Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadan 2025 akan dihiasi dengan fenomena langit yang menakjubkan, salah satunya adalah hujan meteor Gamma Normid. Hujan meteor ini akan mencapai puncaknya pada 14—15 Maret 2025 dan dapat disaksikan dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Fenomena ini semakin istimewa karena terjadi bersamaan dengan gerhana bulan total dan bulan cacing (worm moon). Kombinasi tiga fenomena langit ini menjadikan malam Ramadan 2025 sebagai momen yang langka dan spektakuler.
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Jumat (14/3/2025), berikut 5 fakta menarik tentang hujan meteor Gamma Normid, bagaimana cara mengamatinya, serta alasan mengapa peristiwa ini menjadi begitu spesial di tahun ini.
Asal-usul Hujan Meteor Gamma Normid
Hujan meteor terjadi ketika Bumi melewati jalur yang pernah dilintasi oleh komet atau asteroid. Sisa-sisa puing dari benda langit tersebut tertarik oleh gravitasi Bumi, memasuki atmosfer, dan terbakar hingga menghasilkan kilatan cahaya yang kita kenal sebagai meteor.
Namun, yang membuat Gamma Normid unik adalah asal usulnya yang belum diketahui. Hingga kini, astronom belum dapat mengidentifikasi komet atau asteroid induk yang menjadi sumber hujan meteor ini. Satu hal yang pasti, titik radian hujan meteor ini berasal dari konstelasi Norma, yang terletak di belahan langit selatan.
Hujan meteor Gamma Normid aktif dari 25 Februari hingga 28 Maret 2025, dengan puncaknya terjadi pada 14—15 Maret. Selama puncaknya, akan terlihat sekitar 4—6 meteor per jam, dengan kecepatan mencapai 68 km/detik saat memasuki atmosfer Bumi.
Kapan dan Bagaimana Cara Melihat Hujan Meteor Gamma Normid
Hujan meteor Gamma Normid akan terlihat jelas dari Indonesia pada 14 Maret malam hingga 15 Maret dini hari. Waktu terbaik untuk menyaksikannya adalah mulai pukul 21.48 WIB hingga 05.34 WIB.
Untuk mendapatkan pengalaman terbaik dalam mengamati hujan meteor, berikut beberapa tips:
- Pilih lokasi yang jauh dari polusi cahaya seperti pedesaan atau pegunungan.
- Hindari penggunaan alat optik seperti teleskop, karena meteor lebih mudah dilihat dengan mata telanjang.
- Cari area dengan langit yang cerah, tanpa awan atau hujan.
- Berbaring atau duduk santai, karena meteor bisa muncul dari berbagai arah.
Mengingat intensitas Gamma Normid tidak terlalu tinggi, kesabaran adalah kunci untuk bisa menyaksikan keindahannya secara maksimal.
Fenomena Langit Lain yang Terjadi Bersamaan
Ramadan 2025 tidak hanya dihiasi oleh hujan meteor Gamma Normid, tetapi juga gerhana bulan total dan fenomena bulan cacing (worm moon).
a) Gerhana Bulan Total
Menurut Liputan6, gerhana bulan total akan terjadi pada 14 Maret 2025 pukul 12.09—15.47 WIB. Sayangnya, fenomena ini tidak bisa disaksikan langsung di Indonesia karena terjadi pada siang hari.
Namun, bagi yang ingin menyaksikan gerhana ini, beberapa lembaga astronomi akan menyediakan siaran langsung melalui platform daring.
b) Bulan Cacing (Worm Moon)
Fenomena worm moon adalah bulan purnama yang terjadi di bulan Maret. Nama ini berasal dari budaya penduduk asli Amerika, yang mengaitkan kemunculan bulan ini dengan aktivitas cacing tanah yang mulai muncul dari tanah yang mencair setelah musim dingin.
Pada tahun ini, worm moon terjadi bersamaan dengan gerhana bulan total, sehingga bulan akan tampak berwarna merah atau oranye, sering disebut sebagai blood moon.
Apakah Hujan Meteor Gamma Normid Berbahaya?
Meskipun terdengar dramatis, hujan meteor Gamma Normid tidak berbahaya bagi Bumi. Sebagian besar meteor dalam hujan ini akan terbakar habis di atmosfer, sehingga tidak akan menimbulkan dampak yang berbahaya di permukaan Bumi.
Namun, dalam kasus yang sangat langka, ada kemungkinan beberapa meteor tidak sepenuhnya terbakar dan jatuh ke permukaan sebagai meteorit. Tetapi, peluang ini sangat kecil dan hampir tidak berdampak pada kehidupan sehari-hari.
Mengapa Fenomena Ini Sangat Langka di Bulan Ramadan?
Hujan meteor Gamma Normid yang terjadi pada Ramadan 2025 menjadi lebih istimewa karena bertepatan dengan penyelarasan kalender Hijriah dan kalender Masehi yang hanya terjadi setiap 33 tahun sekali.
Para ahli astronomi memperkirakan bahwa Ramadan pada tahun ini akan dimulai pada 1 Maret 2025, yang berarti awal bulan Hijriah dan Masehi dimulai pada hari yang sama. Keselarasan astronomi ini sangat langka dan tidak akan terjadi lagi dalam waktu dekat.
Ramadan 2025 bukan hanya istimewa karena peristiwa langit yang menakjubkan, tetapi juga karena keselarasan waktu yang jarang terjadi dalam sejarah kalender Islam.
Pertanyaan Seputar Topik
1. Apakah hujan meteor Gamma Normid bisa dilihat tanpa teleskop?
Ya. Hujan meteor ini bisa diamati dengan mata telanjang, tanpa perlu alat bantu seperti teleskop atau binokular.
2. Di mana lokasi terbaik untuk melihat hujan meteor ini?
Lokasi terbaik adalah area yang jauh dari polusi cahaya, seperti daerah pedesaan, pegunungan, atau pantai yang tidak banyak terkena cahaya lampu kota.
3. Mengapa Gamma Normid terjadi setiap tahun, tetapi baru populer tahun ini?
Gamma Normid terjadi setiap tahun, tetapi tahun ini menjadi spesial karena bertepatan dengan Ramadan, gerhana bulan total, dan bulan cacing, yang semuanya hanya terjadi bersamaan dalam siklus tertentu.
4. Apakah hujan meteor ini berbahaya bagi manusia?
Tidak. Mayoritas meteor akan terbakar di atmosfer dan tidak akan mencapai permukaan Bumi dalam ukuran yang berbahaya.