Tim yang Pernah Dilatih Patrick Kluivert Kalah WO usai 30 Menit Melawan Galatasaray, Presiden Klub Putuskan Mundur

Bola.com, Jakarta - Presiden Klub Adana Demirspor membuat keputusan yang mengejutkan dengan mengundurkan diri dari posisinya demi alasan 'kebaikan'. Langkah ini diambil setelah tim yang pernah dilatih oleh Patrick Kluivert itu memutuskan untuk meninggalkan pertandingan (WO) saat melawan Galatasaray ketika pertandingan baru berlangsung selama 30 menit pada Minggu, 9 Februari 2025.

Awal pertandingan tidak menunjukkan kejanggalan, dan pertandingan berjalan seperti biasa. Namun, situasi berubah ketika wasit Oguzhan Cakir memberikan penalti kepada Galatasaray di menit ke-12. Alvaro Morata menjalankan tugasnya dengan sempurna dan berhasil mencetak gol melalui tendangan penalti.

Sembilan belas menit setelah kejadian tersebut, tepatnya pada menit ke-30, pelatih kiper Adana Demirspor, Mustafa Alper Avci, menerima instruksi dari Presiden klub, Bedirhan Durak, untuk memerintahkan para pemain meninggalkan lapangan.

Pemain Galatasaray tetap berada di lapangan hingga wasit dan perangkat pertandingan lainnya membuat keputusan akhir, yang menyatakan bahwa Adana Demirspor dianggap mengabaikan pertandingan atau WO.

Bedirhan Durak menyatakan pengunduran dirinya pada hari Senin pagi, sehari setelah tim Turki meninggalkan lapangan sebagai bentuk protes selama pertandingan Super Lig melawan Galatasaray. Tindakan ini merupakan respons terhadap ketidakpuasan yang mendalam terhadap situasi yang terjadi di lapangan.

"Saya sekarang sedih melihat bahwa kita telah mencapai kebuntuan. Demi klub saya, keluarga saya, orang yang saya cintai, dan kesehatan saya, dengan ini saya mengumumkan pengunduran diri saya dari kursi kepresidenan," ungkap Durak dalam sebuah pernyataan resmi yang disampaikan kepada publik.

Menurut laporan dari ESPN, pihak manajemen klub Adana menyatakan bahwa keputusan untuk tidak melanjutkan pertandingan diambil sebagai protes terhadap kinerja komite wasit dan federasi sepak bola Turki. Bahkan, ada kabar bahwa klub-klub Liga Turki lainnya siap melakukan tindakan serupa jika tidak ada perubahan dalam situasi saat ini.

Pada bulan Desember 2023, misalnya, Presiden MKE Ankaragucu, Faruk Koca, dikenai sanksi oleh Federasi Sepak Bola Turki karena memasuki lapangan dan melakukan tindakan kekerasan terhadap wasit Halil Umut Meler. Selain itu, Jose Mourinho juga dikenai hukuman karena protesnya terhadap VAR, di mana ia menuduh ofisial VAR, Atilla Karaoglan, lebih memilih untuk bersantai dengan minum teh daripada memperhatikan pertandingan antara Fenerbahce dan Trabzonspor.

Dalam sebuah wawancara terpisah, pelatih Galatasaray, Okan Buruk, menyatakan bahwa keputusan wasit memberikan penalti yang menguntungkan timnya dianggap tidak tepat. Ia menilai keputusan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Lebih lanjut, Buruk menyoroti bahwa keputusan tersebut mungkin telah diantisipasi oleh beberapa pihak.

Menurutnya, "Kami tidak menyangka ini, tetapi rupanya, beberapa orang menunggunya dan segera memposting tweet. Saya tidak ingin mengambil kesalahan siapa pun. Saya mengucapkan selamat kepada para pemain Adana Demirspor, mereka berjuang dengan sangat baik. Para penggemar memiliki spanduk bertuliskan, 'Kami tidak pernah menyerah'."

Buruk juga menambahkan bahwa menurut pandangannya, kemungkinan besar kejadian tersebut seharusnya tidak berujung pada penalti. Ia merasa bahwa ini bukan pertama kalinya kesalahan dibuat terhadap Adana Demirspor. "Menurut pendapat saya, kemungkinan besar itu bukan penalti. Ini bukan kesalahan pertama yang dibuat terhadap Adana Demirspor. Saya tidak percaya ini adalah keputusan yang tidak bersalah dan spontan," ungkapnya.

Buruk menegaskan bahwa keputusan tersebut tampaknya tidak sepenuhnya bebas dari pengaruh eksternal, dan ia berharap ke depan wasit dapat membuat keputusan yang lebih adil dan tepat. Dengan demikian, ia menekankan pentingnya integritas dalam setiap pertandingan sepak bola untuk memastikan bahwa hasil pertandingan mencerminkan usaha dan kemampuan tim yang bertanding.