:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5195918/original/023249000_1745387162-gal1.jpg)
1/6
Umat Hindu mengikuti upacara persembahyangan Hari Raya Galungan di Pura Amertha Sari, Cinere, Jakarta Selatan, Rabu (23/4/2025). (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5195919/original/073175800_1745387162-gal3.jpg)
1/6
Hari Raya Galungan dirayakan umat Hindu sebagai hari kemenangan kebaikan atau kebenaran (Dharma) atas kejahatan (Adharma). (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5195920/original/026723700_1745387163-gal4.jpg)
1/6
Galungan juga menjadi hari untuk merayakan terciptanya alam semesta beserta isinya. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5195921/original/071511000_1745387163-gal6.jpg)
1/6
Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu Bali setiap 210 hari sekali dengan menggunakan perhitungan kalender Bali yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5195922/original/011430600_1745387164-gal7.jpg)
1/6
Perayaan Galungan tidak hanya sarat nilai filosofis, tetapi juga menjadi ajang refleksi spiritual. (merdeka.com/Arie Basuki)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5195923/original/051691600_1745387164-gal8.jpg)
1/6
Untuk diketahui, secara etimologis, Galungan bermakna “bertemu” atau “bersatu”, yang menggambarkan bersatunya kekuatan rohani dalam diri manusia untuk menegakkan kebaikan. (merdeka.com/Arie Basuki)