Waspada Efek Kebanyakan Makan Daging Kurban, Tidak Cuma Kolesterol dan Asam Urat

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta Saat Hari Raya Iduladha tiba, hidangan berbahan dasar daging kurban seolah menjadi menu wajib yang mendominasi meja makan. Rendang, sate, gulai, dan berbagai masakan lezat lainnya menggugah selera. Namun, tahukah Anda bahwa efek kebanyakan makan daging kurban secara berlebihan dapat memicu berbagai risiko kesehatan yang serius? 

Konsumsi daging merah, seperti sapi dan kambing, memang memiliki manfaat karena kaya akan protein, zat besi, dan vitamin B12. Akan tetapi, jika dikonsumsi secara berlebihan, dampaknya bisa merugikan tubuh. Sebuah studi dari National Institutes of Health (NIH) membuktikan bahwa satu porsi tambahan daging merah per hari dapat meningkatkan risiko kematian hingga 13-20%. 

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai efek kebanyakan makan daging kurban, khususnya risiko peningkatan kadar kolesterol dan asam urat. Kami akan mengulas bukti-bukti ilmiah dari berbagai sumber terpercaya, termasuk NIH, National Health Service (NHS), dan studi-studi klinis lainnya. Selain itu, kami juga akan memberikan tips aman dan sehat dalam menikmati hidangan daging kurban agar Anda tetap bisa merayakan Iduladha dengan gembira tanpa mengorbankan kesehatan.

Simak ulasan selengkapnya berikut ini sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (4/6/2025).

Tradisi Muslim di Indonesia berbagi daging qurban kepada yang membutuhkan. Hewan kurban disembelih untuk mendekatkan diri kepada Allah

Daging Kurban & Kolesterol Jahat (LDL)

Salah satu efek kebanyakan makan daging kurban yang paling umum adalah peningkatan kadar kolesterol jahat atau Low-Density Lipoprotein (LDL) dalam darah. Daging merah, terutama yang berlemak, mengandung lemak jenuh yang dapat merangsang produksi kolesterol LDL di hati. 

Sebuah meta-analisis menunjukkan bahwa konsumsi daging merah dapat meningkatkan kadar trigliserida hingga 0.29 mmol/L (Frontiers in Cardiovascular Medicine, 2022). Lemak jenuh dalam daging merah menjadi pemicu utama peningkatan kadar kolesterol LDL, yang kemudian dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan membentuk plak.

Penumpukan plak kolesterol ini dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, menghambat aliran darah, dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, serta hipertensi. National Health Service (NHS) dan World Health Organization (WHO) juga menekankan pentingnya membatasi konsumsi daging merah berlemak untuk menjaga kesehatan jantung.

Untuk memberikan gambaran visual, berikut adalah grafik perbandingan kadar LDL antara kelompok yang mengonsumsi daging merah dengan kelompok yang mengonsumsi ikan atau kacang-kacangan.

Daging Kurban & Asam Urat

Purine dalam Daging: Pemicu Hiperurisemia

Selain kolesterol, efek kebanyakan makan daging kurban juga dapat memicu peningkatan kadar asam urat dalam darah. Daging merah dan organ dalam (hati, ginjal) kaya akan purin, senyawa alami yang dipecah menjadi asam urat di dalam tubuh. 

Bukti klinis menunjukkan bahwa konsumsi daging merah dan organ dalam secara berlebihan dapat meningkatkan kadar asam urat, terutama pada orang yang memiliki predisposisi genetik terhadap penyakit asam urat atau gout. Sebuah studi di Arab Saudi menemukan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi daging lebih dari 138 gram per hari mengalami peningkatan kadar asam urat dan gangguan mood (PMC, 2023).

Peningkatan kadar asam urat yang signifikan dapat menyebabkan kristalisasi asam urat di persendian, memicu peradangan dan nyeri sendi yang hebat (gout). Selain itu, kadar asam urat yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal dan komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia.

Angka Kritis yang Harus Diwaspadai

Untuk memantau risiko peningkatan asam urat, penting untuk mengetahui patokan medis yang normal. Kadar asam urat normal pada wanita adalah antara 2.6 hingga 5.7 mg/dL. Kadar di atas 7 mg/dL dianggap sebagai hiperurisemia (NIH, NHS).

Sebagai gambaran, 100 gram daging sapi mengandung sekitar 110-150 mg purin (Healthline). Konsumsi berlebihan, terutama jika disertai dengan faktor risiko lain seperti obesitas dan kurangnya aktivitas fisik, dapat dengan cepat meningkatkan kadar asam urat hingga melampaui batas normal.

Risiko Kesehatan Lainnya

Inflamasi dan Kerusakan Organ

Efek kebanyakan makan daging kurban tidak hanya terbatas pada peningkatan kolesterol dan asam urat. Kadar asam urat yang tinggi dapat memicu stres oksidatif, yang dapat merusak pembuluh darah dan ginjal (Frontiers in Cardiovascular Medicine, 2022). 

Selain itu, daging olahan seperti sosis dan kornet juga mengandung zat-zat aditif yang dapat meningkatkan risiko kanker usus hingga 17-30% (NHS, WHO). Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi daging olahan dan memilih daging segar yang lebih sehat.

Kaitan dengan Gangguan Mental

Studi terbaru menunjukkan adanya kaitan antara konsumsi daging berlebihan dengan gangguan mental, seperti depresi dan ansietas. Sebuah penelitian menemukan bahwa konsumsi daging berlebihan terkait dengan depresi dan ansietas dua kali lebih tinggi pada ibu hamil (PMC, 2023).

Mekanisme yang mendasari kaitan ini adalah inflamasi sistemik yang dapat mengganggu keseimbangan neurotransmiter di otak, seperti serotonin dan dopamin, yang berperan penting dalam regulasi mood.

Solusi Sehat Konsumsi Daging Kurban

Agar tetap bisa menikmati hidangan daging kurban tanpa membahayakan kesehatan, penting untuk memperhatikan batasan konsumsi yang aman. World Health Organization (WHO) dan National Health Service (NHS) merekomendasikan untuk membatasi konsumsi daging merah hingga maksimal 70 gram per hari, setara dengan satu potong steak kecil.

Selain itu, disarankan untuk mengganti sebagian konsumsi daging dengan sumber protein alternatif yang lebih sehat, seperti ikan (yang kaya akan omega-3), kacang-kacangan, dan tahu.

Tips Olahan Daging Minim Risiko

  1. Pilih Bagian Lean: Hindari bagian daging yang mengandung banyak lemak visible, seperti iga. Pilihlah bagian has dalam yang lebih rendah lemak.
  2. Metode Masak: Rebus atau kukus lebih baik daripada memanggang atau menggoreng. Memasak daging pada suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa karsinogenik seperti Heterocyclic Amines (HAA) dan Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH).
  3. Kombinasi Serat: Tambahkan sayuran tinggi antioksidan, seperti brokoli dan wortel, untuk membantu menetralkan efek purin dan mengurangi risiko inflamasi.

Mitos vs. Fakta Seputar Daging Kurban

Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat seputar konsumsi daging kurban. Mari kita luruskan beberapa di antaranya:

Mitos 1: "Daging kambing lebih sehat daripada daging sapi."

Fakta: Justru sebaliknya, daging kambing cenderung lebih tinggi kandungan lemak jenuhnya dibandingkan daging sapi (NHS: 4.1 g/100 gr vs. sapi 2.7 g).

Mitos 2: "Jeroan aman dikonsumsi asalkan tidak berlebihan."

Fakta: Hati dan ginjal merupakan organ yang mengandung kadar purin tertinggi (500-1000 mg/100 gr). Konsumsi jeroan dapat menjadi pemicu utama peningkatan kadar asam urat (Healthline).

Efek kebanyakan makan daging kurban bukan hanya sebatas peningkatan kadar kolesterol dan asam urat, tetapi juga dapat memicu inflamasi kronis dan gangguan mental. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi daging kurban secara bijak dan memperhatikan batasan yang direkomendasikan.

Setelah perayaan Iduladha, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kadar kolesterol dan asam urat, terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau asam urat. Jangan ragu untuk membagikan artikel ini ke grup keluarga agar tradisi kurban tetap sehat dan bermakna bagi kita semua!

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |