornamen, pilar, dan lengkungan pada fasad maupun interior. Warna-warna lembut seperti putih, krem, dan emas sering digunakan untuk memperkuat kesan elegan. Lantai atas di bagian belakang biasanya dilengkapi balkon dengan pagar berukir, yang dapat difungsikan sebagai area santai atau tempat menikmati pemandangan taman belakang.
Selain tampilannya yang mewah, desain klasik juga memberikan kenyamanan dan kehangatan bagi penghuni. Ruang-ruang di rumah ini biasanya berukuran cukup luas, sehingga setiap anggota keluarga memiliki ruang gerak yang cukup. Penataan interior yang simetris dan penggunaan material berkualitas tinggi membuat rumah terasa kokoh dan tahan lama, cocok untuk keluarga besar atau mereka yang menyukai nuansa tradisional yang abadi.
6. Atap Pelana
Desain rumah tingkat belakang dengan atap pelana menawarkan tampilan eksterior yang dinamis dan menarik. Atap pelana yang lebih tinggi di bagian belakang rumah memungkinkan adanya ruang tambahan di lantai atas, yang dapat digunakan sebagai kamar tidur, ruang keluarga, atau ruang kerja. Jendela tambahan di lantai atas juga membantu meningkatkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara, sehingga ruangan terasa lebih sejuk dan terang.
Selain fungsional, atap pelana juga memberikan nilai estetika pada rumah. Bentuk atap yang miring tidak hanya memperindah tampilan rumah, tetapi juga membantu mengalirkan air hujan dengan baik, sehingga mengurangi risiko kebocoran. Balkon di samping atau belakang rumah bisa dimanfaatkan sebagai area bersantai, menanam tanaman hias, atau sekadar menikmati udara segar di pagi hari.
7. Konsep Scandinavian
Contoh rumah tingkat belakang yang bisa anda jadikan inspirasi adalah konsep Scandinavian. Desain Scandinavian menekankan pada pencahayaan alami yang optimal dan penggunaan warna-warna terang seperti putih, abu-abu muda, dan krem. Material kayu ringan dan linen natural sering digunakan untuk menciptakan suasana hangat dan nyaman.
Lantai belakang bisa menjadi kamar tidur atau ruang keluarga kecil yang nyaman dengan jendela besar. Gaya Scandinavian menghadirkan desain terang dengan ruang terbuka. Interior didominasi warna putih, abu-abu terang, dan krem dengan material kayu ringan dan linen natural. Contoh rumah tingkat belakang dengan gaya Scandinavian menghadirkan desain terang dengan ruang terbuka. Interior didominasi warna putih, abu-abu terang, dan krem dengan material kayu ringan dan linen natural.
QnA Seputar Rumah Tingkat Belakang
Q: Apa itu rumah tingkat belakang?
A: Rumah tingkat belakang adalah tipe hunian yang memiliki tambahan lantai atau ruang bertingkat di bagian belakang bangunan. Konsep ini biasanya diterapkan untuk menyiasati lahan miring atau terbatas, di mana bagian depan tetap tampak satu lantai, sementara bagian belakang menampilkan lantai tambahan secara vertikal atau split-level.
Q: Apa kelebihan rumah tingkat belakang dibanding rumah bertingkat biasa?
A: Kelebihannya adalah tampilan depan rumah tetap sederhana dan menyatu dengan lingkungan, sementara ruang tambahan disembunyikan di belakang untuk fungsi privat. Rumah seperti ini juga lebih fleksibel dalam mengikuti kontur tanah dan memaksimalkan pencahayaan serta ventilasi alami di sisi belakang.
Q: Apakah rumah tingkat belakang cocok untuk daerah perkotaan?
A: Sangat cocok. Rumah tingkat belakang justru menjadi solusi populer di kota-kota besar karena menghemat lahan secara horizontal dan tetap memungkinkan penghuni memiliki ruang lebih tanpa membangun ke samping.
Q: Bagaimana cara merancang rumah tingkat belakang agar tetap nyaman?
A: Rancang dengan prinsip tata ruang terbuka, pertimbangkan akses cahaya alami, ventilasi silang, dan konektivitas antar lantai yang efisien. Pastikan juga sirkulasi antar lantai tetap mudah diakses oleh semua anggota keluarga.
Q: Apa tantangan terbesar dalam membangun rumah tingkat belakang?
A: Tantangan utamanya adalah perencanaan struktur bangunan, terutama jika tanah memiliki kemiringan. Perlu perhitungan matang terhadap fondasi dan saluran air, serta memastikan tidak terjadi genangan di area belakang yang lebih rendah.
Q: Apakah rumah tingkat belakang lebih mahal dibanding rumah biasa?
A: Biaya bisa sedikit lebih tinggi karena memerlukan perencanaan struktural tambahan, tetapi tergantung juga pada desain dan material yang digunakan. Dalam jangka panjang, rumah ini bisa lebih hemat karena efisien dalam penggunaan lahan dan energi.
Q: Apakah rumah tingkat belakang harus selalu dibangun di tanah miring?
A: Tidak harus. Meski ideal untuk tanah miring, konsep rumah tingkat belakang juga bisa diterapkan di lahan datar dengan desain split-level atau penurunan elevasi di bagian belakang secara artifisial.