Liputan6.com, Jakarta Di era media sosial, ekspresi kecintaan seseorang terhadap suatu bisa melampaui batas konvensional. Mulai dari koleksi merchandise hingga mengubah gaya hidup, para penggemar menunjukkan loyalitas dengan cara yang beragam. Namun, kisah seorang perempuan asal Swiss berikut ini mungkin menjadi salah satu ekspresi paling ekstrem dan unik.
Alih-alih sekadar mengoleksi kaleng atau merchandisenya, perempuan bernama Dew memutuskan untuk menato lengannya dengan kode batang (barcode) dari minuman energi favoritnya, Red Bull. Tato ini bahkan bisa dipindai di kasir swalayan seperti transaksi nyata.
Cerita ini menjadi viral setelah video Dew memindai tato barcodenya tersebar luas di TikTok dan Instagram. Simak kisah selengkapnya berikut ini, dirangkum Liputan6.com dari laman nypost.com, Minggu (25/5/2025).
Awal Mula Inspirasi, dari Brokoli ke Red Bull
Dew, seorang kreator konten asal Swiss yang aktif di media sosial dengan nama pengguna @mycringe.shitt, awalnya tidak berniat menato barcode Red Bull. Ia sempat mempertimbangkan desain tato yang lebih jenaka, seperti gambar brokoli. Namun, setelah berpikir tentang energi dan semangat, pikirannya langsung tertuju pada Red Bull, minuman yang ia sukai dan konsumsi secara rutin.
Keputusan untuk menato barcode ini tidak muncul begitu saja. Ia mengaku sudah lama memikirkan ide tersebut, namun tidak langsung berani merealisasikannya. Ketika akhirnya ia putuskan untuk mengabadikan cintanya terhadap Red Bull, ia ingin memberikan sentuhan personal.
Tato barcode tersebut tidak berdiri sendiri. Dew menambahkan ilustrasi seekor cacing yang sedang "menggigit" barcode, yang ternyata terinspirasi dari gambar buatan adik perempuannya. Kombinasi antara kecintaan terhadap Red Bull dan kenangan personal terhadap keluarga menjadikan tato ini lebih bermakna bagi dirinya.
Desain tersebut bahkan mengingatkan sebagian orang pada elemen visual dari gim video seperti "Hitman", di mana barcode memiliki peran simbolik yang kuat. Untuk mewujudkan tato ini, Dew rela mengeluarkan biaya lebih dari $600 USD atau sekitar Rp 9 juta.
Barcode yang Benar-benar Bisa Dipindai
Yang membuat tato Dew begitu menarik perhatian publik adalah fungsionalitasnya. Dalam video viral yang telah ditonton lebih dari 7,9 juta kali di TikTok, Dew memindai tato di lengannya pada mesin kasir swalayan. Hasilnya? Barcode tersebut berhasil terbaca dan langsung menampilkan satu kaleng Red Bull ukuran 250 ml di layar.
Dew sendiri mengaku tidak menyangka barcode tersebut benar-benar bisa bekerja. Bahkan sang seniman tato sempat meragukan keberhasilannya. Namun, eksperimen itu sukses, dan Dew membagikan momen kemenangannya di media sosial dengan penuh semangat.
Respons netizen terhadap aksi Dew sangat beragam. Banyak yang terkesima dengan ide dan keberaniannya, menyebutnya sebagai “brilian” dan “desain tato terbaik yang pernah ada.” Red Bull Jerman pun memuji aksi tersebut dengan menyebutnya “Inkcredible.”
Namun, tidak sedikit pula yang mengkritik keputusannya. Sebagian orang khawatir barcode akan menjadi tidak berguna jika perusahaan mengubah sistem identifikasi produk mereka. Menanggapi hal ini, Dew dengan santai menjawab bahwa ia “tidak peduli” apabila barcode-nya suatu hari tak lagi terbaca.
Tato Simbol Identitas dan Pilihan Hidup
Bagi Dew, tato barcode Red Bull bukan sekadar gaya atau tren. Ini adalah representasi dari semangat, energi, dan ekspresi diri. Ia tidak hanya menunjukkan kecintaan pada suatu merek, tetapi juga menggambarkan bagaimana seni, teknologi, dan identitas dapat bersatu dalam bentuk yang tak biasa.
Kisahnya membuka percakapan tentang batas antara tubuh sebagai kanvas seni dan teknologi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Apakah tindakan ini eksentrik atau jenius? Publik bebas menilai, tetapi satu hal yang pasti—Dew telah menciptakan sebuah cerita yang tak mudah dilupakan.