7 Cara Mudah Membedakan Kencing Ular dan Tikus di Rumah untuk Lindungi Keluarga

8 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Menemukan noda atau cairan aneh di sudut rumah seringkali menimbulkan kekhawatiran akan keberadaan hama. Dua hewan yang paling sering menjadi biang keladi adalah ular dan tikus, yang keduanya dapat meninggalkan jejak kotoran dan urine.

Kemampuan untuk membedakan kencing ular dan tikus sangatlah penting. Ini bukan hanya soal identifikasi, tetapi juga berkaitan dengan cara penanganan yang berbeda, metode pembersihan yang spesifik, serta risiko kesehatan yang menyertainya.

Artikel ini akan mengulas tujuh cara mudah untuk mengidentifikasi perbedaan antara kencing ular dan tikus. Dengan pemahaman yang tepat, Anda dapat mengambil langkah pencegahan dan penanganan yang akurat demi menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan rumah.

Jadi simak informasi selengkapnya berikut ini, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, rabu (15/10/2025).

1. Perbedaan Dasar: Bentuk dan Wujud Fisik

Salah satu indikator utama untuk membedakan kencing ular dan tikus terletak pada wujud fisiknya. Kencing ular bukanlah cairan seperti yang umum dibayangkan, melainkan zat padat berwarna putih kapur yang dikenal sebagai urates.

Zat ini seringkali memiliki tekstur menyerupai kapur atau pasta kering yang mengeras. Sebaliknya, kencing tikus berwujud cairan, biasanya berwarna kuning atau kekuningan, yang akan meninggalkan noda atau residu berkerak saat mengering di permukaan.

Perbedaan mendasar antara bentuk padat dan cair ini menjadi petunjuk awal yang paling jelas. Mengamati konsistensi noda adalah langkah pertama yang krusial dalam proses identifikasi.

2. Warna: Putih Kapur vs. Kuning

Aspek warna juga menjadi penentu penting dalam membedakan kedua jenis kencing ini. Urates, atau "kencing" ular, memiliki warna putih terang atau krem yang sangat khas, seringkali menyerupai warna kapur tulis.

Di sisi lain, kencing tikus umumnya berwarna kuning hingga kuning-keputihan. Ketika kencing tikus mengering, noda yang tertinggal bisa terlihat seperti bercak kuning pucat atau kerak putih kekuningan.

Perhatikan nuansa warna pada noda yang ditemukan. Warna putih kapur cenderung mengarah ke ular, sementara spektrum kuning lebih mengindikasikan keberadaan tikus.

3. Aroma: Hampir Tak Berbau vs. Menyengat

Aroma merupakan petunjuk kuat lainnya. Urates ular sendiri sebenarnya hampir tidak berbau, meskipun kotoran padatnya yang sering bercampur dengannya mungkin memiliki bau samar.

Berbeda jauh, kencing tikus memiliki aroma amonia yang sangat kuat, menusuk, dan khas. Bau ini akan terasa lebih menyengat saat kencing masih segar dan pekat, seringkali menjadi tanda pertama infestasi tikus.

Jika Anda mencium bau pesing yang tajam dan tidak biasa, kemungkinan besar itu adalah kencing tikus. Ketiadaan bau menyengat pada noda putih justru mengarahkan pada kemungkinan kencing ular.

4. Lokasi dan Pola Ditemukan

Pola penemuan kotoran dan urine juga dapat memberikan petunjuk berharga. Urates ular hampir selalu ditemukan menempel atau berada sangat dekat dengan feses padatnya yang berwarna coklat tua atau hitam.

Hal ini terjadi karena kedua jenis limbah tersebut dikeluarkan bersamaan melalui satu lubang yang disebut kloaka. Sementara itu, kencing tikus sering ditemukan dalam bentuk ceceran atau genangan kecil.

Noda kencing tikus biasanya tersebar di sepanjang jalur yang mereka lalui, seperti di dinding, belakang lemari, atau di bawah peralatan rumah tangga. Kencing tikus juga seringkali terpisah dari kotoran padatnya yang berbentuk butiran.

5. ‘Kencing’ Ular Selalu Menempel pada Kotorannya

Poin ini menekankan kembali keunikan ekskresi ular. Anda akan sangat jarang menemukan urates (kencing ular) sendirian tanpa disertai feses padatnya.

Urates selalu menjadi bagian integral dari kotoran ular, membentuk "kotoran campuran" yang khas. Fenomena ini berbeda dengan kencing tikus yang seringkali ditemukan terpisah dari butiran kotorannya.

Jika noda putih kapur ditemukan menyatu dengan kotoran padat, ini adalah indikasi kuat bahwa Anda berhadapan dengan jejak ular.

6. Alat Ekskresi: Kloaka vs. Saluran Kemih

Perbedaan anatomi menjadi dasar mengapa ekskresi keduanya sangat berbeda. Ular memiliki satu lubang tunggal yang disebut kloaka untuk membuang semua limbah, termasuk kotoran padat dan urates, serta untuk reproduksi.

Ini menjelaskan mengapa kotoran ular selalu "lengkap" dengan gumpalan urates putihnya. Sebaliknya, tikus, sebagai mamalia, memiliki sistem saluran kemih dan anus yang terpisah untuk mengeluarkan urine dan feses.

Pemahaman tentang sistem ekskresi ini membantu mengonfirmasi mengapa kencing ular berwujud padat dan selalu bersama feses, sementara kencing tikus cair dan bisa ditemukan terpisah.

7. Gunakan Senter UV (Blacklight)

Untuk identifikasi yang lebih akurat, senter UV atau blacklight dapat menjadi alat bantu yang efektif. Kencing tikus akan bercahaya atau berfluoresensi di bawah sinar UV, menampilkan jejak urine yang mungkin tidak terlihat oleh mata telanjang.

Alat ini sangat membantu untuk melacak sebaran dan lokasi urine tikus, terutama di area gelap atau tersembunyi. Sebaliknya, urates atau "kencing" ular umumnya tidak akan bercahaya secerah urine tikus di bawah paparan sinar UV.

Penggunaan senter UV bisa menjadi konfirmasi terakhir dalam membedakan kedua jenis kencing ini, terutama jika tanda-tanda lain masih ambigu.

Memahami perbedaan antara kencing ular dan tikus adalah langkah awal yang krusial dalam menjaga kebersihan dan keamanan rumah. Identifikasi yang tepat memungkinkan Anda untuk mengambil tindakan pembersihan yang sesuai dan mencari bantuan profesional jika diperlukan, terutama mengingat risiko kesehatan serius yang dapat ditimbulkan oleh kotoran tikus.

FAQ

Q: Apa benar kencing ular berwarna putih dan padat?

A: Ya, benar. Yang disebut "kencing ular" sebenarnya adalah asam urat yang dikristalkan (disebut urates) berwujud padat dan berwarna putih kapur, bukan cairan.

Q: Mengapa kencing tikus sangat berbahaya?

A: Kencing tikus mengandung bakteri dan virus patogen yang dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti Leptospirosis dan Hantavirus pulmonary syndrome.

Q: Bisakah saya membersihkan kencing tikus sendiri?

A: Bisa, asalkan menggunakan alat pelindung diri (masker N95, sarung tangan) dan larutan disinfektan. Hindari menyapu atau menyedot debu.

Q: Bagaimana jika saya hanya menemukan kotoran padatnya saja?

A: Kotoran ular biasanya coklat/hitam, tubular, sering disertai urates putih. Kotoran tikus butiran kecil padat seperti beras, hitam/coklat gelap, dan tersebar.

Q: Apa yang harus saya lakukan setelah mengidentifikasi jenis kencingnya?

A: Jika kencing tikus, bersihkan dengan aman dan pertimbangkan jasa pengendali hama. Jika kencing ular, berhati-hatilah dan hubungi profesional penangkap ular.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |